The Cat Who Saved Books by Sousuke Natsukawa | Book Review

 


In this review, we'll talk about Sousuke Natsukawa's The Cat Who Saved Books, which I have read on 2022, and examine both its strengths and its drawbacks. 

(Dalam ulasan ini, kita akan membahas The Cat Who Saved Books oleh Sousuke Natsukawa, yang sudah aku baca tahun 2022, dan mengamati kelebihan dan kekurangannya.)

 

BOOK INFORMATION

Title                       : The Cat Who Saved Books

Author                  : Sousuke Natsukawa

Translator            : Louise Heal Kawai

Narrator               : Kevin Shen

Language             : English

Length                  : 5 hours 7 minutes

Released             : February 5, 2017

Read                     : April 25-27, 2022

GR Rating            : 3.72

My rating             : 3.00

 

SYNOPSIS

Rintaro Natsuki, a bookish high school student, is about to close the secondhand bookstore he inherited from his grandfather. However, a talking cat appears with a request for Rintaro's help in saving books. The cat and Rintaro embark on a mission to liberate neglected books, entering different mazes along the way. Throughout their journey, they encounter various characters, including those who mistreat books and a publishing drone focused on creating bestsellers. Their adventures culminate in a final challenge that leads Rintaro to a realm only the bravest dare enter.

(Rintaro Natsuki, seorang siswa SMA kutu buku, akan menutup toko buku bekas yang ia warisi dari kakeknya. Namun, seekor kucing yang bisa berbicara muncul meminta bantuan Rintaro dalam menyelamatkan buku. Si kucing dan Rintaro memulai misi untuk membebaskan buku-buku yang terbengkalai, memasuki berbagai labirin di sepanjang jalan. Sepanjang perjalanan mereka, mereka bertemu dengan berbagai karakter, termasuk mereka yang tidak memperlakukan buku dengan baik dan penerbitan yang berfokus pada pembuatan bestseller. Petualangan mereka berujung pada tantangan terakhir yang membawa Rintaro ke dunia yang hanya berani dimasuki oleh orang paling berani.)

 

BOOK REVIEW

I had mixed feelings about this book. On one hand, I really liked the translation by Louise Heal Kawai, and I appreciated the messages about compassion, empathy, and the love of reading. But on the other hand, some parts of the story really let me down.

One thing that bothered me was how preachy the book felt about how we should enjoy reading. It seemed to push a specific idea of what reading should be like, totally ignoring that everyone has different tastes and styles, especially considering things like neurodiversity. This judgmental vibe made it hard for me to fully enjoy the story.

Also, the cat character, Tiger, was just rude and unlikable to me. I think the author wanted to make Tiger a bit sassy and mean, but I just didn’t connect with that at all.

Plus, the overall tone felt kind of judgmental about how different people read and what they like. It didn't really show any understanding for the fact that everyone has their own reading habits and preferences.

And let’s talk about the title. It makes it sound like Tiger is the one saving the books, but in reality, it's Rintaro, the main character, who does the heavy lifting when it comes to rescuing them. That felt misleading to me.

(Aku punya perasaan campur aduk tentang buku ini. Di satu sisi, aku sangat suka terjemahannya oleh Louise Heal Kawai, dan aku suka pesan-pesan tentang kasih sayang, empati, dan kecintaan pada membaca. Namun di sisi lain, beberapa bagian cerita terasa mengecewakan.

Satu hal yang mengganggu adalah betapa buku ini terasa menggurui tentang bagaimana kita seharusnya menikmati kegiatan membaca. Buku ini tampaknya memaksakan ide tertentu tentang seperti apa seharusnya membaca, sama sekali mengabaikan fakta bahwa setiap orang punya selera dan gaya yang berbeda, terutama jika mempertimbangkan hal-hal seperti neurodiversitas. Kesan menghakimi ini membuat aku sulit menikmati cerita ini sepenuhnya.

Selain itu, karakter kucing, Tiger, menurutku punya sikap kasar dan tidak menyenangkan. Sepertinya penulis ingin membuat Tiger sedikit sassy dan jutek, tetapi aku sama sekali tidak cocok dengan eksekusinya.

Selain itu, tone keseluruhan buku ini terasa menghakimi tentang bagaimana orang membaca dan apa yang mereka sukai. Buku ini tidak benar-benar menunjukkan pemahaman apa pun atas fakta bahwa setiap orang punya kebiasaan dan preferensi membaca mereka sendiri.

Dan mari kita bahas tentang judulnya. Dengan judul seperti ini, kedengarannya seperti Tiger yang menyelamatkan buku-buku itu, tetapi pada kenyataannya, Rintaro, tokoh utamanya, yang melakukan pekerjaan berat dalam menyelamatkan buku-buku tersebut. Judul ini terasa menyesatkan menurutku.)

 

THINGS I LEARNED

■This story shows how powerful books can be in our lives. It reminds us that books are packed with stories, emotions, and knowledge that can help us grow and see the world in new ways.

■As Rintaro goes on his adventures, the book encourages us to be more compassionate and empathetic toward others. It makes us think about how important it is to understand different perspectives and experiences, and how books can help us connect with those feelings.

■The Cat Who Saved Books also stresses that we should treat books with respect and care. They aren’t just things we own, but they have meaning, stories, and a sort of soul. The book inspires us to value and appreciate all kinds of books, whether they’re classics or new releases.

(■Cerita ini menunjukkan betapa hebatnya buku dalam kehidupan kita. Buku ini mengingatkan kita bahwa buku penuh dengan cerita, emosi, dan pengetahuan yang dapat membantu kita tumbuh dan melihat dunia dengan cara baru.

■Saat Rintaro menjalani petualangannya, buku ini mendorong kita untuk lebih berbelas kasih dan berempati terhadap orang lain. Buku ini membuat kita berpikir tentang betapa pentingnya memahami berbagai perspektif dan pengalaman, dan bagaimana buku dapat membantu kita terhubung dengan perasaan tersebut.

■The Cat Who Saved Books juga menekankan bahwa kita harus memperlakukan buku dengan rasa hormat dan perhatian. Buku bukan sekadar barang yang kita miliki, tetapi buku memiliki makna, cerita, dan semacam jiwa. Buku ini menginspirasi kita untuk menghargai dan mengapresiasi semua jenis buku, baik buku klasik maupun terbitan baru.)

 

CONCLUSION

The Cat Who Saved Books had some good points, like a great translation and important lessons about compassion, empathy, and loving books. But I found this book a bit preachy, the cat character annoying, and the overall tone too judgmental. Plus, the title was misleading. These things made it harder for me to enjoy the story. Still, I think this book might connect with other readers, maybe even you!

(The Cat Who Saved Books punya beberapa poin bagus, seperti terjemahan yang bagus dan pelajaran penting tentang kasih sayang, empati, dan mencintai buku. Namun, menurutku buku ini agak menggurui, karakter kucingnya menyebalkan, dan nadanya terlalu menghakimi. Ditambah lagi, judulnya menyesatkan. Hal-hal ini membuat aku agak sulit menikmati ceritanya. Namun, aku rasa buku ini mungkin bisa menarik minat pembaca lain, dan mungkin kamulah orangnya!)

 

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.