I read Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 3 for the Neverland Bookclub’s December read-along. We could choose any volume from the Zenitendo series, so I queued for all five books. After waiting, I was super excited when the third book finally became available in Ruang Buku Kominfo. Since Zenitendo is a collection of short stories, it didn’t matter that I started with volume three.
(Aku membaca Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 3 untuk acara baca bareng Neverland Bookclub bulan Desember. Kami dapat memilih volume mana saja dari seri Zenitendo, jadi aku mengantre untuk pinjam kelima bukunya. Setelah menunggu, seneng banget ketika buku ketiga akhirnya tersedia di Ruang Buku Kominfo. Karena Zenitendo adalah kumpulan cerita pendek, tidak masalah jika kita mulai dari volume ketiga.)
BOOK REVIEW
Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 3 is a fun mix of magic and life lessons, with each story teaching something meaningful in a creative way. In stories like Acar Plum Anti Keriput and Soda Mumi, the book talks about how chasing perfection whether it’s about looking younger or losing weight, can be harmful. The characters use magical snacks to fix their insecurities, but things don’t turn out as they hope. These stories made me think about how society puts so much pressure on us to look a certain way, and the author seems to be saying that it’s better to focus on self-acceptance and not let those things control us.
I also really like Wafer Pelahap Mimpi. It’s about a dad who has to decide between getting revenge on the person who cursed his daughter or helping her recover from the curse. He chooses to help his daughter, and that choice ends up solving everything in a fair way. The story shows how kindness and staying true to your values can make a difference. It’s a reminder that compassion is often a better choice compared to acting out of anger or revenge.
I noticed how the stories also dig into topics like unfulfilled wishes, understanding others, and dealing with modern technological pressures. In Kerupuk Beras Permohonan, the main character tries to use magic to control which classmates he’ll be with, but his plan backfires because someone else makes a similar wish. It made me think about how relying on shortcuts like magic or even just expecting life to go exactly as planned doesn’t usually work. The story seems to say that life’s lessons come from facing challenges and figuring things out, not from getting everything handed to us.
Then there’s Onde Onde Kakak Adik, which sends the message about family empathy. The character gets to live as different family members and finally understands how hard everyone works in their own way. I think it’s a great reminder to appreciate what your family does for you and not take their roles for granted. Seeing things from someone else’s perspective can help us understand each other better and get along.
Stiker Penjawab Telepon felt super relatable in today’s technology-obsessed world. The girl in the story is glued to her phone, and it’s stressing her out and keeping her from living her life. The magical sticker helps for a while, but she eventually realizes that disconnecting is the only way to truly feel at peace. I like how this story shows the downside of being online too much and reminds us to take breaks and focus on what really matters in life.
(Toko Jajanan Ajaib Zenitendo 3 adalah perpaduan seru antara keajaiban dan pelajaran hidup, dengan setiap cerita mengajarkan sesuatu yang bermakna dengan cara yang kreatif. Dalam cerita seperti Acar Plum Anti Keriput dan Soda Mumi, buku ini berbicara tentang bagaimana mengejar kesempurnaan, entah itu demi terlihat lebih muda atau menurunkan berat badan, bisa jadi berbahaya. Tokoh-tokohnya menggunakan camilan ajaib untuk menghadapi perasaan insecure mereka, tetapi hasilnya tidak sesuai harapan. Cerita-cerita ini membuat kita berpikir tentang bagaimana masyarakat memberi begitu banyak tekanan pada kita untuk tampil dengan cara tertentu, dan penulisnya tampaknya mengatakan bahwa lebih baik fokus pada penerimaan diri dan tidak membiarkan hal-hal itu mengendalikan kita.
Aku juga sangat suka Wafer Pelahap Mimpi. Cerita ini tentang seorang ayah yang harus memutuskan antara membalas dendam pada orang yang mengutuk putrinya atau membantunya pulih dari kutukan. Ia memilih untuk membantu putrinya, dan pilihan itu akhirnya menyelesaikan semuanya dengan cara yang adil. Cerita ini menunjukkan bagaimana kebaikan dapat membuat perbedaan. Ini adalah pengingat bahwa kasih sayang sering kali merupakan pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan bertindak karena marah atau membalas dendam.
Aku perhatikan bagaimana cerita-cerita di buku ini juga mengupas topik-topik seperti keinginan yang tidak terpenuhi, memahami orang lain, dan menghadapi tekanan teknologi modern. Dalam Kerupuk Beras Permohonan, tokoh utamanya mencoba menggunakan sihir untuk mengendalikan teman sekelas mana yang akan bersamanya, tetapi rencananya menjadi bumerang karena ada orang lain yang mengajukan keinginan serupa. Hal ini membuat kita berpikir tentang bagaimana mengandalkan jalan pintas seperti sihir atau bahkan sekadar mengharapkan hidup berjalan sesuai rencana biasanya tidak berhasil. Cerita ini seolah mengatakan bahwa pelajaran hidup datang dari menghadapi tantangan dan mencari tahu, bukan dari mendapatkan segalanya yang diberikan kepada kita.
Lalu ada Onde Onde Kakak Adik, yang menyampaikan pesan tentang empati keluarga. Tokoh di kisah ini dapat hidup sebagai anggota keluarga yang berbeda dan akhirnya memahami betapa kerasnya setiap orang bekerja dengan cara mereka sendiri. Menurutku ini adalah pengingat yang bagus untuk menghargai apa yang keluarga kita lakukan untuk kita dan tidak menganggap remeh peran mereka. Melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dapat membantu kita memahami satu sama lain dengan lebih baik dan rukun.
Stiker Penjawab Telepon terasa sangat relevan di dunia yang terobsesi dengan teknologi saat ini. Anak perempuan dalam cerita ini terpaku pada ponselnya, dan hal itu membuatnya stres dan menghalanginya menjalani hidupnya. Stiker ajaib membantunya untuk sementara waktu, tetapi ia akhirnya menyadari bahwa memutus koneksi adalah satu-satunya cara untuk benar-benar merasa damai. Aku suka bagaimana cerita ini menunjukkan sisi buruk dari terlalu banyak online dan mengingatkan kita untuk beristirahat dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup.)
CONCLUSION
In the end, I found Zenitendo 3 to be a fun mix of magical stories and real-life lessons. The book touches on important themes like the dangers of obsession, understanding what we really want, the importance of empathy, and how we need to balance technology with real-life connections. Each story reminds us that while magic or shortcuts might seem like easy fixes, true growth and happiness come from taking responsibility, thinking about our choices, and learning from our experiences. By combining fantasy with real life struggles, Zenitendo 3 not only entertains but also teaches us how to handle life’s challenges.
(Pada akhirnya, aku merasa Zenitendo 3 merupakan perpaduan yang menyenangkan antara kisah-kisah ajaib dan pelajaran kehidupan nyata. Buku ini menyentuh tema-tema penting seperti bahaya obsesi, memahami apa yang sebenarnya kita inginkan, pentingnya empati, dan bagaimana kita perlu menyeimbangkan teknologi dengan hubungan di dunia nyata. Setiap kisah mengingatkan kita bahwa meskipun keajaiban atau jalan pintas mungkin tampak seperti solusi yang mudah, perubahan dan kebahagiaan sejati datang dari mengambil tanggung jawab, memikirkan pilihan-pilihan kita, dan belajar dari pengalaman-pengalaman kita. Dengan menggabungkan fantasi dengan permasalahan kehidupan nyata, Zenitendo 3 tidak hanya menghibur tetapi juga mengajarkan kita cara menghadapi tantangan hidup.)