Concerning My Daughter by Kim Hye-Jin | Book Review

 


"The expectations and ambitions, possibilities and hopes concerning my daughter - they still remain and torment me no matter how hard I work to get rid of them. To be rid of them, how skeletal and empty do I have to be?"

Concerning My Daughter by Kim Hye-Jin is a story about the clash between generations and the pressures of society, told through the perspective of a mother in South Korea. She comes from an older generation that values tradition, so when her daughter moves back home with her girlfriend, it sparks tension. The mother struggles to accept her daughter's LGBTQ+ identity, not because she doesn't care about her, but because she can't shake off the beliefs she grew up with. At the same time, she faces her own fears about aging and loneliness, especially while working at a nursing home where she witnesses how the elderly are treated.

(Concerning My Daughter oleh Kim Hye-Jin adalah kisah tentang perbedaan pandangan antargenerasi dan tekanan masyarakat, yang diceritakan dari sudut pandang seorang ibu di Korea Selatan. Ia berasal dari generasi lama yang menghargai tradisi, jadi ketika putrinya kembali ke rumah dengan pacarnya, hal itu memicu ketegangan. Sang ibu berjuang untuk menerima identitas LGBTQ+ putrinya, bukan karena ia tidak peduli padanya, tetapi karena ia tidak dapat melepaskan keyakinan yang ia anut sejak kecil. Pada saat yang sama, ia menghadapi ketakutannya sendiri tentang penuaan dan kesepian, terutama saat bekerja di panti jompo tempat ia menyaksikan bagaimana orang tua diperlakukan.)


BOOK INFORMATION

Title                       : Concerning My Daughter 

Original title        : 딸에 대하여

Author                  : Kim Hye-jin

Translator           : Jamie Chang

Publisher             : Picador

Language             : English 

Length                  : 176 pages

Released               : April 14, 2022

Read                     : September 24 - 29, 2023

GR Rating            : 3.71

My rating            : 3.75


This book review is published to participate in Korean Literature Review Contest 2023.


BOOK REVIEW

Concerning My Daughter by Kim Hye-Jin digs deep into the struggles between generations, which I think is one of the most relatable parts of this book. The story focuses on a mother and her daughter, by showing how their beliefs about family, love, and identity completely clash. The mother, shaped by traditional values, believes in a certain way of life, one that doesn’t quite include her daughter’s LGBTQ+ identity or her relationship with another woman. Meanwhile, the daughter stands firm in her choices, refusing to conform to what her mother expects. This conflict drives the whole book, which makes it a powerful look at the tension that can exist between parents and children who see the world differently.  

One thing that stands out to me is how hard it is for these two characters to actually talk to each other. The mother struggles to express why she’s uncomfortable, while the daughter finds it exhausting to constantly explain herself. This reminds me of real-life situations where older and younger generations just don’t see eye to eye, and no matter how much they try to communicate, they end up speaking completely different languages. This book really captures that frustration and miscommunication, which makes their conflict feel very real.  


"Because we're all the same old people. And there's only a handful of places that are willing to take old folks like us."


Another important theme in this book is aging and loneliness, which I didn’t expect to find so moving. The mother works in a nursing home, and through her experiences, we see how elderly people can become vulnerable and forgotten by society. At the same time, she’s also dealing with her own fears of growing old and feeling lost. This book makes you think about how society treats older people and how caregiving whether for an aging parent or a struggling child can be overwhelming and emotionally draining.  

What I also found really interesting is how this book connects discrimination against LGBTQ+ people with the way society neglects the elderly. The daughter fights against unfair treatment at her university, while the mother witnesses elderly patients being mistreated in the nursing home. Even though they don’t see eye to eye, they both face injustice in different ways. This parallel makes the story even more meaningful because it highlights the importance of empathy and standing up for those who are marginalized.  


"In other words, what worries me isn't death, but life. I must do whatever needs to be done to withstand this suffocating uncertainty that will be with me for as long as I am living."


Finally, this book does a great job showing how emotionally exhausting caregiving can be. The mother feels powerless watching her elderly patient suffer, just as she struggles with her own role as a mother. She wants to do the right thing, but she’s also overwhelmed by her own fears and limitations. This part of the story made me appreciate how complex her character is, even if I didn’t always agree with her, I could understand where she was coming from.

(Concerning My Daughter oleh Kim Hye-Jin menggali lebih dalam pergumulan antargenerasi, yang menurutku merupakan salah satu bagian paling relevan dari buku ini. Cerita ini berfokus pada seorang ibu dan putrinya, dengan menunjukkan bagaimana keyakinan mereka tentang keluarga, cinta, dan identitas benar-benar berbenturan. Sang ibu, yang dibentuk oleh nilai-nilai tradisional, meyakini cara hidup tertentu, yang tidak sepenuhnya mencakup identitas LGBTQ+ putrinya atau hubungannya dengan perempuan lain. Sementara itu, sang putri tetap teguh pada pilihannya, menolak untuk menyesuaikan diri dengan apa yang diharapkan ibunya. Konflik ini menggerakkan keseluruhan buku, yang menjadikannya pandangan yang kuat tentang ketegangan yang dapat terjadi antara orang tua dan anak-anak yang melihat dunia secara berbeda.

Satu hal yang menonjol buatku adalah betapa sulitnya bagi kedua karakter ini untuk benar-benar berbicara satu sama lain. Sang ibu berjuang untuk mengungkapkan mengapa dia tidak nyaman, sementara sang putri merasa lelah untuk terus-menerus menjelaskan dirinya sendiri. Ini mengingatkanku pada situasi kehidupan nyata di mana generasi yang lebih tua dan yang lebih muda tidak memiliki pandangan yang sama, dan tidak peduli seberapa keras mereka mencoba berkomunikasi, mereka akhirnya berbicara dalam bahasa yang sama sekali berbeda. Buku ini benar-benar menangkap rasa frustrasi dan miskomunikasi itu, yang membuat konflik mereka terasa sangat nyata.

Tema penting lainnya dalam buku ini adalah penuaan dan kesepian, yang tidak aku duga akan begitu menyentuh hati. Sang ibu bekerja di panti jompo, dan melalui pengalamannya, kita melihat bagaimana orang lanjut usia bisa menjadi rentan dan dilupakan oleh masyarakat. Pada saat yang sama, ia juga menghadapi ketakutannya sendiri akan bertambahnya usia dan perasaan tersesat. Buku ini membuat kita berpikir tentang bagaimana masyarakat memperlakukan orang lanjut usia dan bagaimana merawat orang tua yang sudah lanjut usia atau anak yang sedang mengalami kesulitan dapat menjadi hal yang sangat membebani dan menguras emosi.

Yang juga menurutku sangat menarik adalah bagaimana buku ini menghubungkan diskriminasi terhadap orang-orang LGBTQ+ dengan cara masyarakat mengabaikan orang lanjut usia. Sang putri berjuang melawan perlakuan tidak adil di universitasnya, sementara sang ibu menyaksikan pasien lanjut usia diperlakukan dengan buruk di panti jompo. Meskipun mereka tidak sependapat, mereka berdua menghadapi ketidakadilan dengan cara yang berbeda. Persamaan ini membuat cerita menjadi lebih bermakna karena menyoroti pentingnya empati dan membela mereka yang terpinggirkan.

Terakhir, buku ini berhasil menunjukkan betapa melelahkannya merawat orang lain secara emosional. Sang ibu merasa tidak berdaya melihat pasiennya yang sudah tua menderita, sama seperti ia berjuang dengan perannya sendiri sebagai seorang ibu. Ia ingin melakukan hal yang benar, tetapi ia juga kewalahan oleh ketakutan dan keterbatasannya sendiri. Bagian cerita ini membuatku menghargai betapa rumitnya karakternya, meskipun aku tidak selalu setuju dengannya, aku dapat memahami apa yang ia maksud.)


THE STRENGTHS

■One thing I really like about this book is how it talks about so many deep and complex themes. It’s not just about a mother and daughter not seeing eye to eye, it dives into generational conflict, LGBTQ+ identity, societal expectations, aging, and social injustice. The way the author puts together all these topics together makes the story feel rich and layered.

■Another thing I found interesting was how this book gives a glimpse into South Korean society, traditions, and values. Even though the story focuses on personal struggles, it also shows how culture shapes the characters' beliefs and actions.  

■More than just telling a story, this book also works as social commentary. It shows discrimination, unstable jobs, and how elderly people are often treated unfairly in care facilities. These are real issues that exist not just in the story but in the real world, and this book makes us reflect on them. 

■I also appreciate the translation by Jamie Chang. Translating a book is not easy, especially when the original language has cultural nuances that don’t always translate well. But Chang does a great job of making the story feel natural in English while still keeping the meaning of the original. 

■I think this book does an amazing job of creating complex, realistic characters, especially the mother. She’s flawed, she has beliefs that can be frustrating, and yet, she feels so real. Even though I didn’t always agree with her, I could understand why she felt the way she did. The fact that this book tells the story from her perspective, even as she struggles to accept her daughter’s identity, makes it really unique. It’s not often that a book manages to present such a difficult perspective while still making the character feel human and relatable.

(■ Satu hal yang sangat aku sukai dari buku ini adalah bagaimana buku ini membahas begitu banyak tema yang mendalam dan kompleks. Buku ini bukan hanya tentang ibu dan anak yang tidak sependapat, buku ini juga membahas konflik antargenerasi, identitas LGBTQ+, ekspektasi masyarakat, penuaan, dan ketidakadilan sosial. Cara penulis menyatukan semua topik ini membuat cerita terasa kaya dan berlapis.

■Hal lain yang menurutku menarik adalah bagaimana buku ini memberikan gambaran sekilas tentang masyarakat, tradisi, dan nilai-nilai masyarakat Korea Selatan. Meskipun ceritanya berfokus pada perjuangan pribadi, buku ini juga menunjukkan bagaimana budaya membentuk keyakinan dan tindakan karakter.

■Buku ini tidak hanya sekadar bercerita, tetapi juga berfungsi sebagai komentar sosial. Buku ini menunjukkan diskriminasi, pekerjaan yang tidak stabil, dan bagaimana orang lanjut usia sering diperlakukan tidak adil di fasilitas perawatan. Ini adalah masalah nyata yang tidak hanya ada dalam cerita tetapi juga di dunia nyata, dan buku ini membuat kita merenungkannya.

■Aku juga menghargai terjemahan oleh Jamie Chang. Menerjemahkan buku tidaklah mudah, terutama jika bahasa aslinya memiliki nuansa budaya yang tidak selalu dapat diterjemahkan dengan baik. Namun, Chang berhasil membuat cerita terasa alami dalam bahasa Inggris, tetapi tetap mempertahankan makna dari bahasa aslinya.

■Menurutku, buku ini berhasil menciptakan karakter yang kompleks dan realistis, terutama sang ibu. Ia memiliki kekurangan, memiliki keyakinan yang dapat membuat frustrasi, tetapi tetap saja, ia terasa begitu nyata. Meskipun aku tidak selalu setuju dengannya, aku dapat memahami mengapa ia merasa seperti itu. Fakta bahwa buku ini menceritakan kisah dari sudut pandangnya, bahkan saat ia berjuang untuk menerima identitas putrinya, membuatnya benar-benar unik. Jarang sekali sebuah buku berhasil menyajikan sudut pandang yang sulit, tetapi tetap membuat karakternya terasa manusiawi dan dapat dipahami.)


THE DRAWBACKS

■One thing that might be difficult for some readers is the writing style and how the story is structured. There are no quotation marks for conversations, so sometimes it’s hard to tell if a character is speaking or just thinking. On top of that, the story jumps back and forth between the present and the mother’s memories, which can get confusing. 

■Even though Concerning My Daughter is under 200 pages, it’s not a quick read. The story pulls you deep into the mother’s thoughts, so you’re constantly inside her head, experiencing all her emotions and struggles firsthand. While this makes the book feel raw and personal, it also slows things down. Since the story focuses a lot on hardship and difficult emotions, it can feel heavy and exhausting at times. It’s the kind of book that needs to be read slowly to fully take in everything, which might not be ideal if you're looking for something fast-paced.

(■Satu hal yang mungkin sulit bagi sebagian pembaca adalah gaya penulisan dan bagaimana cerita ini terstruktur. Tidak ada tanda kutip untuk percakapan, jadi terkadang sulit untuk mengetahui apakah karakter tersebut berbicara atau hanya berpikir. Selain itu, cerita ini melompat-lompat antara masa kini dan kenangan sang ibu, yang dapat membingungkan. 

■Meskipun Concerning My Daughter kurang dari 200 halaman, buku ini bukanlah bacaan yang cepat. Cerita ini menarik kita jauh ke dalam pikiran sang ibu, sehingga kita terus-menerus berada di dalam kepalanya, mengalami semua emosi dan perjuangannya secara langsung. Meskipun hal ini membuat buku terasa apa adanya dan personal, hal ini juga memperlambat segalanya. Karena cerita ini banyak berfokus pada kesulitan dan emosi yang sulit, terkadang buku ini dapat terasa berat dan melelahkan. Ini adalah jenis buku yang perlu dibaca perlahan untuk memahami semuanya sepenuhnya, yang mungkin tidak ideal jika kita mencari sesuatu yang bertempo cepat.)


FAVORITE QUOTES

"Do I still want to be a good person? But what can I do to be a good person to my daughter at this point?"

"Everyone has an idea of a life they want to live."


CONCLUSION

Concerning My Daughter by Kim Hye-Jin is an emotional read that explores the struggles between generations, the challenges of LGBTQ+ identity, and the pressure of society’s expectations, while giving a glimpse into South Korean culture. This book also sheds light on discrimination and how the elderly are treated, which makes it more than just a family drama, it’s also a reflection of real-world issues. I really appreciate how the mother’s character is written in a way that makes her flaws and struggles feel real, even if I don’t always agree with her. The translation by Jamie Chang does a great job of keeping the original meaning and emotion intact. That said, the writing style can be a bit difficult, especially with the lack of quotation marks and the way the story jumps between past and present. The pacing is also slow, so it might take some patience. But overall, this book leaves a strong impression and makes you reflect on love, family, and how hard it can be to change deeply rooted beliefs.

(Concerning My Daughter oleh Kim Hye-Jin adalah bacaan emosional yang mengeksplorasi perjuangan antargenerasi, tantangan identitas LGBTQ+, dan tekanan ekspektasi masyarakat, sekaligus memberikan gambaran sekilas tentang budaya Korea Selatan. Buku ini juga menyoroti diskriminasi dan bagaimana orang lanjut usia diperlakukan, yang menjadikannya lebih dari sekadar drama keluarga, tetapi juga merupakan refleksi dari isu-isu dunia nyata. Aku sangat menghargai bagaimana karakter sang ibu ditulis dengan cara yang membuat kekurangan dan perjuangannya terasa nyata, meskipun aku tidak selalu setuju dengannya. Terjemahan oleh Jamie Chang berhasil menjaga makna dan emosi asli tetap utuh. Meski begitu, gaya penulisannya bisa jadi agak sulit, terutama dengan kurangnya tanda kutip dan cara cerita beralih antara masa lalu dan masa kini. Alurnya juga lambat, jadi mungkin perlu sedikit kesabaran. Namun secara keseluruhan, buku ini meninggalkan kesan yang kuat dan membuat kita merenungkan cinta, keluarga, dan betapa sulitnya mengubah keyakinan yang sudah mengakar kuat.)

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.