Halo hai!
Apa kabar semuanya? Masih ikutan
challenge BPN Ramadhan 2022 hari ke-7? Yak, kalau kamu ikutan, udah bikin blog
post hari ini belum? Kali ini aku baca-baca review article yang aku download
beberapa hari lalu khusus mengenai kurma atau Phoenix dactylifera L yang
ternyata mengandung zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia, yang kadarnya
paling tinggi dibandingkan dried fruit jenis lainnya. Untuk blog post ini aku
baca 4 review article yang dipublikasikan tahun 2014, 2016, 2017 dan 2020 yang
membahas mengenai kandungan nutrisi di dalam kurma.
Seneng kan, ternyata buah kurma yang
dikeringkan masih banyak kandungan gizinya. Kandungan gizi ini bervariasi
persentasenya berdasarkan varietas kurma, tempat kurma ditanam, dan juga stage
kematangan kurma lho.
Kurma atau Phoenix dactylifera L
merupakan salah satu tanaman tertua di dunia, dan sudah menjadi penyedia pangan
baik bagi manusia dan ternak selama lebih dari 5000 tahun. Dari jurnal yang aku
baca, tidak ada yang tahu pasti asalnya kurma darimana, mereka tersebar di
Timur Tengah, Afrika hingga Asia Selatan. Sehingga ada lebih dari 600 varietas
kurma yang kini ada di dunia mulai dari ajwa, deglet noor, sukkari, barhi, zahidi,
khudri, mazafati, halawy dan lain-lain. Tekstur, tingkat kemanisan, kadar gizi dan
bentuk buah kurmanya pun beragam meski secara umum bentuk buah kurma bulat
lonjong ya, belum ketemu yang kubus atau balok, hihihi.
Lalu tingkat kemanisan buah kurma ini tergantung pada stage kurma itu berada. Secara umum ada 5 tahap kematangan kurma yaitu Hababauk, Kimri, Khalal, Rutab danTamr. Kurma bisa dikonsumsi dalam tahap Khalal (50% kadar air), Rutab (30-35% kadar air), dan Tamr (10-30% kadar air). Pada tahap Tamr sendiri terbagi menjadi 3 yaitu soft (30% kadar air), semi-dry (20-30% kadar air) dan dry (<20% kadar air). Kandungan sukrosa akan meningkat dengan menurunnya kadar air dalam kurma. Sehingga dry Tamr memiliki kandungan sukrosa paling tinggi. Sehingga energi yang dihasilkan per 100gr berkisar 239 hingga 330 kcal (bandingkan dengan kebutuhan kalori manusia per-hari yang sekitar 2000-2500)
Antioksidan
Kurma mengandung 70% karbohidrat, 6,5,-11,5%
serat pangan, 1% lemak, 2% protein, mineral, vitamin B kompleks dan merupakan
sumber antioksidan fenolik. Kadar antioksidan fenol ini pun beragam tergantung
varietas kurma, mulai dari 100 hingga 500 mg GAE per 100 gr. Antioksidan
merupakan zat yang berinteraksi dan menonaktifkan radikal bebas. Intervensi
aktivitas radikal bebas ini adalah langkah awal dalam mencegah berbagai
penyakit. Selain fenol, kurma juga mengandung karotenoid yang merupakan
prekursor dari vitamin A (jadi bisa dikonvert menjadi vitamin A), yang juga berfungsi melawan radikal bebas dengan cara
mendeteksi radikal bebas, mengaktifkan cytoprotective response kemudian melakukan down-regulation atau mengurangi komponen (protein, RNA) dalam sel atau menurunkan jumlah reseptor (agar sel bisa memproses informasi yang kemudian menghasilkan respons yang sesuai dengan isyarat yang diterima).
Anti-kanker
Perubahan sesuatu yang normal dalam
tubuh yang melibatkan gen adalah penyebab utama terjadinya kanker. Flavonoid
dalam tanaman memiliki peran untuk mengontrol mekanisme genetika dalam tubuh
tanpa menyebabkan efek samping. Buah kurma yang sudah dikeringkan masih
mengandung kadar flavonoid yang cukup tinggi yaitu sekitar 2.90 ± 0.13 to 4.92
± 0.21 mg QE/g. Selain kandungan flavonoid, aktivitas rutin dan caffeic acid di
dalamnya juga bermanfaat dalam melawan kanker.
Anti-bakteri
Kandungan metanol dan aseton dalam
kurma memiliki efek anti-bakteri untuk melawan E.fecalis yang mengindikasi
bahwa buah ini dapat digunakan untuk pengobatan penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan parasit penyebab penyakit pencernaan.
Anti-diabetes
Kandungan flavenoid, steroid, fenol
dan saponin memiliki efek anti-diabetes yang bekerja dengan meningkatkan
produksi insulin dan menghambat penyerapan glukosa oleh sistem pencernaan.
Selain itu konsumsi kurma dapat mengontrol glikemik dan lipid pada pasien
diabetes.
Anti-inflamasi
Inflamasi adalah reaksi normal dalam
tubuh saat melakukan pertahanan terhadap beberapa hal seperti infeksi, panas,
racun, alergen dan stimuli lainnya. Ketidakseimbangan dalam proses ini
merupakan penyebab terjadinya berbagai penyakit. Antioksidan fenolik dan
flavonoid dalam buah dan daun kurma memiliki properti anti-inflamasi ini,
sehingga bisa digunakan sebagai sumber antioksidan dan anti-inflamasi alami.
Selain manfaat diatas, masih banyak
yang bisa kita dapatkan jika kita mengkonsumsi kurma secara teratur seperti
menguransi kerusakan DNA akibat oksidasi, mencegah penyakit jantung, mencegah
peroksidasi lipid (masih ingat artikel lama tentang jerawat? Ada nih
peroksidasi lipid di dalamnya), menyeimbangkan gula darah, melawan bakteri
salmonella spp dan shigella spp penyebab diare, meningkatkan pertumbuhan
bakteri baik dalam sistem pencernaan, menghalangi perkembangan sel kanker,
mencegah konstipasi, dan manfaat hepatoprotektif yaitu memelihara, memulihkan
dan mengobati kerusakan fungsi hati.
Nah banyak banget ya manfaat kurma
bagi tubuh kita. Sebenernya sih masih banyak, karena kandungan antioksidan dan
anti-inflamasi di dalamnya yang merupakan kunci dari pengobatan dan pencegahan
berbagai macam penyakit.
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.