“I want to do something splendid...something heroic or wonderful that won't be forgotten after I'm dead. I don't know what, but I'm on the watch for it and mean to astonish you all someday.”
Little Women by Louisa May Alcott tells the story of the March sisters—Meg, Jo, Beth, and Amy—during the American Civil War. It's about how they grow up, facing different things like love, dreams, and what society expects from them. The book dives into their lives, showing how they deal with family, friends, and their neighbor, Laurie. Each sister learns important lessons about life and love. Through ups and downs, they stick together and learn that family is everything.
(Little Women oleh Louisa May Alcott menceritakan kisah March bersaudara—Meg, Jo, Beth, dan Amy—selama Perang Saudara Amerika. Kisah ini tentang bagaimana mereka tumbuh, menghadapi berbagai hal seperti cinta, impian, dan apa yang diharapkan masyarakat dari mereka. Buku ini menyelami kehidupan mereka, menunjukkan bagaimana mereka menghadapi keluarga, teman, dan tetangga mereka, Laurie. Setiap anak mempelajari pelajaran penting tentang kehidupan dan cinta. Melalui suka dan duka, mereka tetap bersatu dan belajar bahwa keluarga adalah segalanya.)
BOOK INFORMATION
Title :
Little Women
Author :
Louisa May Alcott
Publisher :
Language : English
Length :
Released :
Read :
GR Rating :
My rating :
3.00
BOOK REVIEW
Little Women by Louisa May Alcott is a classic book set in 19th-century New England during the Civil War. It gives us a glimpse into how people lived back then and what they believed in. Alcott shows us what life was like for women during that time, by highlighting the importance of family and the strict rules they had to follow. The story takes us into a world where being polite and having strong morals was highly respected.
The main character, Jo March, challenges the norms of her time by wanting to be a writer instead of just getting married and having kids like everyone expects. Jo's determination to follow her dreams shows us that it's okay to be different and to fight for what you believe in, even if it goes against what others think you should do.
Little Women is a timeless story that touches on important themes like family, being true to yourself, and feeling empowered. The bond between the March sisters shows us the strength of family ties, which reminds us of the ups and downs we all face with our siblings. Each sister is unique, they show us that it's okay to be different and follow our own paths in life. Their journey of self-discovery and growth is inspiring, especially for anyone who feels like they're trying to break free from what society expects of them.
But, the way it's written, with old-fashioned language and style from the 1800s, might not be everyone's cup of tea. The fancy words and long sentences can slow things down, which make it harder to get into the story. Plus, there are references to things from back then that might not make sense to us now, which can make it feel a bit distant.
“Women, they have minds, and they have souls, as well as just hearts. And they’ve got ambition, and they’ve got talent, as well as just beauty. I’m so sick of people saying that love is all a woman is fit for.”
(Little Women oleh Louisa May Alcott adalah buku klasik berlatar New England abad ke-19 selama Perang Saudara. Buku ini memberi kita gambaran sekilas tentang bagaimana masyarakat hidup pada masa itu dan apa yang mereka yakini. Alcott menunjukkan kepada kita seperti apa kehidupan perempuan pada masa itu, dengan menyoroti pentingnya keluarga dan aturan ketat yang harus mereka patuhi. Ceritanya membawa kita ke dunia di mana sikap sopan dan moral yang kuat sangat dihormati.
Pemeran utamanya, Jo March, menantang norma pada masanya dengan ingin menjadi penulis daripada hanya menikah dan memiliki anak seperti yang diharapkan semua orang. Tekad Jo untuk mewujudkan impiannya menunjukkan kepada kita bahwa tidak apa-apa untuk menjadi berbeda dan memperjuangkan apa yang kita yakini, meskipun itu bertentangan dengan apa yang menurut orang lain harus kita lakukan.
Little Women adalah kisah klasik yang menyentuh tema-tema penting seperti keluarga, jujur pada diri sendiri, dan pemberdayaan. Ikatan antara saudara perempuan March menunjukkan kepada kita kuatnya ikatan kekeluargaan, yang mengingatkan kita akan suka dan duka yang kita hadapi bersama saudara kita. Setiap saudari March memiliki keunikan, mereka menunjukkan kepada kita bahwa tidak apa-apa untuk menjadi berbeda dan mengikuti jalan hidup kita sendiri. Perjalanan penemuan dan pertumbuhan diri mereka sangat menginspirasi, terutama bagi siapa saja yang merasa sedang berusaha melepaskan diri dari ekspektasi masyarakat terhadap mereka.
Namun, cara penulisan buku ini, dengan bahasa dan gaya kuno dari tahun 1800-an, mungkin tidak disukai semua orang. Kata-kata yang indah dan kalimat yang panjang dapat memperlambat proses membaca, sehingga membuat cerita menjadi lebih sulit untuk dipahami. Ditambah lagi, ada referensi tentang hal-hal di masa lalu yang mungkin tidak begitu kita pahami sekarang, sehingga buku ini terasa agak jauh.)
THINGS I LIKE
■ Jo March's character: Jo is a character we admire for her strong personality and determination. She stands out for her independence and courage to chase her dreams, even when society expects women to stay in certain roles. Her dream of becoming a writer challenges the idea that women can't have careers. Jo's decision to focus on her goals instead of getting married shows her bravery in choosing her own path. She's not afraid to be different from what people expect of women, which shows that she won't let stereotypes hold her back. Jo's confident way of speaking up for herself makes her a role model for standing up for what you believe in, even if it's not what everyone else thinks.
■ Family relationships: Little Women does a great job showing the ups and downs of family life, which we can relate to. The March sisters' interactions capture the mix of love, competition, and support that comes with having siblings. Their mother, Marmee, is like a wise guide, showing the importance of a mother's influence in shaping who we are. Exploring these family dynamics is the reason why the book still connects with readers today since everyone knows what it's like to have complicated relationships with their siblings and to look up to their parents for advice.
■ Social issues: The author, Louisa May Alcott, doesn't shy away from talking about issues like poverty and societal pressure. By showing the March sisters helping out the Hummel family, she reminds us of the importance of being kind and helping those in need. The book also makes us think about how society expects people, especially women, to act a certain way. These discussions about social issues in the book make us reflect on our own world and how we can make it better.
(■ Karakter Jo March: Jo adalah karakter yang kita kagumi karena kepribadiannya yang kuat dan tekadnya. Dia menonjol karena kemandirian dan keberaniannya untuk mengejar mimpinya, bahkan ketika masyarakat mengharapkan perempuan untuk tetap memegang peran tertentu. Mimpinya menjadi seorang penulis menantang gagasan bahwa perempuan tidak bisa memiliki karier. Keputusan Jo untuk fokus pada cita-citanya dibandingkan menikah menunjukkan keberaniannya dalam memilih jalannya sendiri. Dia tidak takut untuk tampil berbeda dari ekspektasi orang terhadap perempuan, yang menunjukkan bahwa dia tidak akan membiarkan stereotip menghalanginya. Cara Jo yang percaya diri dalam menyuarakan pendapatnya menjadikannya panutan dalam membela apa yang kita yakini, meskipun itu bukan apa yang dipikirkan orang lain.
■ Hubungan keluarga: Little Women berhasil menunjukkan pasang surut kehidupan keluarga, yang bisa kita pahami. Interaksi March bersaudara mencerminkan perpaduan cinta, kompetisi, dan dukungan yang muncul saat memiliki saudara kandung. Ibu mereka, Marmee, ibarat seorang pembimbing yang bijak, menunjukkan pentingnya pengaruh seorang ibu dalam membentuk siapa diri kita. Eksplorasi dinamika keluarga ini adalah alasan mengapa buku ini masih menarik perhatian pembaca hingga saat ini karena semua orang tahu bagaimana rasanya memiliki hubungan yang rumit dengan saudara mereka dan meminta nasihat dari orang tua.
■ Isu-isu sosial: Penulisnya, Louisa May Alcott, tidak segan-segan membicarakan isu-isu seperti kemiskinan dan tekanan sosial. Dengan menunjukkan para March bersaudara yang membantu keluarga Hummel, dia mengingatkan kita akan pentingnya bersikap baik dan membantu mereka yang membutuhkan. Buku ini juga membuat kita berpikir tentang bagaimana masyarakat mengharapkan orang-orang, terutama perempuan, untuk bertindak dengan cara tertentu. Diskusi tentang isu-isu sosial dalam buku ini membuat kita merenungkan dunia kita sendiri dan bagaimana kita dapat menjadikannya lebih baik.)
“If we are all alive ten years hence, let's meet, and see how many of us have got our wishes, or how much nearer we are then than now.”
THINGS I DISLIKE
■ Old-fashioned language: The way people talked back then can be hard to follow, with fancy words and long sentences that need careful reading. Plus, they reference things from the past, like books, that we might not get without some extra research. Sometimes, words mean different things now, which can make the story confusing or feel distant.
■ Writing style: The way Little Women is written might feel slow compared to what we're used to. It's full of detailed descriptions which can make the story feel like it's dragging.
■ Moral lessons: When it comes to teaching moral lessons, this book feels a bit preachy to me. It shows what's right and wrong, what happens when characters make good or bad choices, and the punishment or reward for them which for me, feels too obvious. Sometimes, it feels like the story gets interrupted to make a point about being good or bad, which can take away from the fun of reading.
(■ Bahasa jadul: Cara orang berbicara pada masa itu sulit untuk diikuti, dengan kata-kata yang indah dan kalimat yang panjang sehingga perlu dibaca dengan cermat. Ditambah lagi, mereka merujuk pada hal-hal dari masa lalu, seperti buku, yang mungkin tidak bisa kita pahami tanpa pencarian tambahan. Terkadang, kata-kata tertentu memiliki arti yang berbeda di masa sekarang, yang dapat membuat cerita membingungkan atau terasa jauh.
■ Gaya penulisan: Gaya penulisan Little Women terasa lebih lambat dibandingkan buku-buku yang aku baca sebelumnya. Buku ini berisi deskripsi mendetail yang bisa membuat cerita terasa berlarut-larut.
■ Pelajaran moral: Dalam hal mengajarkan pelajaran moral, buku ini terasa sedikit menceramahi bagiku. Buku ini menunjukkan apa yang benar dan salah, apa yang terjadi ketika karakter membuat pilihan baik atau buruk, dan hukuman atau imbalan bagi mereka yang buat aku terasa terlalu jelas. Kadang-kadang, rasanya cerita disela untuk menunjukkan bagaimana menjadi orang yang berbuat baik atau buruk, sehingga bisa mengurangi kesenangan membaca.)
CONCLUSION
Little Women by Louisa May Alcott takes us back to the 1800s, diving into family life and important social issues. At the heart of the story is Jo March, who stands out for her independence and ambition. She challenges what's expected of women at the time and inspires readers with her determination. Themes like family, being true to yourself, and finding your power still ring true today, which make the book a timeless read for anyone seeking to understand themselves better. But, there are some challenges for modern readers. The old-fashioned language and writing style can be tough to get through, and the lessons can feel a bit preachy. Still, these parts remind us of the times when the book was written. Overall, its strong characters and deep themes make Little Women a classic that's worth diving into, even with its challenges.
(Little Women oleh Louisa May Alcott membawa kita kembali ke tahun 1800-an, menyelami kehidupan keluarga dan isu-isu sosial yang penting. Inti ceritanya adalah Jo March, yang menonjol karena kemandirian dan ambisinya. Dia menantang apa yang diharapkan dari perempuan pada saat itu dan menginspirasi pembaca dengan tekadnya. Tema-tema seperti keluarga, jujur pada diri sendiri, dan menemukan kekuatan diri masih relevan hingga saat ini, yang menjadikan buku ini bacaan abadi bagi siapa pun yang ingin memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik. Namun, ada beberapa tantangan bagi pembaca modern. Bahasa dan gaya penulisan jadul terasa agak sulit, dan pelajaran moral di dalamnya terasa sedikit seperti ceramah. Namun, bagian-bagian ini mengingatkan kita pada masa-masa ketika buku ini ditulis. Secara keseluruhan, karakternya yang kuat dan tema yang dalam menjadikan Little Women sebuah buku klasik yang layak untuk ditelusuri, bahkan dengan tantangannya.)
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.