Oke. Aku baca buku ini karena ada 2 booktuber yang
menyebutkan buku The Bone Maker ini. Aku jadi penasaran dan menuju Storytel
siapa tahu ada versi audiobooknya. Ternyata ada dong dan dari sampel previewnya
aku pikir aku bisa mengikuti kisah di dalam buku ini.
Length : 16H 35M | 496 pages
Narrator : Soneela Nankani
Date released : March 9, 2021
Date read : September 9 – 26, 2022
Goodreads rating : 3.88
My rating : 4.00
Keywords : adult, fantasy, adventure, romance,
friendship, magic, bone
Trigger warnings : death, blood, gore, self-harm to
perform magic, trauma
Where to read : Storytel
BLURB
“Twenty-five years ago, five heroes
risked their lives to defeat the bone maker Eklor—a corrupt magician who created
an inhuman army using animal bones. But victory came at a tragic price. Only
four of the heroes survived.
Since then, Kreya, the group’s
leader, has exiled herself to a remote tower and devoted herself to one
purpose: resurrecting her dead husband. But such a task requires both a cache
of human bones and a sacrifice—for each day he lives, she will live one less.
She’d rather live one year with her
husband than a hundred without him, but using human bones for magic is illegal
in Vos. The dead are burned—as are any bone workers who violate the law. Yet
Kreya knows where she can find the bones she needs: the battlefield where her
husband and countless others lost their lives.
But defying the laws of the land
exposes a terrible possibility. Maybe the dead don’t rest in peace after
all.
Five warriors—one broken, one gone
soft, one pursuing a simple life, one stuck in the past, and one who should be
dead. Their story should have been finished. But evil doesn’t stop just because
someone once said, “the end.”” (Goodreads)
MY THOUGHTS
Buku ini menarik buat aku dan
konsepnya juga jarang aku temukan di buku-buku fantasi lainnya. Kabar baiknya
buku ini adalah buku fantasi standalone yang tentu aja buat kamu yang gak
pengen berkomitmen untuk menyelesaikan satu series baru, ga bakal menjadi beban
pikiran setelah menyelesaikan bukunya. Konsep yang menarik ini adalah kisah
dalam buku The Bone Maker ini adalah kisah setelah pertempuran melawan
kejahatan. Bukunya menceritakan kisah 25 tahun setelah perang besar yang
disebut Bone War melawan antagonis yang bernama Eklor dan anak buahnya. Buku
ini adalah buku pertama yang aku baca yang menceritakan kisah para hero setelah
kemenangan dan kedamaian tercapai. Biasanya kita baca buku, terutama buku
fantasi tuh, setelah perang atau battle terakhir, semuanya sudah selesai, dan
kita bakal berpikir semuanya bakal baik-baik saja, dan para hero bakal hidup
bahagia selamanya. Ternyata enggak. Dalam perang, tentu aja ada yang menjadi
korban, termasuk Kreya, pemimpin lima hero yang kehilangan suaminya. Cerita di
buku ini dimulai dengan Kreya yang berusaha berkali-kali menghidupkan Jentt,
suaminya, dengan kemampuannya sebagai Bone Maker. Tentu aja, untuk menghidupkan
orang mati, jenis tulang yang dibutuhkan berbeda, yaitu tulang manusia, dan
untuk melakukan mantra ini adalah ilegal dan dilarang di negeri Vos.
Di awal buku, pembaca sudah
dihadapkan dengan Kreya dengan usaha kerasnya untuk menghidupkan Jentt hingga
dia lari dikejar penduduk karena mencoba mencuri tulang dari acara pemakaman.
Motif tokoh utama sudah sangat jelas di awal buku dan aku senang karena penulis
gak mencoba membenarkan atau mencari alasan bahwa yang dilakukan Kreya ini
adalah benar, melainkan kita bisa merasakan keraguan, ketakutan dan kesedihan
Kreya yang sangat ingin mengembalikan suaminya, dan dia sadar bahwa yang dia
lakukan itu melanggar hukum.
KARAKTER
Karakter di dalam buku The Bone
Maker ini sangat relatable terutama adalah kelima hero yang ditampilkan satu
per satu bertahap ketika mereka mulai berkumpul setelah 25 tahun, yaitu Kreya,
Zera, Jentt, Stran, dan Marso. Sebagai pembaca aku bisa relate ke satu atau
lebih aspek dari tiap karakter terutama Kreya yang merupakan leader yang punya
ketakutan dan keraguan tersendiri setiap dia harus mengambil keputusan. Selain
kelima hero, ada juga side character seperti Amurra (istri Stran), Guine
(pasangan Zera), dan berbagai construct dan benda-benda yang diciptakan Kreya
untuk membantu pekerjaan mereka.
MAGIC SYSTEM
Magic system juga sangat jelas di
buku ini, dan gak ribet. Di buku ini magic yang digunakan adalah bone magic,
dimana ada beberapa macam Bone Workers (atau orang-orang yang melakukan bone
magic) seperti Bone Maker (contohnya Kreya dan Eklor) yang bisa menciptakan
construct dengan menggabungkan benda seperti patung atau besi dengan tulang
untuk menciptakan semacam robot yang bisa membantu pekerjaan kita, kemudian ada
Bone Wizard (contohnya Zera) yang membuat talisman dari tulang dengan berbagai
macam fungsi seperti strength, speed, flight, dll dan untuk mengaktifkan
talisman tersebut ada mantranya sendiri. Lalu ada Bone Reader (contohnya Marso)
yang bisa melihat masa depan atau masa lalu melalui tulang. Nah tulang-tulang
yang digunakan di sini adalah tulang-tulang hewan, dan penggunaan tulang
manusia untuk bone magic sama dengan melanggar hukum. Kemudian tiap magic yang
dilakukan juga jelas batasan atau mungkin konsekuensinya.
WORLD BUILDING
World buildingnya unik, jadi wilayah
Vos ini kayak bertingkat-tingkat gitu, di mana yang orang-orang kaya dan orang
punya jabatan tinggalnya di tingkat paling atas, sedangkan penduduk biasa,
tinggalnya di tingkat paling bawah. Meskipun emang agak gak begitu paham gimana
bentukannya negeri Vos ini, tapi aku bisa membayangkan negeri asalnya Boromir
dan Faramir di trilogi Lord of the Ring. Selain itu, aku juga bisa langsung
memahami dunia tempat mereka tinggal, termasuk magic yang umum digunakan dan
istilah-istilah di dalamnya seperti hewan-hewan ajaib yang muncul juga di
dalamnya.
WRITING STYLE
Gaya penulisan Sarah Beth Durst ini
sangat mudah diikuti, jadi meskipun aku dengerin audiobook dengan speed 1.5x,
aku masih tetap bisa mengikuti ceritanya.
Awalnya aku kira tokoh utamanya adalah Kreya yang muncul di awal buku
ini. Bukunya diceritakan dari sudut pandang orang ketiga dengan mengambil sudut
pandang kelima hero jadi kita bisa tahu isi pikiran mereka semua. Meskipun ini
adult fantasy, tapi bahasanya gak berat dan menurut aku bisa dibaca oleh
pembaca YA fantasy juga. Aku jadi pengen dengerin juga buku-buku fantasi lain
dari penulis ini yang sudah ada beberapa di Storytel.
PLOT
Awal buku ini udah seru dengan Kreya
dan tujuannya yang sangat jelas untuk melakukan forbidden magic untuk
menghidupkan Jentt meskipun dia sendiri kayak merasa guilty untuk mencuri
tulang dari acara pemakaman. Menurut aku gak ada hal yang mengejutkan buat aku
di buku ini karena aku udah baca blurbnya, haha. Plotnya lurus aja ke depan,
mungkin ada sedikit flashback juga seputar perang 25 tahun lalu. Endingnya, aku
suka banget karena damai gitu lho. Buat pembaca yang suka cerita fantasi yang
mengandung pertarungan tapi ga begitu suka ketegangan terlalu banyak, kayaknya
bakal suka buku ini.
AUDIOBOOK REVIEW
Aku dengar versi audiobook dari buku
ini di Storytel yang dinarasikan oleh Soneela Nankani yang juga menarasikan
audiobook Rebel of the Sands yang aku baca di bulan Agustus. Meskipun naratornya
sama, aku lebih bisa mengikuti cerita dari buku The Bone Maker ini karena
memang penulisnya enggak memunculkan deskripsi atau sistem yang rumit. Aku juga
suka suara Soneela Nankani untuk suara karakter di dalam buku ini meskipun
rada-rada mirip untuk beberapa karakternya, tapi jenis suara beliau ini adalah
suara yang calming dan bikin pendengar stick to the audiobook until the end.
HOW THIS BOOK AFFECTED ME
Buku ini bikin aku merenung mengenai
kehidupan dan kematian. Kalau selama ini kita banyak membaca buku yang memiliki
happily ever after ending atau sad ending atau nggantung ending dan kita secara
gak langsung berpikir kalau hidup karakternya bakal stuck di titik di mana kisah
mereka selesai, maka buku ini bikin aku inget kalau tidak ada akhir yang
sesungguhnya selama kita masih bisa melakukan sesuatu. Dan di balik kemenangan
dan kedamaian yang dicapai dari peperangan, di mana kelima pahlawan sangat
dihormati di negerinya, ada juga kesedihan dan kehilangan serta rasa tidak
nyaman. Buku ini bikin pembaca lebih realistis aja sih, jadi setelah satu
kejadian besar, misal peperangan, atau mungkin pernikahan, kamu masih harus
melakukan kegiatan sehari-hari yang tentu aja gak revolve around the happily
ever after aja atau sad aja, karena kehidupan itu penuh warna *ihi*.
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.