Daughter of Smoke and Bone by Laini Taylor is a fantasy novel that follows Karou, a blue-haired art student living in Prague, but her life is far from ordinary. She spends her days drawing strange creatures in her sketchbook except they’re not imaginary. By night, she runs errands for Brimstone, a chimera who runs a mysterious shop where he trades wishes for teeth. He is known as the "wishmonger," and his business operates through a network of collectors who bring him teeth both human and animal, in exchange for different levels of wishes. The stronger the wish, the greater the price, with more powerful wishes requiring rarer or more valuable teeth. But everything changes when mysterious black handprints start appearing on portal doors, and an angel named Akiva shows up, and throws Karou into a centuries-old war between angels and chimeras. As she digs into her past, she realizes that everything she thought she knew about herself, about love, and about war, might not be the truth.
(Daughter of Smoke and Bone oleh Laini Taylor adalah novel fantasi yang mengisahkan Karou, seorang mahasiswa seni berambut biru yang tinggal di Praha, tetapi hidupnya jauh dari kata biasa. Ia menghabiskan hari-harinya menggambar makhluk-makhluk aneh di buku sketsanya, tetapi makhluk-makhluk itu bukanlah khayalan. Pada malam hari, ia menjalankan tugas untuk Brimstone, seekor chimera yang mengelola toko misterius tempat ia menjual keinginan yang dibayar dengan gigi. Ia dikenal sebagai "wishmonger," dan bisnisnya beroperasi melalui jaringan kolektor yang memberinya gigi manusia dan hewan, dengan imbalan berbagai level keinginan. Semakin kuat keinginannya, semakin tinggi harganya, dengan keinginan yang lebih besar membutuhkan gigi yang lebih langka atau lebih berharga. Namun semuanya berubah ketika jejak tangan hitam misterius mulai muncul di pintu portal, dan seorang malaikat bernama Akiva muncul, dan melemparkan Karou ke dalam perang yang telah berlangsung berabad-abad antara malaikat dan chimera. Saat ia menggali masa lalunya, ia menyadari bahwa semua yang ia pikir ia ketahui tentang dirinya sendiri, tentang cinta, dan tentang perang, mungkin tidak benar.)
BOOK INFORMATION
Title : Daughter of Smoke and Bone
Author : Laini Taylor
Language : English
Length : 456 pages
Released : November 1, 2011
Read : July 13-18, 2023
GR Rating : 3.99
My rating : 3.75
SYNOPSIS
Daughter of Smoke and Bone by Laini Taylor is a young adult fantasy novel that follows the life of a mysterious and talented art student named Karou. Raised by chimeras, magical creatures with animal and human features, Karou lives in both human world and Elsewhere, a hidden world where her chimera family resides. Her unique background and striking blue hair attract curiosity from others, but Karou conceals the true nature of her life and her connection to the chimeras.
In Elsewhere, Karou runs errands for her chimera guardian, Brimstone, who collects teeth from across the globe. The teeth, which he uses to barter for wishes, fuel the magic of the chimera's world. Despite the peculiar and dangerous tasks she performs, Karou longs to learn more about her origins and her true identity.
(Daughter of Smoke and Bone oleh Laini Taylor adalah novel fantasi young adult mengenai kehidupan seorang murid seni yang misterius dan berbakat bernama Karou. Dibesarkan oleh chimera, makhluk ajaib dengan fitur hewan dan manusia, Karou tinggal di dunia manusia dan Elsewhere, dunia tersembunyi tempat keluarga chimera-nya tinggal. Latar belakangnya yang unik dan rambut birunya yang mencolok membuat orang lain penasaran, tetapi Karou menyembunyikan kebenaran mengenai kehidupan dan hubungannya dengan chimera.
Di Elsewhere, Karou menjalankan tugas untuk pengasuh chimera-nya, Brimstone, untuk mengumpulkan gigi dari seluruh dunia. Gigi, yang dia gunakan untuk ditukar dengan keinginan, dapat menciptakan keajaiban di dunia chimera. Terlepas dari tugas aneh dan berbahaya yang dia lakukan, Karou ingin sekali belajar lebih banyak tentang asal-usulnya dan identitas aslinya.)
BOOK REVIEW
Laini Taylor’s Daughter of Smoke and Bone is a fantasy story which dives into war, prejudice, and the never-ending cycle of violence. This book takes place in a world where angels and chimeras have been fighting for so long that no one really questions why anymore. What I love about this is that it doesn’t paint one side as "good" and the other as "evil." Instead, it shows that both have their own reasons for fighting, and most of their hatred comes from history rather than personal experiences. It made me think about how, in the real world, people are often raised to see certain groups as enemies without ever stopping to ask why.
One of the strongest parts of this book is how it shows that war isn’t just about battles, it’s also about propaganda, fear, and stories passed down for generations. Both angels and chimeras grow up believing the other side is monstrous, and that belief keeps the war going. It’s a lot like how societies today create "us vs. them" divisions based on fear rather than facts. This book makes it clear that unlearning that kind of prejudice is hard, which is why real peace is so difficult to achieve.
As the story unfolds, we start to see the devastating effects of a war that has lasted for centuries. There’s so much loss like families are torn apart, entire civilizations are destroyed, and the characters carry deep emotional scars. This book shows the true cost of war, what happens after the battles are over and whether there’s anything left to rebuild.
Another interesting thing is how this book explores guilt and responsibility. Many characters struggle with the weight of their past actions, and realize that their choices have consequences. Some want revenge, others want redemption, and some are just trying to survive. This made the story feel more complex because no one is completely right or wrong. It also raises the question of whether it’s even possible to break free from the past when so much damage has already been done.
Power and corruption also play a big role in this story. The leaders on both sides don’t really care about the people suffering, they just use the war to stay in control. Instead of working toward peace, they fuel the conflict for their own gain. This reminds us of how, in real life, some leaders manipulate people for power, by dragging out conflicts that could have been avoided.
One of the most interesting parts of Daughter of Smoke and Bone is how it explores the idea of wishes and consequences through Brimstone’s work. Brimstone, the chimera who raised Karou, grants wishes but they always need to be paid with teeth. It explores the idea that power always comes with a price. This reflects a real-world truth that nothing is ever truly free. Whether it’s achieving success, maintaining relationships, or making important choices, everything comes with consequences.
What makes Brimstone’s role even more interesting is how carefully he uses his power. He doesn’t grant wishes recklessly or for selfish reasons. Instead, he follows strict rules and understands that too much power, if used without restraint, can be dangerous. Even though he has the ability to create stronger wishes that could drastically change things, he knows that doing so could lead to unintended consequences. This shows an important lesson that just because we can do something doesn’t always mean we should. It’s a reminder to think critically about the choices we make and the responsibilities that come with power.
Brimstone’s approach to wishes also ties into the novel’s deeper themes of control and sacrifice. His work isn’t just about granting people’s desires, it’s part of a much bigger, more painful system that keeps the war between angels and chimeras going. This raises the question of whether the price of survival is worth it if it only leads to more suffering. Through Brimstone, this story challenges us to consider the long-term effects of our actions and whether some cycles are worth breaking, no matter how impossible it seems.
Even with all the war and destruction in the story, there’s still an underlying message of hope. Karou’s world is falling apart, but her journey is not about revenge but about finding a way to move forward and rebuild. She learns painful truths about her past, but instead of letting them define her, she keeps searching for something better. It shows that no matter how bad things get, change is always possible if you're willing to fight for it.
(Daughter of Smoke and Bone oleh Laini Taylor adalah kisah fantasi yang menyelami perang, prasangka, dan siklus kekerasan yang tak pernah berakhir. Buku ini berlatar di dunia tempat para malaikat dan chimera telah berperang begitu lama sehingga tak seorang pun mempertanyakan alasannya lagi. Yang aku sukai dari buku ini adalah buku ini tidak menggambarkan satu pihak sebagai "baik" dan pihak lain sebagai "jahat." Sebaliknya, buku ini menunjukkan bahwa keduanya memiliki alasan sendiri untuk berperang, dan sebagian besar kebencian mereka berasal dari sejarah, bukan pengalaman pribadi. Buku ini membuat kita berpikir tentang bagaimana, di dunia nyata, orang-orang sering kali dibesarkan untuk melihat kelompok tertentu sebagai musuh tanpa pernah berhenti untuk bertanya alasannya.
Salah satu bagian terkuat dari buku ini adalah bagaimana buku ini menunjukkan bahwa perang bukan hanya tentang pertempuran, tetapi juga tentang propaganda, ketakutan, dan cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi. Baik malaikat maupun chimera tumbuh dengan keyakinan bahwa pihak lain itu mengerikan, dan keyakinan itu membuat perang terus berlangsung. Hal ini sangat mirip dengan bagaimana masyarakat saat ini menciptakan perpecahan "kita vs mereka" berdasarkan rasa takut, bukan fakta. Buku ini memperjelas bahwa melupakan prasangka semacam itu sulit, itulah sebabnya perdamaian sejati sangat sulit dicapai.
Seiring berjalannya cerita, kita mulai melihat dampak yang menghancurkan dari perang yang telah berlangsung selama berabad-abad. Ada begitu banyak kerugian seperti keluarga yang terpecah belah, seluruh peradaban hancur, dan karakter-karakternya menanggung luka emosional yang dalam. Buku ini menunjukkan harga yang harus dibayar akibat perang yang sebenarnya, apa yang terjadi setelah pertempuran berakhir, dan apakah masih ada yang tersisa untuk dibangun kembali.
Hal menarik lainnya adalah bagaimana buku ini mengeksplorasi rasa bersalah dan tanggung jawab. Banyak karakter berjuang dengan beban tindakan masa lalu mereka, dan menyadari bahwa pilihan mereka memiliki konsekuensi. Beberapa ingin membalas dendam, yang lain ingin penebusan, dan beberapa hanya mencoba bertahan hidup. Hal ini membuat cerita ini terasa lebih rumit karena tidak ada yang sepenuhnya benar atau salah. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan apakah mungkin untuk melepaskan diri dari masa lalu ketika begitu banyak kerusakan telah terjadi.
Kekuasaan dan kerusakan juga memainkan peran besar dalam cerita ini. Para pemimpin di kedua belah pihak tidak terlalu peduli dengan penderitaan rakyat, mereka hanya menggunakan perang untuk tetap memegang kendali. Alih-alih mengupayakan perdamaian, mereka justru mengobarkan konflik demi keuntungan mereka sendiri. Hal ini mengingatkan kita tentang bagaimana, dalam kehidupan nyata, beberapa pemimpin memanipulasi orang untuk mendapatkan kekuasaan, dengan memperpanjang konflik yang sebenarnya bisa dihindari.
Salah satu bagian paling menarik dari Daughter of Smoke and Bone adalah bagaimana buku ini mengeksplorasi gagasan tentang keinginan dan konsekuensi melalui pekerjaan Brimstone. Brimstone, chimera yang membesarkan Karou, mengabulkan keinginan tetapi keinginan itu harus dibayar dengan gigi. Buku ini mengeksplorasi gagasan bahwa kekuatan selalu ada harganya. Hal ini mencerminkan kenyataan di dunia kita bahwa tidak ada yang benar-benar gratis. Baik itu meraih kesuksesan, menjaga hubungan, atau membuat pilihan penting, semuanya disertai konsekuensi.
Yang membuat peran Brimstone semakin menarik adalah seberapa hati-hatinya dia menggunakan kekuatannya. Dia tidak mengabulkan keinginan secara sembrono atau karena alasan egois. Sebaliknya, dia mengikuti aturan yang ketat dan memahami bahwa terlalu banyak kekuatan, jika digunakan tanpa kendali, bisa berbahaya. Meskipun dia memiliki kemampuan untuk mengabulkan keinginan yang lebih kuat yang dapat mengubah banyak hal secara drastis, dia tahu bahwa melakukan hal itu dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Buku ini menunjukkan pelajaran penting bahwa hanya karena kita dapat melakukan sesuatu tidak selalu berarti kita harus melakukannya. Buku ini mengingatkan kita untuk berpikir kritis tentang pilihan yang kita buat dan tanggung jawab yang menyertai kekuatan.
Pemahaman Brimstone terhadap keinginan juga terkait dengan tema yang lebih dalam dari novel ini, yaitu kontrol dan pengorbanan. Pekerjaannya bukan hanya tentang mengabulkan keinginan orang-orang, namun merupakan bagian dari sistem yang jauh lebih besar dan lebih menyakitkan yang membuat perang antara malaikat dan chimera terus berlangsung. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah harga yang harus dibayar untuk untuk bertahan hidup sepadan jika hal itu hanya akan menyebabkan lebih banyak penderitaan. Melalui Brimstone, cerita ini menantang kita untuk mempertimbangkan efek jangka panjang dari tindakan kita dan apakah beberapa siklus layak untuk dihentikan, tidak peduli betapa mustahilnya hal itu.
Bahkan dengan semua perang dan kehancuran dalam cerita ini, masih ada pesan harapan yang tersirat. Dunia Karou sedang hancur berantakan, tetapi perjalanannya bukan tentang balas dendam, melainkan tentang menemukan cara untuk maju dan membangun kembali semuanya. Ia mempelajari kebenaran yang menyakitkan tentang masa lalunya, tetapi alih-alih membiarkannya mendefinisikan dirinya, ia terus mencari sesuatu yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa tidak peduli seberapa buruk keadaannya, perubahan selalu mungkin terjadi jika kita bersedia memperjuangkannya.)
THINGS I LOVE
■One of the things I love most about this book is its unique and immersive world. Laini Taylor creates a universe full of chimeras, angels, and the strange magic of wishes and teeth. The settings are just as captivating, like Prague has a mysterious, gothic atmosphere, while Eretz, the war-torn world of angels and chimeras, feels both haunting and heartbreaking. The level of detail in these worlds makes everything feel so real, and I was completely drawn into this story.
■Karou, the main character, is another reason I enjoyed this book so much. She’s not just strong and clever, she’s also curious, flawed, and constantly searching for answers about who she really is. Her journey of self-discovery, along with her struggles and difficult choices, make her the kind of character you root for, and seeing her grow throughout the story was one of my favorite parts.
■What makes Daughter of Smoke and Bone stand out even more for me is how it explores deep and complex themes. This book doesn’t just show a simple fight between good and evil, it also dives into the gray areas, where both sides have their own history and reasons for fighting. It made me reflect on real-world conflicts and how people are shaped by their past and the choices they make.
(■Salah satu hal yang paling aku sukai dari buku ini adalah dunianya yang unik dan detail. Laini Taylor menciptakan dunia yang penuh dengan chimera, malaikat, dan keajaiban yang unik dari keinginan dan gigi. Latarnya juga sama menariknya, seperti Praha yang memiliki suasana misterius dan gotik, sementara Eretz, dunia yang dilanda perang yang dipenuhi malaikat dan chimera, terasa menghantui sekaligus memilukan. Tingkat detail di dunia-dunia ini membuat semuanya terasa begitu nyata, dan aku rasanya tertarik masuk ke dalam cerita ini.
■Karou, tokoh utamanya, adalah alasan lain mengapa aku sangat menikmati buku ini. Dia tidak hanya kuat dan pintar, dia juga ingin tahu, memiliki kekurangan, dan terus-menerus mencari jawaban tentang siapa dirinya sebenarnya. Perjalanannya menemukan identitas dirinya, bersama dengan perjuangan dan pilihan-pilihan sulitnya, menjadikannya tipe tokoh yang kita ingin dukung, dan melihatnya tumbuh sepanjang cerita adalah salah satu bagian favoritku.
■Yang membuat Daughter of Smoke and Bone lebih menonjol buatku adalah bagaimana ia mengeksplorasi tema-tema yang dalam dan kompleks. Buku ini tidak hanya menunjukkan pertarungan sederhana antara kebaikan dan kejahatan, tetapi juga menyelami area abu-abu, di mana kedua belah pihak memiliki sejarah dan alasan mereka sendiri untuk bertarung. Buku ini membuat kita merenungkan konflik di dunia nyata dan bagaimana orang-orang dibentuk oleh masa lalu dan pilihan yang mereka buat.)
THINGS I DON'T LIKE
■One of the issues I found was the pacing, especially at the beginning. The first few chapters felt a bit slow, and it took a while before the main story really started. While the world-building and character introductions were interesting, I sometimes felt like I was just waiting for something big to happen.
■Another thing I struggled with was the way flashbacks were handled later in this book. I get that they were important for understanding Madrigal’s past, but some of them felt a little too long. There were a lot of details about celebrations, outfits, and Madrigal’s life that, while interesting, sometimes made me lose focus on what was happening in the present. The way these flashbacks were scattered throughout the book also made it harder to stay fully engaged with Karou’s journey. I think they were meant to feel like fragmented memories coming back, but at times, they made the story feel a bit disjointed.
(■Salah satu masalah yang aku temukan adalah pacing, terutama di bagian awal. Beberapa bab pertama terasa agak lambat, dan butuh beberapa saat sebelum cerita utamanya benar-benar dimulai. Meskipun world building dan pengenalan karakternya menarik, terkadang aku merasa seperti sedang menunggu sesuatu yang besar terjadi.
■Kesulitan lain yang aku alami adalah cara buku ini menampilkan flashback di beberapa bagian akhir. Flashback ini penting untuk memahami masa lalu Madrigal, tetapi beberapa di antaranya terasa agak terlalu panjang. Ada banyak detail tentang pesta, pakaian, dan kehidupan Madrigal yang, meskipun menarik, terkadang membuat aku kehilangan fokus pada apa yang terjadi saat ini. Cara flashback ini tersebar di seluruh buku juga membuat aku lebih sulit untuk tetap berkonsentrasi sepenuhnya dengan perjalanan Karou. Sepertinya flashback yang seperti ini dimaksudkan untuk terasa seperti kenangan yang terfragmentasi yang kembali lagi dalam ingatan, tetapi terkadang, hal ini membuat ceritanya terasa agak terputus-putus.)
CONCLUSION
Daughter of Smoke and Bone is more than just a fantasy novel, it’s also a story about war, love, and the power of choice. Laini Taylor creates an incredible world filled with magic and mystery, and Karou’s journey is both emotional and intriguing. I did find the beginning a bit slow and the flashbacks a little overwhelming at times, but the themes of prejudice, power, and breaking cycles of hatred make me think about how similar conflicts happen in the real world. In the end, this is a story about about hope, understanding, and the possibility of change.
(Daughter of Smoke and Bone bukan sekadar novel fantasi, tetapi juga kisah tentang perang, cinta, dan kekuatan pilihan. Laini Taylor menciptakan dunia luar biasa yang penuh dengan keajaiban dan misteri, dan perjalanan Karou terasa emosional sekaligus menarik. Aku merasa bagian awalnya agak lambat dengan flashback yang agak membingungkan, tetapi tema prasangka, kekuasaan, dan pemutusan siklus kebencian membuat kita berpikir tentang bagaimana konflik serupa terjadi di dunia nyata. Pada akhirnya, ini adalah kisah tentang harapan, pemahaman, dan kemungkinan untuk perubahan.)
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.