Sesuai janji, saya akan
membagikan mengenai tips dan cara mengatasi jerawat berdasarkan penyebab yang
sudah saya sebutkan di blog post sebelumnya. Sebelum saya mengetahui apa
penyebab sebenarnya jerawat, saya banyak menggunakan produk anti jerawat tanpa membaca
bahan dan fungsi bahan di dalamnya. Dengan jenis kulit kombinasi seperti ini, sebagian produk anti jerawat hanya membuat kulit saya semakin kering dan iritasi, yang
rata-rata produknya berfungsi hanya untuk menyerap minyak dan membunuh bakteri.
Padahal menghadapi jerawat tidak hanya soal menggunakan banyak produk untuk
membunuh bakteri dan menyerap minyak sehingga apa yang muncul di kulit kita
bisa hilang, namun buat saya menghadapi jerawat juga menyangkut perubahan gaya hidup
secara keseluruhan melalui apa yang kita lakukan dan kita pikirkan setiap
hari.
Baca juga : Acne Basic : Intro, Penyebab dan Jenis
Cara mengatasi jerawat
1. Gaya hidup sehat
Meskipun judulnya
terlihat sepele, namun jika dipraktekkan akan membawa perubahan yang baik untuk
kulit. Seperti yang saya alami, ketika saya melihat-lihat foto lama saya,
jerawat seperti tidak pernah absen dari kulit wajah saya, saya suka sekali
jajan tidak sehat seperti makanan dengan angka glikemik tinggi, makanan dengan
zat penyedap, pewarna, pengawet dan pemanis buatan, dan juga makanan cepat
saji. Selain itu, saya tidak begitu peduli dengan stress yang saya alami dan saya paling mager kalau disuruh olahraga. Parah kan, makanan tidak sehat, mager, dan stress, sehingga gaya hidup saya yang seperti ini menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh
seperti fluktuasi insulin, androgen, IGF-1 maupun CRH.
Sehingga saya sedikit demi sedikit melakukan perubahan gaya hidup mulai dari bagaimana saya menghadapi penyebab stress, melakukan yoga dan mengubah pola makan. Makanan yang saya
konsumsi 2 tahun ini diantaranya sayuran hijau, buah segar, makanan non-MSG,
makanan rendah gula dan garam, serta minum air putih sesuai jumlah kebutuhan
tubuh yang disarankan berdasarkan berat badan. Saya juga jadi
tidak suka jajan sembarangan, meski kadang masih khilaf juga. Haha. Sisi
positifnya selain kondisi kulit saya jadi lebih baik, saya jadi lebih hemat.
Mengenai hal ini nantinya akan saya buat blog post terpisah lagi.
Baca juga : Masih Haruskah Kita Minum Air 8 Gelas Setiap Hari?
Baca juga : Masih Haruskah Kita Minum Air 8 Gelas Setiap Hari?
2. Skincare
Skincare yang digunakan
untuk meredakan jerawat bukanlah skincare yang judulnya mengandung acne saja,
kita perlu mengetahui bahan-bahan apa saja yang memang dibutuhkan kulit untuk
meredakan jerawat.
a. Antioksidan
Berfungsi untuk melawan
radikal bebas yang menjadi penyebab peroksidasi lipid. Contoh antioksidan
diantaranya polifenol, CoQ10, flavonoid dan
niacinamide/vitamin B3.
b. AHA (Alpha Hydroxy Acid)
Merupakan jenis acid
yang larut dalam air yang bekerja di permukaan kulit untuk membantu melepas
sel-sel kulit mati yang menumpuk. Jenis-jenisnya pun beragam seperti lactic
acid, mandelic acid, dan glycolic acid.
c. BHA (Beta Hydroxy Acid)
Jenis acid yang juga
disebut Salicylic Acid ini larut dalam minyak bekerja dengan masuk ke dalam
lapisan kulit / pori-pori untuk mengurangi kelebihan sebum yang menjadi
penyebab jerawat.
d. PHA (Polyhydroxy Acid)
Merupakan jenis acid
yang mild dengan cara kerja yang sama dengan AHA namun lebih bisa ditoleransi
oleh pemilik kulit kering hingga sensitif karena ukuran molekulnya yang lebih
besar, contoh PHA adalah lactobionic acid, gluconolactone dan galactose.
Baca juga : All Time Best Skincare Tips
e. Retinoid
Retinoid mengacu pada
senyawa vitamin A yang didapat baik secara sintesis maupun natural dan
turunannya termasuk retinol dan retinoic acid. Retinoic acid hanya bisa didapat
melalui resep dokter, misalnya tretinoin/retin-A dan isotretinoin/accutane/roaccutane.
Sedangkan retinol bisa ditemukan secara alami di tubuh kita maupun pada
beberapa makanan. Perbedaan keduanya adalah retinoic acid bisa langsung
digunakan oleh kulit tanpa melalui proses konversi, sedangkan retinol masih
harus melalui proses konversi menjadi retinaldehyde baru menjadi retinoic acid.
Cara kerja retinoid adalah dengan mempercepat pergantian sel kulit dan
meningkatkan produksi kolagen, sehingga retinoid sebagian besar digunakan untuk
produk anti-aging.
f. Azelaic Acid
Azelaic acid bersifat
anti-comedonal dan antibacterial, dihasilkan oleh sejenis yeast bernama
malassezia fur fur yang juga merupakan bagian alami dari kulit, yang juga bisa
dihasilkan oleh gandum dan barley. Dalam sebuah studi, azelaic acid sebesar 20%
disebutkan memiliki kemampuan seperti tretinoin 0.05%, benzoyl peroxide 5% dan
erythromycin 2%. Dosis yang dianjurkan untuk jerawat adalah 20%, sedangkan
untuk rosacea sebesar 15% dalam bentuk krim. Berbeda dengan retinoid, azelaic
acid bisa digunakan oleh ibu hamil.
g. Zinc
Zinc bekerja dengan
melawan bakteri dan merupakan zat anti-inflamasi, sehingga bisa membantu
mengatasi jerawat, eczema, rosacea dan seborrheic dermatitis. Untuk jerawat
ringan, penggunaan zinc bisa langsung diaplikasikan pada kulit, tidak jarang
zinc bisa ditemukan dalam produk skincare yang juga mengandung niacinamide.
Sedangkan untuk jerawat yang parah bisa menggunakannya dalam bentuk suplemen
makanan.
h. Linoleic acid
Merupakan jenis asam
lemak esensial yang bisa ditemukan pada minyak yang dihasilkan oleh tumbuhan
seperti bunga matahari, jagung, safflower, kanola, rosehip, dan kedelai.
Linoleic acid bekerja dengan memperkuat skin barrier sehingga bisa menjaga
kelembaban dan melindungi kulit dari iritan. Karena munculnya jerawat ditandai
dengan tingginya kadar oleic acid dan rendahnya linoleic acid dalam sebum, maka
penggunaan linoleic acid bisa mengatasi jerawat dengan meredakan inflamasi,
namun kita harus memilih jenis minyak yang tidak memiliki atau rendah kandungan oleic
acid di dalamnya, misalnya rosehip oil.
i. Benzoyl Peroxide
Merupakan bahan paling
hits dalam pengobatan jerawat, yang bisa didapat tanpa resep dokter dalam
bentuk spot treatment, face wash, maupun gel. Cara kerjanya adalah dengan
membunuh bakteri penyebab inflamasi pada jerawat serta membantu mengurangi
produksi sebum berlebih dan mempercepat pengelupasan sel-sel kulit mati. Namun,
perlu diperhatikan bahwa untuk jenis jerawat yang parah seperti cystic acne,
disarankan untuk menggunakan resep dokter dalam menggunakan benzoyl peroxide.
Efek samping dari bahan ini yang paling sering terjadi adalah kulit menjadi
kering dan muncul tanda iritasi.
3. Pengobatan hormon
Jika penyebab jerawat
karena faktor hormon seperti yang dialami penderita PCOS (Polycystic Ovary
Syndrome) yang punya kadar androgen lebih tinggi sehingga terjadi over produksi
sebum, maka produk-produk untuk jerawat yang dijual secara bebas bisa jadi tidak
mempan atau kurang memberikan efek terutama jika jerawat yang dialami cukup
parah. Jadi pengobatan yang bisa dilakukan adalah terapi hormon yang biasanya
akan mendapat resep untuk obat anti-androgen, seperti yang dialami Rachel dalam
channel Rachel and Jun.
4. Menggunakan sunscreen
Dalam kondisi apapun,
sunscreen tidak boleh ketinggalan. Paparan sinar UV yang memicu peroksidasi
lipid pada jaringan kulit bisa memperparah kondisi jerawat. Kita bisa
menggunakan organik, anorganik atau hybrid sunscreen, mulai dari brand lokal,
drugstore hingga high end. Pilih jenis sunscreen yang nyaman dan membuat
bersemangat menggunakannya tiap hari ya.
Baca juga : Basic Skincare : Sunscreen
Untuk jenis fungal acne,
penggunaan skincare yang mengandung bahan-bahan yang tidak memicu fungal acne
bisa membantu meredakan jenis jerawat ini. Fungal acne akan menjadi topik
tersendiri nantinya, karena dari penyebabnya sudah berbeda dari acne vulgaris
yang biasa kita alami.
The Don’ts :
1. Menggunakan terlalu banyak produk
Penggunaan bahan-bahan
yang bersifat mengeksfoliasi secara bersamaan bisa menyebabkan kulit
teriritasi dan menjadi terlalu kering. Saran saya, saat menggunakan satu bahan
yang bersifat menyerap minyak atau membunuh bakteri, jangan lupa untuk
menggunakan produk yang melembabkan kulit. Selain itu, jika dirasa beberapa
produk yang sudah kita coba ternyata tidak memberikan efek yang positif, ada
baiknya kita meminta resep dokter.
2. Memencet jerawat
Memencet jerawat is not
my style, selain bakal terasa semakin nyeri, kemungkinan jerawat akan semakin parah,
dan bekasnya sulit hilang. Seperti yang dialami adik saya waktu sekolah,
jerawat yang dipencet berakibat pada bekas luka (scar) yang melebar dan
menghitam di kulit wajah, sehingga banyak yang mengira adik saya habis dipukuli
atau jadi korban KDRT. Bekas lukanya pun cukup lama hilang, butuh waktu lebih
lama daripada bekas jerawat saya yang baru muncul setelahnya.
3. Produk yang terlalu keras
Meskipun yang kita
hadapi adalah jerawat, jangan sampai kita menggunakan produk-produk yang
terlalu keras pada kulit, karena efeknya bisa memperparah kondisi kulit, seperti scrub berlebihan, skincare
DIY yang kita sendiri tidak pernah mencobanya, dan pasta gigi. Kalau
saya sendiri, saat menggunakan produk-produk yang mengandung acne di judulnya,
bisa membuat kulit saya kering, sehingga saya memilih produk-produk yang memang
punya bahan yang bisa mengatasi jerawat tanpa membuat kulit terlalu kering.
Selain itu, meski dalam kondisi berjerawat kerap kali kulit jadi lebih
berminyak, bukan berarti kita harus rajin-rajin mencuci wajah, karena beberapa
bahan bisa membuat kulit lebih kering dan akan membuat kondisi kulit menjadi
lebih berminyak lagi.
Nah, itu tadi beberapa tips dan cara untuk
mengatasi jerawat berdasarkan pengalaman saya dan berdasarkan penyebab jerawat
yang sudah saya sebutkan sebelumnya. Punya pengalaman untuk mengatasi jerawat? Atau bahan-bahan berbeda yang belum saya sebutkan di atas? Share
di kolom komentar ya.
Title picture by lailiving, photo by Pineapple Supply Co.
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.