And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer by Fredrik Backman | Book Review
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer is a novella by Fredrik Backman that tenderly explores the complexities of memory loss, aging, and the enduring bonds between generations. The story revolves around an elderly man named Noah, who is gradually losing his memories due to dementia. As his cognitive abilities decline, he finds solace in his relationship with his young grandson, Noah Noah. The novella alternates between present interactions and Noah's memories, blurring the lines between past and present. Through their imaginative world of "Grandpa's Island," Noah and Noah Noah navigate the challenges of memory loss, grapple with unspoken emotions and regrets, and forge a profound connection that defies the limitations of aging. The novella's non-linear narrative structure mirrors the fragmentary nature of memory, creating an emotionally resonant exploration of love, family, and the enduring impact of shared moments.
(And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer adalah novel karya Fredrik Backman
yang dengan lembut mengeksplorasi kompleksitas kehilangan ingatan, penuaan, dan
ikatan abadi antar generasi. Ceritanya berkisar pada seorang lelaki tua bernama
Noah, yang secara bertahap kehilangan ingatannya karena demensia. Saat
kemampuan kognitifnya menurun, dia menemukan pelipur lara dalam hubungannya
dengan cucunya yang masih muda, Noah Noah. Novel berganti-ganti antara
interaksi saat ini dan ingatan Nuh, mengaburkan batas antara masa lalu dan masa
kini. Melalui dunia imajinatif mereka di "Grandpa's Island", Noah dan Noah
Noah mengatasi tantangan kehilangan ingatan, bergulat dengan emosi dan
penyesalan yang tak terucapkan, dan menjalin hubungan mendalam yang menentang
keterbatasan penuaan. Struktur naratif non-linear novel ini mencerminkan sifat
ingatan yang terpisah-pisah, menciptakan eksplorasi cinta, keluarga, dan dampak
abadi dari momen bersama yang beresonansi secara emosional.)
BOOK INFORMATION
Title :
And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer
Author :
Fredrik Backman
Original
Title : Och varje morgon blir vägen
hem längre och längre
Publisher :
Language : English
Length :
Released :
Read :
GR Rating :
My rating :
4.00
BOOK REVIEW
And
Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer by Fredrik Backman is a novella that delves into the depths of memory, aging, and the
intricate relationships. Through its emotionally resonant
narrative, Backman weaves a tale that lingers in the heart and mind, exploring
the intricacies of the human experience.
At
the heart of the novella lies the profound role that memories play in shaping
our identities. The fading memories of the elderly protagonist, Noah, provide a
canvas to explore the multifaceted dimensions of memory's influence. Memories
define us, from our sense of self to our relationships with others. The
delicate exploration of how memories shape emotional connections, provide an
understanding of others, and even help individuals grapple with their
mortality, serves as a poignant reminder of the significance of memory in our
lives.
Backman depicts how different generations can provide solace,
understanding, and growth for one another. The relationship between Noah and
his grandson, Noah Noah, is a testament to the power of patience, empathy, and
the shared creation of memories. The intergenerational connection reveals that
love and companionship can flourish, even when confronted with the challenges
of memory loss.
The
novella beautifully explores the various expressions of love, transcending the
limitations of words. The unspoken affection between characters resonates
deeply, and the presence and companionship shared between them emphasize the
power of simply being there for one another. Love is painted in moments of
emotional connection, the creation of meaningful experiences, and the
acceptance of imperfections.
Loss
and regret are woven into the story. The sense of
loss emanates from Noah's fading identity and the unspoken words that remain
trapped within him. The regrets, stemming from missed opportunities and the
weight of memories that can no longer be grasped, lend a sense of poignancy to
the narrative. These themes vividly illustrate the emotional complexities that
memory fading can bring.
The
novella challenges readers' perceptions on aging and memory loss,
inviting them to appreciate the beauty found within imperfection. It emphasizes
the interconnectedness of generations, reminding us that shared experiences
bridge gaps and create lasting connections. Through a non-linear narrative,
Backman portrays the multifaceted nature of memory loss, reframing
it as a part of a broader spectrum of experiences.
The imaginative world of "Grandpa's Island," is a testament to the escapism that imagination can offer. This creation becomes a symbol of coping mechanism, bridging the gap between the world Noah knows and
the world he's losing.
(And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer oleh Fredrik Backman adalah novel yang menggali kedalaman ingatan, penuaan, dan hubungan yang
rumit. Melalui narasinya yang beresonansi secara emosional, Backman menjalin kisah
yang melekat di hati dan pikiran, yang menjelajahi seluk-beluk pengalaman manusia.
Inti
dari novella ini terletak pada peran mendalam yang dimainkan ingatan dalam membentuk
identitas kita. Kenangan yang memudar dari protagonis tua, Noah, menyediakan kanvas
untuk mengeksplorasi dimensi multifaset dari pengaruh ingatan. Kenangan
mendefinisikan kita, dari perasaan diri kita hingga hubungan kita dengan orang
lain. Eksplorasi tentang bagaimana ingatan membentuk hubungan emosional,
memberikan pemahaman tentang orang lain, dan bahkan membantu individu berjuang dengan kefanaan mereka, yang berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya
ingatan dalam hidup kita.
Backman menggambarkan bagaimana generasi yang berbeda dapat memberikan
penghiburan, pengertian, dan pertumbuhan satu sama lain. Hubungan antara Noah
dan cucunya, Noah Noah, merupakan bukti kekuatan kesabaran, empati, dan
penciptaan ingatan bersama. Hubungan antar generasi mengungkapkan bahwa cinta
dan persahabatan dapat tumbuh subur, bahkan ketika dihadapkan pada tantangan
kehilangan ingatan.
Novella ini dengan indah mengeksplorasi berbagai ekspresi cinta, yang melampaui batasan
kata-kata. Kasih sayang yang tak terucapkan antara karakter terhubung secara mendalam, dan
kehadiran serta persahabatan yang dibagikan di antara mereka menekankan
kekuatan keberadaan mereka untuk satu sama lain. Cinta digambarkan dalam momen-momen hubungan emosional, penciptaan pengalaman yang bermakna, dan
penerimaan ketidaksempurnaan.
Kehilangan
dan penyesalan juga disertakan ke dalam jalinan cerita. Rasa kehilangan
terpancar dari identitas Noah yang memudar dan kata-kata tak terucapkan yang
tetap terperangkap di dalam dirinya. Penyesalan, yang berasal dari kesempatan yang
terlewatkan dan beban kenangan yang tidak dapat lagi ditangkap, memberikan rasa
pedih pada narasinya. Tema-tema ini dengan jelas mengilustrasikan kompleksitas
emosional yang dapat ditimbulkan oleh memudarnya ingatan.
Novella ini menantang persepsi pembaca tentang penuaan dan kehilangan
ingatan, yang mengajak mereka untuk mengapresiasi keindahan yang ditemukan dalam
ketidaksempurnaan. Hal ini menekankan hubungan antar generasi, yang mengingatkan kita bahwa
pengalaman bersama menjembatani kesenjangan dan menciptakan hubungan yang
langgeng. Melalui narasi non-linear, Backman menggambarkan
sifat kehilangan ingatan yang beraneka rupa, membingkainya ulang sebagai bagian
dari spektrum pengalaman yang lebih luas.
Dunia imajinatif "Grandpa's Island" adalah bukti
eskapisme yang dapat diberikan oleh imajinasi. Penciptaannya menjadi simbol
coping mechanism, yang menjembatani kesenjangan antara dunia yang dikenal Noah
dan dunia yang hilang darinya.)
THINGS I LIKE
■One
of the novella's greatest strengths lies in its ability to evoke deep emotional
resonance. Backman's empathetic characters navigate the challenges of aging and
memory loss with raw authenticity. Their struggles, fears, and moments of
connection resonate with readers on a visceral level. The themes of aging and
memory loss are not presented as isolated issues, but as profound components of
the human experience. This emotional depth draws readers in, prompting them to
reflect on their own lives, relationships, and the preciousness of memories.
■The
novella serves as a mirror through which readers are encouraged to reflect on
their own lives and relationships. It prompts contemplation of the significance
of memories and the moments we often take for granted. As the characters
grapple with the weight of unspoken words and regrets, readers are compelled to
consider their own unexpressed emotions and the impact of the words they've
left unsaid.
■The novella has the remarkable ability to reshape readers' perspectives on
aging, memory, and intergenerational relationships. Through its characters and
their experiences, it challenges societal perceptions of aging as a mere
decline, shedding light on the profound emotional richness that comes with
growing older.
■The
intergenerational relationships in the novella illuminate the transformative
potential of connecting with individuals from different age groups. The bond
between Noah and Noah Noah defies traditional boundaries, highlighting the
power of empathy, patience, and shared experiences in fostering profound
connections. This portrayal encourages readers to appreciate the value of
spending time with family members of all generations.
(■Salah
satu kekuatan terbesar novel ini terletak pada kemampuannya membangkitkan
resonansi emosional yang dalam. Karakter empatik Backman menghadapi tantangan
penuaan dan kehilangan ingatan. Perjuangan,
ketakutan, dan momen hubungan mereka beresonansi dengan pembaca pada tingkat
yang mendalam. Tema penuaan dan kehilangan ingatan tidak disajikan sebagai isu
yang terpisah, tetapi sebagai komponen mendalam dari pengalaman manusia.
Kedalaman emosional ini menarik pembaca, yang mendorong mereka untuk merenungkan
kehidupan, hubungan, dan kenangan mereka yang berharga.
■Novella ini berfungsi sebagai cermin di mana pembaca didorong untuk merenungkan kehidupan
dan hubungan mereka sendiri. Buku ini mendorong perenungan akan pentingnya ingatan
dan momen yang sering kita anggap remeh. Saat karakter berjuang dengan beban
kata-kata dan penyesalan yang tak terucapkan, pembaca dipaksa untuk
mempertimbangkan emosi mereka yang tidak terekspresikan dan dampak dari
kata-kata yang tidak sempat mereka sampaikan.
■Novella ini memiliki kemampuan untuk membentuk kembali perspektif
pembaca tentang penuaan, ingatan, dan hubungan antargenerasi. Melalui karakter
dan pengalaman mereka, buku ini menantang persepsi masyarakat tentang penuaan yang hanya
sebagai kelemahan, yang menyoroti kekayaan emosional mendalam yang datang seiring
dengan bertambahnya usia.
■Hubungan
antar generasi dalam novel menunjukkan potensi transformatif dari hubungan
dengan individu dari kelompok usia yang berbeda. Ikatan antara Noah dan Noah
Noah menentang batasan tradisional, menonjolkan kekuatan empati, kesabaran, dan
berbagi pengalaman dalam membina hubungan yang mendalam. Penggambaran ini
mendorong pembaca untuk menghargai momen menghabiskan waktu bersama anggota
keluarga dari semua generasi.)
THING I DISLIKE
■The
alternating between different time periods can be confusing, requiring extra
effort to piece together the chronology of events. The
constant shifts between past and present might hinder the development of a
consistent emotional connection, as readers are frequently uprooted from one
emotional context to another. This can make it challenging to fully engage with
the characters' stories.
(■Pergantian
antara periode waktu yang berbeda terasa membingungkan, sehingga membutuhkan konsentrasi ekstra
untuk menyatukan kronologi peristiwa. Perubahan konstan antara
masa lalu dan sekarang dapat menghambat perkembangan hubungan emosional yang
konsisten, karena pembaca sering kali mengubah fokus dari satu konteks emosional ke
konteks emosional lainnya. Hal ini cukup menyulitkan untuk terlibat sepenuhnya
dengan kisah karakter.)
CONCLUSION
And
Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer by Fredrik Backman is a book
that evokes deep emotions and challenge our perceptions. The novella's
exploration of aging, memory loss, and intergenerational relationships
resonates with emotional authenticity, captivating readers with empathetic
characters who navigate the complexities of life's challenges. The themes of
love, regret, and the significance of memories are woven into the narrative that encourages introspection. The influence of the novella reshapes perspectives on aging, memory, and the connections that bridge
generations.
(And Every Morning the Way Home Gets Longer and Longer oleh Fredrik Backman adalah buku yang
membangkitkan emosi yang dalam dan menantang persepsi kita. Eksplorasi novel
tentang penuaan, kehilangan ingatan, dan hubungan antargenerasi beresonansi
secara emosional, memikat pembaca dengan karakter empatik yang menavigasi
kompleksitas tantangan hidup. Tema cinta, penyesalan, dan pentingnya kenangan
diceritakan dalam narasi yang mendorong introspeksi. Pengaruhnya membentuk kembali perspektif tentang penuaan,
ingatan, dan hubungan yang menjembatani antar generasi.")
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.