Sebelumnya saya sudah membahas
mengenai hal-hal yang sering dilupakan saat pakai skincare, yang bisa memicu
beberapa masalah pada kulit. Kali ini saya akan membahas mengenai produk
skincare yang sudah lama kita gunakan namun tiba-tiba seperti tidak berfungsi
atau malah menyebabkan iritasi, padahal sebelumnya baik-baik saja.
Salah satu permasalahan yang sering
dijumpai dalam penggunaan skincare adalah skincare tidak lagi berfungsi atau
bekerja seperti biasanya. Pada kasus lain, produk skincare yang kita gunakan
malah tiba-tiba menimbulkan reaksi iritasi di kulit, padahal sebelumnya kita
cocok menggunakannya. Anggapan umum yang sering menjadi ketakutan adalah
jangan-jangan kulit kita sudah kebal dengan ingredients dalam skincare yang
kita gunakan, sehingga tidak berfungsi atau fungsinya diabaikan oleh kulit.
Anggapan lainnya adalah skincare yang sudah sering dipakai akan menumpuk zat
kimia di kulit yang menyebabkan iritasi.
Reaksi yang kita lakukan tentunya
adalah menghentikan penggunaan produk terutama setelah terjadi reaksi iritasi,
atau kita merasa skincare tersebut tidak lagi memberikan manfaat yang kita
harapkan, dan kemudian beralih ke produk lain.
Skin Immunity
Menurut Renee Rouleau dalam blog
reneerouleau.com, kulit tidak bisa menjadi kebal terhadap produk-produk
skincare yang kita gunakan, karena memang tidak ada mekanisme dalam kulit untuk
menjadi ‘bosan’ terhadap efek dari bahan-bahan skincare. Yang bisa dilakukan
kulit adalah membentuk toleransi terhadap produk tertentu seperti retinoid,
yang setelah beberapa waktu akan dapat mengurangi efek negatif yang terjadi
pada kulit seperti iritasi dan kulit kering, namun tidak mengurangi efek
positif dari retinoid terhadap kulit.
Skincare Safety Test
Sebelum skincare bisa diluncurkan ke
pasar, maka sebuah produk harus melalui serangkaian pengujian yang ditujukan
untuk menguji keamanan dan kelayakan untuk digunakan konsumen terutama
pengecekan apakah ingredient dalam kandidat produk tersebut berbahaya
berdasarkan studi yang telah ada baik eksternal maupun internal, sehingga produk tersebut diharapkan tetap berfungsi dengan baik dan aman digunakan tidak hanya awal pemakaian namun hingga seterusnya. Selain itu
setiap brand memiliki standar keamanan tersendiri untuk produk-produknya yang
nantinya menentukan rangkaian pengujian apa saja yang akan dilakukan. Shiseido
misalnya, menentukan safety assurance untuk produk-produk mereka yang meliputi
Skin Irritation, Eye Irritation, Phototoxicity, Skin Sensitization,
Photosensitization, Single dose toxicity, Genotoxicity, Repeated dose toxicity
dan Reproductive toxicity. Setelah proses pengujian berdasarkan standar
keamanan ini, biasanya akan diputuskan apakah perlu human testing atau jenis
pengujian lainnya. Baru sebuah produk bisa diluncurkan di pasaran.
Meskipun sebuah produk sudah
diluncurkan di pasaran, biasanya sebuah brand yang baik akan melakukan follow
up dari reaksi dan feedback dari pengguna produk yang nantinya digunakan dalam
pengembangan produk mereka ke depan.
Lalu, apa penyebab produk skincare kita berhenti bekerja, atau tidak
berfungsi seperti sebelumnya?
1. Kulit kita berubah
Seiring waktu, usia kita terus bertambah, kulit kita pun akan berubah. Karena usia terus bertambah, maka pergantian
sel-sel kulit mati tidak secepat waktu kita masih anak-anak atau remaja. Kita
membutuhkan bahan yang membantu kita mengangkat sel-sel kulit mati tersebut
agar tidak menumpuk di kulit seperti melalui produk eksfoliasi yang berupa
acid.
Selain karena usia, biasa kondisi
kulit berubah saat terjadi fluktuasi hormon tubuh, terutama wanita. Hal ini
saya alami sendiri, di saat tertentu kulit saya super berminyak, di waktu yang
lain kulit saya jadi ditumbuhi beberapa jerawat bersamaan, dan di waktu yang
lain lagi kulit saya bersih dan kalem. Fluktuasi hormon dalam tubuh terutama
dipengaruhi oleh gaya hidup dan diet, sehingga kita tidak bisa begitu saja
menggantungkan semua harapan indah kita pada sebotol produk skincare.
Kulit yang mengalami perubahan seiring
bertambahnya usia juga biasanya memerlukan zat aktif tertentu untuk merawatnya.
Misalnya jika di usia belasan kita menggunakan basic skincare saja yang terdiri
dari cleanser - moisturizer - sunscreen yang mungkin dilengkapi dengan acne
treatment, kemudian di umur 20-an kita mulai menambah produk eksfoliator atau
serum untuk fungsi tertentu seperti brightening misalnya, dan di usia 30-an
kita bisa menggunakan derivatif vitamin A atau retinol dan juga produk dengan
konsentrasi bahan aktif yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Keputusan untuk mengubah atau menambah
produk skincare ada di masing-masing orang, karena setiap kulit akan berbeda
satu sama lain, meskipun sama-sama usianya 30 tahun, misalnya.
Baca juga
:
Skincare Guide - The Basic -
2. Perubahan cuaca dan musim
Faktor eksternal seperti cuaca dan
musim yang berubah membuat kulit pun membutuhkan bantuan yang berbeda. Saat udara begitu kering dan dingin, kulit saya
baik di area T-zone sempat mengalami kekeringan sehingga saya harus beralih
pada produk yang melembabkan kulit. Sedangkan di saat musimnya kembali menjadi
panas dan lembab, wajah jadi lebih mudah glowing karena berminyak, sehingga
saya beralih pada produk yang lebih light atau ringan.
Menurut saya, karena kita tinggal di
negara tropis, lebih susah untuk mengetahui kapan musim berganti, karena
pilihannya cuma kemarau dan penghujan, yang menurut saya kapanpun bisa turun
hujan dan kapanpun udara bisa menjadi lebih panas dari biasanya. Kalau tinggal
di daerah dataran tinggi bisa dapat pilihan panas, dingin, dan hujan, kadang
hujan es. Meskipun sudah ada jadwal perubahan musim, namun kadang-kadang yang
terjadi pada kulit kita bisa berbeda, sehingga kita sendiri yang harus
mengamati perubahan kulit kita.
Baca juga
:
Winter Skincare Routine
3. Oksidasi produk
Skincare yang kita suka dan cocok
setelah sekian lama namun tiba-tiba jadi menyebabkan masalah seperti iritasi
padahal masa kadaluarsa masih lama, mungkin salah satu penyebabnya adalah
produk sudah mengalami oksidasi karena penyimpanan yang kurang tepat. Produk
seperti Vitamin C harus disimpan dalam wadah yang tidak tembus pandang dan jauh
dari sinar matahari, karena Vitamin C rentan untuk mengalami oksidasi. Biasanya
oksidasi ditandai dengan perubahan warna dari warna aslinya. Kalau sudah
melihat tanda seperti ini, kita perlu menghentikan penggunaan produk dan
menggantinya dengan produk yang baru.
4. Fungal Acne
Berbeda dari jenis acne yang lain,
fungal acne agak sulit dideteksi, karena dia acne tapi disebabkan oleh fungi.
Fungi penyebabnya pun tidak hanya satu, namun bermacam-macam. Ada fungi yang
langsung bereaksi dengan produk yang mengandung fungal
acne trigger dalam jangka waktu harian, namun ada jenis fungi yang reaksinya
baru diketahui hingga 2 bulan kemudian. Sehingga disarankan untuk tidak
cepat-cepat mengambil kesimpulan bahwa satu produk cocok di kulit kita setelah
2-3 minggu pemakaian saja.
5. Perbandingan dengan hasil awal
Hasil awal setelah menggunakan produk
terkadang memang menghasilkan kulit yang lebih wow dan glowing dari sebelumnya,
terutama jika produk tersebut mengandung acid untuk eksfoliasi. Kalau
dibandingkan dengan kulit sebelum kita menggunakan produk, akan terlihat
perubahan yang signifikan. Nah biasanya kita akan terus mengharapkan hasil yang
seperti ini di hari-hari selanjutnya. Karena hal itu, kita jadi melihat sebuah
produk jadi seperti hanya berfungsi di awal pemakaian saja atau kita menganggap
kulit kita sudah kebal. Padahal produk tersebut bekerja sesuai fungsinya,
seperti melakukan eksfoliasi yang tentu hasilnya dari minggu kedua ke minggu
ketiga tidak akan sewow pemakaian di minggu pertama yang dibandingkan dengan
sebelum menggunakan produk.
6. Ekspektasi terlalu tinggi
Ekspektasi terlalu tinggi bisa
membutakan (ciyaa). Memang ada produk yang punya kemampuan yang lebih kuat
karena persentase bahan aktifnya lebih tinggi atau karena jenis bahan aktif
yang digunakan yang lebih kuat dari bahan lain. Sebenarnya yang perlu kita tahu
adalah zat aktif dalam skincare yang kita pakai dan fungsinya sehingga kita
tidak hanya berfokus pada iklan dari produk atau klaim produk yang terkadang
memberikan target beberapa waktu tertentu untuk mencapai hasil tertentu,
ditambah lagi bintang iklan produk yang terlihat glowing. Jadi, kita pun perlu
mengetahui manfaat bahan-bahan yang ada di dalam produk kita sehingga kita
tidak terjebak pada klaim produk yang (meski tidak semuanya) terkadang membuat
kita berekspektasi terlalu tinggi.
7. Tidak pakai sunscreen
Seperti yang saya bahas sebelumnya di
post mengenai sunscreen
bahwa UVA dan UVB bisa memberi dampak negatif pada kulit terutama pada DNA yang
bisa mengakibatkan kanker kulit. Jika kita tidak melindungi kulit dengan
sunscreen, maka UVA dan UVB akan dengan mudah mengganggu keseimbangan kerja sel
seperti munculnya lebih banyak bercak gelap pada wajah dan memperparah kondisi
jerawat. Jadi, meskipun kita sudah pakai skincare paling mahal di malam hari,
jika kita tidak melindungi kulit yang sudah diperbaiki tersebut dengan
sunscreen, maka hasil yang maksimal tidak bisa kita dapatkan.
Tweet this : Sunscreen is the best skincare product #WearYourSunscreen @lailivingroom
Baca juga
:
Basic Skincare : Sunscreen
8. Tidak melakukan eksfoliasi
Secara natural kulit akan mengganti
sel-sel yang telah mati dengan yang baru dalam periode tertentu, namun seiring
bertambahnya usia proses pergantian ini akan terus melambat, sehingga
kemungkinan akumulasi sel-sel mati akan menumpuk. Penumpukan ini bisa memblokir
skincare lain untuk terserap sempurna ke dalam kulit. Untuk itu kita memerlukan
proses eksfoliasi untuk membantu mengangkat sel-sel kulit mati tersebut.
Eksfoliasi tidak perlu dilakukan setiap hari, idealnya setiap 2-3 kali
seminggu. Kulit yang mengalami over exfoliated juga akan menimbulkan masalah
lain seperti iritasi.
Baca juga
:
Hal yang Sering Dilupakan Saat Pakai Skincare
Nah, sudah tahu kan kenapa ada
produk-produk yang tiba-tiba tidak berfungsi padahal dulunya sangat cocok
dengan kulit kita? Ada waktu tertentu saat kita harus memperkenalkan produk
baru pada kulit kita untuk mengatasi masalah kulit tertentu, ada waktu lain
kita harus berhenti menggunakan satu produk, dan ada waktu tertentu juga dimana
kita bisa kembali menggunakan produk skincare yang dulu pernah kita gunakan.
Semuanya tergantung kebutuhan dan kondisi kulit masing-masing.
Jadi, apakah skincare favorit yang
kalian gunakan seperti tidak memberikan pengaruh apa-apa atau malah sepertinya
menyebabkan masalah baru pada kulit? Share di kolom komentar ya.
Title picture by lailiving
Background photo by The Honest Company
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.