Sebagian besar bulan November masih bersuhu tinggi
seperti bulan sebelumnya, meski di 3 hari pertama sempat turun gerimis, keadaan
yang membuat saya tidak bisa tidur nyenyak ini bertahan hingga seminggu setelah
fase mercury retrograde berakhir. Baru setelahnya, saat ibu saya sudah
berangkat ke luar kota, sore harinya turun hujan yang sangat lebat, yang tentu
saja membuat suhu di malam hari lebih sejuk sehingga saya bisa tidur dengan
nyenyak hingga esok harinya. Meski suhu pagi hari terukur 22 derajat, namun
rasanya tidak sepanas pagi-pagi sebelumnya. Sepertinya sudah masuk musim
dingin? Semoga saja ya, hahaha, biar saya lebih cepat masuk ke mode hibernasi
akhir tahun.
1. Surabaya X Beauty 2019
Untuk pertama kalinya setelah sekian kali ingin
datang ke JXB, akhirnya saya bisa datang ke acara Female Daily yang diadakan
paling dekat dengan tempat tinggal saya yaitu di Surabaya. Sebenarnya saya
tidak tahu banyak tempat di Surabaya, namun ya sudahlah, saya memutuskan untuk
berangkat sendiri. Ternyata ada teman saya yang tinggal di Surabaya yang juga
mau datang ke SXB, jadinya saya tidak sendirian, mengingat ternyata eventnya
diadakan di lantai paling atas Tunjungan Plaza. Sebenarnya saya mau beli lipstik
dan hydrating toner, namun kemudian saya teringat toner hada labo saya yang
super eternal dan tidak bisa habis masih ada 2 botol lagi, dan saya masih punya
beberapa lipstik maybelline yang masih tersentuh ujungnya. Demi menjadi
konsumen yang baik, saya harus menghabiskan dulu semuanya sebelum membeli yang
baru. Hihi.
2. Aplikasi : KAI Access
Saya yang selama ini kalau naik kereta suka beli
tiket langsung di loket, kaget karena menurut petugas loket, mulai 1 September
lalu pemesanan tiket hanya bisa dilakukan lewat aplikasi KAI Access. Sedangkan
pembelian di loket hanya dilayani 3 jam sebelum keberangkatan, jika tiket masih
ada. Seminggu sebelum berangkat, saya sudah menginstal aplikasi ini, namun
stasiun keberangkatan dan tujuan saya tidak bisa muncul di aplikasi. Saya yang
harusnya berangkat hari Sabtu jadi komplain ke petugas loket karena tiket fisik
sudah habis sementara aplikasi saya tidak bisa digunakan. Akhirnya aplikasi di
handphone saya diutak atik, diuninstal diinstal lagi direstart hingga beberapa
kali. Entahlah. Baru bisa muncul semua stasiunnya. Entah apa yang terjadi
sebelumnya, padahal saya sudah menginstal aplikasi sesuai petunjuk di
stasiun.
Akhirnya saya berangkat hari Minggu, karena tiket
keberangkatan yang tersisa hanya hari Minggu setelah subuh. Haha. Alhasil saya
sarapan di Surabaya begitu sampai disana.
Pelajaran yang bisa saya ambil dari kejadian ini
adalah saya harusnya komplain soal aplikasinya begitu saya tidak bisa menemukan
stasiun yang akan saya tuju, sehingga saya bisa berangkat di hari yang sudah
saya rencanakan. Selain itu, untuk tips, saat mengakses di siang hari memang
sering beberapa stasiun tidak bisa muncul, jadi mending kegiatan pesan memesan
ini dilakukan di pagi hari waktu masih segar-segarnya, haha.
Penggunaan tiket online ini tentunya akan mengurangi
penggunaan kertas sebagai tiket fisik, dan tentu saja dimaksudkan agar lebih
praktis, bisa beli tiket di rumah. Namun, sepertinya memang harus ada
peningkatan di bidang teknis untuk mengurangi kejadian macam yang saya
alami.
3. My Last Train
Untuk tiket kepulangan dari Surabaya, saya berhasil
dapat kereta terakhir dan saya tidak dapat tempat duduk, tapi tidak apa-apa
yang penting saya bisa pulang, begitu pikir saya saat memesan tiketnya.
Begitu kereta datang, saya memilih gerbong terakhir
yang biasanya ada nomor 5 di badannya. Namun, gerbong yang saya naiki tidak ada
nomornya, karena saya sudah memutuskan mau naik di gerbong paling belakang.
Gerbong tersebut isinya staf kereta api, begitu saya
masuk, mereka mempersilakan saya duduk dimanapun yang saya mau. Begitu pula
rombongan sekeluarga yang kebetulan tidak dapat tiket duduk, juga dipersilakan
duduk dimanapun mereka mau. Sepanjang perjalanan, staf yang duduk di kursi
paling belakang, dangdutan dong. Jadinya gerbong ini tidak membuat saya
ngantuk, tidak seperti pengalaman saya sebelumnya saat naik kereta paling akhir
dari Surabaya dimana saya selalu ketiduran dan terbangun begitu melewati
Sidoarjo dan Pasuruan.
Bisa dibilang saya dan semua penumpang yang
dipersilakan duduk dimanapun dalam gerbong tersebut dapat keberuntungan. Hingga
di stasiun tujuan terakhir di Malang, tidak ada satupun dari kami yang digusur
oleh pemilik kursi yang kami duduki, jadi itu benar-benar kursi tak berpenghuni
mungkin ya. Selain itu, menurut ibu-ibu yang sekeluarganya tidak dapat tempat
duduk, yang akhirnya duduk di samping saya, di gerbong sebelumnya cukup penuh
dengan penumpang yang berdiri hingga lesehan di dekat perbatasan gerbong. Meski
sebelumnya saat saya tidak kebagian tiket duduk, saya selalu memilih gerbong
terakhir, namun ini pertama kalinya saya dapat satu gerbong spesial, tanpa
perlu pindah pindah duduk hingga sampai di Malang.
4. Playlist (If You don’t Love Yourself, Invisible, Paprika)
If You Don’t Love Yourself adalah track dari album
The Script yang berjudul Sunsets & Full Moon. Dari judulnya sudah ketahuan
ini lagu tentang apa, jika kita tidak bisa mencintai diri sendiri maka kita
tidak bisa mencintai siapapun. Sangat related dengan kehidupan saya, dimana
saya di masa lalu merasa bahwa cinta adalah sesuatu yang eksternal yang tidak
bisa ditebak dan bisa membuat kita salah langkah. Seiring bertambahnya usia,
saya menyadari bahwa cinta itu tidak perlu kita cari karena kita sendiri adalah
cinta. Cinta adalah sesuatu yang indah, yang selama ini dikatakan sebagai
sumber kesedihan hingga keputusasaan adalah ego manusia. Seperti kata lirik
lagu grup favorit saya C-ute : all of that is not love, but ego.
Invisible adalah satu track terbaru dari salah satu solois
favorit saya, Zara Larsson. Yay. Track ini dirilis untuk theme song Netflix
Series berjudul Klaus. Invisible adalah lagu yang membuat saya terharu begitu
saya pertama kali mendengarkannya. The greatest thing you’ll ever know is
invisible. Satu lagu yang benar-benar langsung saya suka terutama karena suara
mbak Zara yang tidak pernah tidak saya suka. Huhu. Love buat mbak Zara
pokoknya. How many words does it really take to make a change? How many fights
is it gonna take to convince what joy could bring? Lirik ini nyambung sekali
dengan kegiatan saya menonton serial gundam bulan lalu, hihi. Lirik lainnya
yang membuat saya terharu adalah : You can’t take it, steal it, but you can
always be it. Ya benar, sesuatu yang selalu diperebutkan ternyata ada dalam diri
kita sendiri.
Paprika adalah lagu yang diciptakan oleh solois hits
Yonezu Kenshi untuk NHK Ouen Song Project. lagu ini dinyanyikan oleh grup anak-anak
bernama Foorin yang selanjutnya pada tahun ini Yonezu melakukan self-cover lagu
ini dengan vibe yang berbeda. Menurutnya, Paprika dia ciptakan dengan
menempatkan dirinya sebagai anak-anak kembali, sehingga lagu ini mampu diterima
dan dinikmati oleh anak-anak. Lagunya sendiri juga membuat saya terharu, karena
menurut saya membuat saya melihat kebahagiaan, kemurnian dan kebebasan anak-anak
di dalamnya. Paprika, we can make our dreams come alive. Rain or shine, we'll find a way to play again another day.
Title picture and photo by lailiving
Background photo by Nathan Cowley
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.