Setelah sembuh dari
cacar, yang tertinggal di kulit adalah bekas bentol-bentol yang menghitam yang mengingatkan saya pada nanas, maka dari itu saya jadi ingin membahas mengenai jerawat. Meski
cacar bukan jenis jerawat, namun efek setelahnya ada yang sama-sama meninggalkan
hiperpigmentasi yang kadang agak lama hilang dan saya menyebutnya bentol-bentol
nanas. Tidak apa-apa meski bentol-bentol, saya harus tetap tegar seperti
nanas, satu quote favorit saya menyebutkan : be like a pineapple, stand tall,
wear a crown, and be sweet on the inside.
Sebelumnya saya sudah
pernah membuat post tentang jerawat, namun rasanya kurang lengkap karena waktu
itu untuk challenge BPN sehingga fokus saya hanya pada cara mengatasi
berdasarkan pengalaman saya. Kali ini saya akan membagikan mengenai faktor
penyebab jerawat dan jenis-jenis jerawat yang biasa muncul. Karena terlihat
terlalu panjang yaitu sekitar 2500an kata, yang bakal membuat pembaca ngantuk,
cara untuk mengatasi jerawat akan saya jadikan satu post tersendiri.
Jerawat (acne / acne
vulgaris) merupakan kondisi kulit yang terjadi karena penyumbatan pori-pori
yang bisa terjadi karena sebum, sel-sel kulit mati dan bakteri. Jika kalian
rajin membaca artikel mengenai jerawat, maka biasanya penyebab jerawat cukup
banyak mulai dari hormon hingga gaya hidup yang tidak sehat. Namun, secara umum
ada 3 faktor yang bisa menyebabkan timbulnya jerawat.
Faktor penyebab jerawat
1. Sebum
a. Sebum Over-production
Sebum adalah substansi
yang terdiri dari asam lemak, trigliserida, wax ester, squalene dan kolesterol,
yang dihasilkan oleh kelenjar minyak (sebaceous gland) di seluruh permukaan
tubuh kita yang berfungsi sebagai pelembab kulit alami. Namun, jika terjadi
produksi berlebihan sebum, maka yang terjadi adalah sebum plug yang muncul
seperti benjolan kecil di bawah permukaan kulit. Kondisi ini dapat membuat bakteri yang tinggal di permukaan kulit, tumbuh di folikel rambut dan
menyebabkan inflamasi.
Penyebab meningkatnya
produksi sebum adalah insulin, IGF-1 (Insulin Growth Factor-1), androgen dan
CRH (Corticotropin Releasing Hormone).
Nah, karena produksi androgen meningkat biasanya pada masa pubertas, maka biasanya pada masa ini remaja
mengalami kemunculan jerawat yang biasanya tidak sedikit,
termasuk contohnya saya sendiri.
b. Lipid Peroxidation
Selain bisa terjadi
kelebihan produksi sebum, komponen dalam sebum juga bisa mengalami oksidasi
atau disebut peroksidasi lipid, yang ditandai dengan munculnya komedo ringan
hingga akhirnya terjadi inflamasi. Peroksidasi lipid merupakan kondisi dimana
baik radikal bebas atau Reactive Oxygen Species (ROS) maupun spesies
non-radikal “mencuri” elektron dari membran sel dan menyebabkan pembentukan
lipid hydroperoxide, malondialdehyde, propanal, hexanal, dan 4-hydroxynonenal
(4-HNE), menyebabkan kerusakan membran sel dan hasil produk akhirnya bersifat
karsinogenik. Selain sinar UV, penyebab peroksidasi lipid bisa berasal dari
dalam tubuh seperti reaksi enzimatik dan auto-oksidasi yang terjadi pada
mitokondria, membran plasma, endoplasmic reticulum dan peroxisome. Faktor eksternal yang kerap terjadi diantaranya karena paparan sinar ultraviolet, rokok, infeksi patogen, dan paparan
herbisida / insektisida.
2. Bakteri
Selain zat yang
dihasilkan oleh tubuh seperti cytokine, defensin, peptida, sebum lipid, dan
neuropeptide, pemicu inflamasi bisa berupa bakteri. Menginjak masa pubertas,
jumlah bakteri yang ada di kulit meningkat, beberapa bakteri itu diantaranya
Cutibacterium acnes / Propionibacterium acnes / P.acnes, Propionibacterium
granulosum, dan Staphylococcus epidermidis. Jumlah bakteri yang ada di kulit
bukan menjadi penyebab berapa banyak atau seberapa parahnya jerawat yang
muncul. Aktivitas bakteri ini dipengaruhi oleh kadar oksigen, pH kulit dan zat
yang menjadi makanan mereka.
Saat terjadi malfungsi
atau ketidakseimbangan pada kulit, maka bakteri yang awalnya hidup di permukaan
kulit akan tumbuh di sekitar folikel rambut, bergabung dengan sebum dan/atau
sel kulit mati, dan menyebabkan inflamasi.
3. Hyperkeratosis
Hyperkeratosis merupakan
kondisi abnormal dari sel kulit yang seharusnya mengelupas secara alami
sehingga menumpuk di sekitar folikel rambut atau pori-pori, yang menyebabkan
munculnya bintik-bintik kecil di kulit. Penyebab hyperkeratosis diantaranya
paparan arsenik dalam konsentrasi tinggi, penggunaan obat tertentu, rendahnya
linoleic acid pada sebum, CRH, IGF-1, serta kekurangan vitamin A,B dan C. Beberapa jenis
hyperkeratosis diantaranya eczema, actinic keratosis (muncul setelah paparan
sinar matahari), seborrheic keratosis, keratosis pilaris dan psoriasis.
Hyperkeratosis menyebabkan pembentukan mikro-komedo yang biasanya terjadi 8
minggu sebelum jerawat yang sebenarnya muncul.
Kerusakan skin barrier bisa disebabkan oleh paparan sinar UV karena tidak menggunakan sunscreen, over-exfoliating terutama menggunakan physical exfoliator, produk skincare dengan pH terlalu tinggi seperti cleanser yang terlalu alkali atau obat anti jerawat yang bersifat keras pada kulit, perubahan hormon dan penggunaan produk skincare tertentu secara berlebihan.
4. Kerusakan Skin Barrier
Skin Barrier atau Barrier Kulit adalah bagian kulit terluar (epidermis) yang berfungsi menjaga kulit dari kejahatan dunia luar dan juga menjaga kelembaban kulit. Jika terjadi malfungsi pada skin barrier, maka kelembaban dalam kulit akan menguap menyebabkan kulit kering dan bakteri maupun sinar UV dari matahari bisa menembus dengan mudah masuk ke bagian dalam kulit. Akibatnya bisa terjadi kulit kering, mengelupas, kemerahan, jerawat hingga penuaan.Kerusakan skin barrier bisa disebabkan oleh paparan sinar UV karena tidak menggunakan sunscreen, over-exfoliating terutama menggunakan physical exfoliator, produk skincare dengan pH terlalu tinggi seperti cleanser yang terlalu alkali atau obat anti jerawat yang bersifat keras pada kulit, perubahan hormon dan penggunaan produk skincare tertentu secara berlebihan.
Jenis-jenis jerawat
Berdasarkan tingkat
keparahannya, ada 3 jenis jerawat yaitu jerawat ringan berupa non-inflammatory
acne, jerawat moderat berupa papula dan pustula, dan jerawat berat yang berupa
nodula dan jerawat batu.
1. Non-inflammatory acne
Non-inflammatory acne
merupakan jenis jerawat ringan yang tidak menyebabkan rasa nyeri, yang terjadi
karena pori-pori tertutup sel-sel kulit mati dan sebum.
a. Blackhead (open comedones/komedo
terbuka)
Blackhead terjadi saat
pori-pori tertutup sebum dan sel-sel kulit mati namun dengan bagian atas
pori-pori yang terbuka, menghasilkan warna hitam yang muncul di permukaan
kulit, biasanya di area hidung.
b. Whitehead (closed
comedones/komedo tertutup)
Whitehead juga terjadi
saat pori-pori tertutup sebum dan sel-sel kulit mati, namun bagian atas dari
pori-pori ini tertutup sehingga akan muncul seperti benjolan kecil di permukaan
kulit. Jenis jerawat ini lebih sulit diatasi daripada blackhead karena bagian
pori-pori yang tertutup.
2. Inflammatory acne
Jerawat non-inflammatory
bisa mengalami inflamasi saat pori-pori yang tertutup sebum dan sel-sel kulit
mati juga didatangi oleh bakteri yang bisa menyebabkan rasa nyeri pada bagian
yang mengalaminya.
a. Papules/Papula
Benjolan yang muncul di
bawah permukaan kulit, terasa padat dan nyeri serta kulit di sekitar benjolan
terlihat kemerahan.
b. Pustule/Pustula
Jika benjolan yang
muncul terasa lebih lunak dan memiliki bagian atas yang berwarna putih
kekuningan atau nanah, maka bisa disebut pustule/pustula.
c. Nodule/Nodul
Terbentuk di bawah permukaan kulit, terasa nyeri, memiliki ciri-ciri seperti papule namun dengan ukuran yang
lebih besar tanpa kemunculan nanah. Biasanya
bekasnya akan menghasilkan noda merah kehitaman.
d. Cyst / Jerawat batu
Ketika infeksi yang terjadi menyebar lebih dalam pada lapisan
kulit, maka disebut jerawat batu atau cystic acne. Ciri-cirinya adalah muncul benjolan kemerahan berukuran besar, mengandung nanah
dan terasa nyeri dan kadang gatal. Inflamasi yang terjadi karena jerawat batu bisa terus
berlanjut hingga meluas dan menyebabkan jerawat baru terbentuk. Selain umumnya terjadi pada bagian wajah bawah, cystic acne bisa muncul di bagian telinga, punggung, leher dan dada.
Fungal acne
Selain itu, ada jenis
jerawat yang tidak disebabkan oleh bakteri namun jamur yang tumbuh di sekitar folikel
rambut, yang disebut fungal acne atau malassezia folliculitis. Pembentukan
fungal acne ini biasanya memakan waktu 2-8 minggu tergantung jenis jamur yang
ada pada kulit kita, yang kadang dianggap sebagai jerawat biasa yang disebabkan
oleh bakteri.
Jadi tidak semua jerawat
timbul karena inflamasi dan meninggalkan bekas yang parah, dan juga tidak semua
jerawat bisa ditangani hanya dengan skincare yang ditujukan untuk membunuh
bakteri penyebab jerawat, solusi yang kita butuhkan pun tergantung apa yang terlibat
di dalam pembentukan jerawat yang muncul. Nah, jenis jerawat mana yang pernah
kalian alami? Share di kolom komentar ya.
Sumber :
8. Acne
Title picture by lailiving, photo by Pineapple Supply Co.
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.