Hola hai!
Kalau ditanya apa hobiku, jawabanku
dari jaman SD sampai sekarang masih tetep sama yaitu membaca buku. Meski sejak
SMP sudah ada tambahan hobi lain yaitu mendengarkan musik dan rebahan.
Kedengerannya gak menarik dan biasa banget ya hobi membaca dan dengerin musik.
Kayak kamu baca biodata temen-temen di binder pasti 90% jawabannya membaca,
dengerin musik atau main bola. Aku dulu sempet bertanya-tanya kenapa hobiku
kayak biasa aja, gak se-menarik hobi anak-anak keren di TV macam berkuda,
travelling dan memasak. Sempet nyoba-nyoba beberapa hal yang mungkin aku suka
sih, tapi karena emang gak tertarik, ya hanya jadi kegiatan sekali dua kali
aja. Ujung-ujungnya balik ke baca buku dan dengerin musik lagi sambil rebahan,
hahaha.
Sebenernya apa sih hobi itu? Daripada
bingung, mari kita bertanya pada KBBI :
hobi/ho·bi/ n kegemaran; kesenangan
istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama
kesenangan/ke·se·nang·an/ n 1
perihal senang; kepuasan; keenakan; kebahagiaan; kelegaan; 2 kegemaran;
kesukaan; hobi
Kesenangan istimewa ini menurutku
subyektif bagi tiap orang, ada banyak hal yang bisa dianggap istimewa dan menimbulkan
perasaan senang, bahagia, atau lega. Bisa saja yang dianggap teman kamu
menyenangkan, adalah hal yang membosankan bagimu, atau sebaliknya. Atau hal
yang dianggap banyak orang sebagai hal remeh ternyata adalah hal yang membuatmu
bahagia. Dalam hal ini kamu gak perlu mencari buku petunjuk atau googling
tentang apa saja yang layak disebut hobi.
Sebenernya untuk memiliki satu hobi
tertentu menurutku gak perlu alasan sih, kayak kamu mau bikin blog kamu kayak
gimana dan mau pilih platform apa, semua itu bebas, tergantung kamu nyamannya
yang mana. Sejauh ini dua hal yang aku sukai tersebut membuatku belajar banyak
hal lho. Jelas sih, mottonya kan buku adalah jendela dunia ya. Tapi hal ini gak
terbatas buku-buku non-fiksi yang khusus membahas satu hal tertentu seperti
mental health atau pola makan ya. Buku-buku fiksi pun fungsinya sama-sama
memberi pengetahuan ke pembacanya lho. Jika buku fiksi yang kamu baca berbahasa
Inggris, maka hal ini otomatis membuat kemampuan berbahasa Inggrismu lebih baik
seperti dengan menemukan kosakata baru dan bahkan istilah-istilah baru yang
belum pernah kita ketahui dalam bahasa lain. Selain bahasa, kadang-kadang dalam
sebuah cerita ada narasi mengenai sebuah pekerjaan tertentu seperti penjual
dorayaki di Sweet Bean Paste yang belajar pembuatan pasta kacang merah, hal-hal
yang berkaitan kartografer di buku The Cartographer, atau pengetahuan umum
seperti sejarah, biologi atau pengetahuan umum lainnya. Selain pengetahuan itu,
kamu juga bisa belajar mengenai manusia sendiri dari perilaku, pola pikir
hingga masalah yang diangkat dalam sebuah buku. Wah keren banget ya!
Hal ini juga sama seperti
mendengarkan musik. Kamu bisa mendengarkan berbagai macam genre musik dari
berbagai negara. Buat aku sendiri, aku suka jenis musik dan lagu-lagu tertentu,
kayak kalau sedang baca buku, aku lebih suka mendengar playlist lagu klasik di
Spotify (atau apapun yang tanpa lirik di dalamnya). Di saat tidak membaca, aku
banyak mendengar lagu-lagu yang jadi soundtrack disney kayak belakangan ini
favoritku We Don’t Talk About Bruno dari Encanto dan Nobody Like U dari film
Turning Red. Selain soundtrack film animasi disney, aku juga lagu jpop dan kpop
yang tentu saja membuatku belajar sedikit demi sedikit tentang kedua bahasa
ini, meski aku mending baca bahasa Jepang daripada bahasa Korea, hihihi. Kayak
minggu ini, MV barunya Dreamcatcher berjudul Maison sukses membuat mood
membacaku jadi dystopia, hingga nemu satu buku karya penulis dalam negeri yang
keren banget judulnya Mereka Bilang Ada Toilet di Hidungku oleh Ruwi Meita. Sampai
hari ini bukunya masih tetep bikin kepikiran lho.
Aku pun menemukan beberapa lagu
ternyata cocok dijadikan dalam satu magical playlist karena kesan yang
ditimbulkan bener-bener kayak seger dan magical kayak pagi hari di Rivendell
(hahaha). Meski terkadang arti lagunya tidak sesuai dengan judul playlistnya.
Karena tujuannya untuk
bersenang-senang, buku atau musik yang aku nikmati pun tidak selalu aku
perhatikan pesan-pesan moral di dalamnya, pokoknya seneng aja udah cukup deh. Gimanapun
hobi adalah sesuatu yang suka kita lakukan. Kalaupun menurutmu hobimu seperti
tidak berfaedah atau tidak sekeren hobi orang lain, asalkan kamu suka
melakukannya itu sudah cukup jadi hobimu. Tentu saja manfaatnya adalah
membuatmu senang. Kalau satu hal itu sudah tidak terasa istimewa bagimu atau
kamu tidak lagi senang melakukannya, mungkin hal itu bukan lagi hobimu. Mengubah
hobi juga tidak masalah kok, memangnya siapa yang membuat aturan kalau manusia
harus punya satu hobi saja seumur hidup? Standar istimewa dan menyenangkan akan
berubah setiap waktu bagi setiap individu, so yaudahlah ya, kamu doing nothing
pun asal membuatmu senang di waktu senggangmu juga lakukan saja. Se-nothing
nothing-nya kamu pasti melakukan kegiatan kayak bernafas, berpikir, tertidur,
melamun atau rebahan.
Nah, apa hobimu? Bikin kamu senang
tidak? Ceritakan di kolom komentar ya.
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.