Halo, kali ini aku mau mengulas buku
fantasi oleh penulis Indonesia yang aku temukan di Gramedia Digital di bulan
Desember. Aku yang lebih suka baca buku fantasi, tentu saja sangat tertarik
dengan buku ini. Jika kamu jenis orang yang ingin mengetahui segala sesuatu
yang terjadi di dalam buku ini by yourself, maka aku sarankan skip bagian
blurb, karena bagian itu seperti spoiler atau inti dari buku ini.
Length : 256 pages
Where to read : Gramedia Digital
Released
date : August 31, 2022
Date read :
December 1-4, 2022
Keywords : young adult, fantasy,
magic, set in 1700, friendship, kingdom
Trigger
warning : death, betrayal,
murder, violence, poisoning, slavery
BLURB
“Dua orang
yang mengaku berasal dari klan Naditirta membenarkan bahwa merekalah penyebab
kematian Putri Manika. Raja yang geram memutuskan menghukum klan Naditirta,
sekaligus meniadakan Festival Naditirta, meskipun festival tersebut adalah
bukti penghormatan klan Naditirta akan leluhur mereka. Tak menemukan titik
penyelesaian, Raja pun membumihanguskan klan tersebut, tetapi salah satu
anggota klan meneteskan darahnya di Sungai Naditirta sehingga sungai itu
mengamuk dan menenggelamkan kerajaan. Hanya klan Naditirta yang bisa
menenangkan kembali sungai tersebut. Dan satu-satunya anggota klan yang selamat
adalah Sanum. Selama 8 tahun Sanum menjalani `hukuman`nya, menjaga Sungai
Naditirta agar kerajaan tetap aman. Akhirnya tiba waktu untuk Sanum mendapatkan
kebebasan. Sayangnya, orang-orang serakah ingin membatalkan pembebasan gadis
itu.”
COVER
Pertama-tama,
covernya cantik, berwarna dominan hijau dengan ilustrasi 3 karakter yang ada di
dalam buku ini yaitu Dipta, Genta dan Sanum, yang menunjukkan buku ini heavily
inspired by Javanese culture dengan unsur fantasi seperti kekuatan pengendalian
air di dalamnya. Font yang digunakan untuk judul buku juga aku suka yang
semakin menunjukkan kalau buku ini adalah buku fantasi.
HAL YANG AKU SUKA
🟢Karakter. Aku
suka beberapa karakter yang dimunculkan memiliki sifat-sifat tersendiri yang
membedakan mereka satu sama lain seperti karakter Sanum dan suku Naditirta yang
punya karakter penyabar dan lembut karena diasosiasikan dengan air, karakter
Lora dan Lazuar yang menurut aku keren, dan juga karakter Ambar yang juga
memiliki banyak rahasia tak terduga dan merupakan sosok kakak perempuan yang
cocok untuk karakter Dipta. Kalau kalian lihat contoh ilustrasi karakter yang
ada di instagram penulis, ilustrasi tersebut cocok banget dengan yang aku
bayangkan berdasarkan deskripsi yang ada di buku ini.
🟢Deskripsi mengenai
situasi dan perasaan dari para karakternya cukup detail sehingga aku bisa
membayangkan apa yang terjadi di buku ini.
🟢Gaya
penulisan yang digunakan untuk buku ini gak begitu sulit untuk diikuti dan aku
ingin baca buku selanjutnya dari seri ini. Aku suka nama-nama yang digunakan
penulis di dalam buku ini baik untuk karakter, tempat, organisasi atau istilah
lain yang makin menunjukkan setting tahun 1700-an yang digunakan buku ini seperti Naditirta, Kemala, Sundapa, Adinata, dan lain-lain. Selain itu, nama-nama yang diberikan juga seperti sudah menggambarkan deskripsi mengenai orang, tempat atau benda yang mendapatkan nama tersebut.
🟢Untuk world
building, aku suka juga, detail banget penjelasan mengenai setting di buku ini,
kondisi alam, sistem pemerintahan dan gimana magic system yang digunakan,
hingga karakteristik penduduk di setiap pulau / kerajaan.
🟢Di bagian
awal mungkin terasa membingungkan dan membosankan, namun menjelang akhir
bukunya terasa sangat seru meskipun endingnya sangat nanggung.
HAL YANG KURANG AKU SUKA
🟢Karakter Dipta
di dalam buku ini terasa lebih muda dari usianya di masa sekarang, sedangkan
Dipta di bagian flashback lebih terlihat bijak dan tidak ceroboh.
🟢 Membaca buku
ini di awal rasanya kayak baru aja terlempar ke dunia lain dan mendarat di
tengah-tengah orang berantem, sebagai pembaca aku bakal tolah-toleh kanan-kiri
karena aku sama sekali gak paham dengan hal-hal yang dimunculkan di awal buku
ini yang cukup padat, sehingga kalau gak dicatat bakal lupa mereka tadi
berantemin apa aja.
🟢Aku berharap
ada author’s note seperti buku Babel (yang juga settingnya di masa lalu) untuk
menjelaskan kepada pembaca mengenai setting dan diksi yang digunakan di buku
ini. Emerald Pieces ini bersetting di tahun 1700-an namun kata-kata yang
digunakan adalah kata-kata modern yang kurang menunjukkan kesan dari era
tersebut. Di buku ini juga dimunculkan istilah seperti restoran dan demonstrasi
yang terasa lebih modern. Selain itu, di buku ini juga banyak pabrik yang
dibangun yang menyebabkan pencemaran air sungai, yang menurut aku gak bakal
mengejutkan kalau elemen-elemen ini sudah disebutkan lebih dulu di awal cerita
sehingga pembaca bisa paham buku ini menggabungkan banyak hal di dalamnya.
🟢Di buku ini
juga lebih banyak telling daripada showing sehingga kurang sreg buat aku yang
lebih suka kedua hal tersebut dibuat seimbang.
HAL YANG AKU PELAJARI
🟢Aku membaca
buku ini tanpa membaca blurbnya, dan aku yang baru baca blurbnya setelah part
flashback merasa akan lebih baik tidak membaca blurbnya terlebih dahulu kalau
memang ingin merasa penasaran dan terus membaca buku ini. Sedangkan untuk
pembaca yang tidak ingin kebingungan dan tidak ingin penasaran hingga setengah
bukunya, blurb akan sangat membantu karena ini inti ceritanya yang menyebabkan
semua hal terjadi.
🟢Buku ini
terasa seperti kritik kepada manusia yang tidak mempedulikan lingkungan
terutama sungai, kutukan sungai yang disebutkan di blurb buku ini semacam
simbol apa yang telah terjadi pada manusia yang lalai dan terus menerus
mencemari alam. Selain kritik atas perilaku manusia terhadap alam, menurut aku
buku ini juga menggambarkan apa yang terjadi pada pemerintahan yang terjadi di
dunia nyata, termasuk Indonesia, di mana mungkin saja sebuah wilayah dipimpin
oleh seseorang yang bijak, namun mereka tidak bisa mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi di wilayah kekuasaan mereka karena laporan yang mereka
terima sudah dipalsukan dan ada pihak-pihak tertentu yang mencoba menggunakan
kekuasaan mereka untuk kepentingan mereka sendiri atas nama raja misalnya. Seorang
raja atau pemimpin yang awalnya memiliki visi dan misi dan tujuan yang baik,
bisa saja terpengaruh oleh pihak-pihak yang ingin menguntungkan kelompok mereka
sehingga keputusan yang diambil oleh pemimpin tersebut tidak lagi mengutamakan
kepentingan rakyat.
BACALAH BUKU INI KALAU KAMU SUKA
🟢 Buku fantasi
yang terinspirasi dari kebudayaan Indonesia yang ditulis oleh penulis Indonesia
🟢 Buku fantasi
bersetting tahun 1700-an namun dengan tambahan elemen modern seperti pabrik
🟢 Buku dengan
third person point of view omniscient
🟢 Buku dengan
elemen petualangan / perjalanan jauh dengan kuda dan berjalan kaki
🟢 Buku fantasi
di bawah 300 halaman
🟢 Buku dengan
deskripsi yang cukup detail
🟢 Buku dengan
2 karakter tampan yang menjadi idola di ibu kota
🟢 Buku dengan
bumbu romance dan love triangle trope tapi not heavily focused pada bagian
romance
🟢 Buku fantasi
dengan pengendali air sungai di dalamnya
🟢 Setting kerajaan,
elemen kudeta, pemberontakan, pengkhianatan, dan pembunuhan massal
FINAL RATING
3.5 / 5
Ada yang
sudah pernah baca buku ini? Kasih tahu pendapat kamu di kolom komentar di
bawah.
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.