In Kahlil Gibran's book The Prophet, there's a chapter titled On Joy and Sorrow that dives into these two feelings. In that chapter, there's a quote that really stands out:
"Your joy is your sorrow unmasked. And the selfsame well from which your laughter rises was oftentimes filled with your tears."
Basically, this quote says that joy and sorrow are like two sides of the same coin. They're not totally different, they're connected. It's like saying that sometimes, our happiest moments come from going through tough situation. Just like how a situation can have tears in it one minute and then make you laugh the next, our feelings can change and mix together to make life interesting.
The quote talks about a "selfsame well," which is a way of saying our emotions are like a deep well inside us. This well holds all our feelings, pleasant and unpleasant. It's a reminder that our emotions aren't stuck, they're always moving and changing based on what's happening to us. The same well that holds our sad tears also helps us find joy and laughter. This metaphor shows that everyone goes through ups and downs, and our feelings can change and grow over time.
The Prophet also tells us it's okay to feel all the feelings. Instead of pushing away sadness, the book shows we should embrace it as part of life's ride. By letting ourselves really feel sadness, we can appreciate the good times even more when they come around. So, this quote encourages us to be present for both the ups and downs.
Furthermore, it shows how strong we humans can be. Just like how a situation can make us go from holding tears to making us laugh, we can bounce back from tough times and find happiness again. It shows how we grow and heal through life's changes. This quote reminds us that life's a journey full of twists and turns, and our feelings are integral parts of it.
(Dalam buku The Prophet karya Kahlil Gibran, ada bab berjudul On Joy and Sorrow yang mendalami dua perasaan tersebut. Di bab ini, ada kutipan yang sangat menonjol:
"Kegembiraanmu adalah kesedihanmu yang tersingkap. Dan sumber yang sama dari tawamu sering kali diisi dengan air matamu."
Pada dasarnya kutipan ini mengatakan bahwa suka dan duka ibarat dua sisi mata uang yang sama. Mereka tidak sepenuhnya berbeda, namun mereka terhubung. Ini seperti mengatakan bahwa kadang-kadang momen paling membahagiakan datang ketika kita melalui situasi sulit. Sama seperti sebuah kejadian yang bisa membuat kita mengeluarkan air mata di satu menit pertama dan kemudian membuat kita tertawa di menit berikutnya, perasaan kita bisa berubah dan bercampur untuk membuat hidup menjadi menarik.
Kutipan tersebut berbicara tentang "sumber yang sama", yang merupakan cara untuk mengatakan bahwa emosi kita seperti sebuah sumur yang dalam di dalam diri kita. Sumur ini dengan baik menampung semua perasaan kita, baik yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Ini adalah pengingat bahwa emosi kita tidak berhenti di situ saja, namun selalu bergerak dan berubah berdasarkan apa yang terjadi pada kita. Sumur yang menampung air mata kesedihan juga membantu kita menemukan kegembiraan dan tawa. Metafora ini menunjukkan bahwa setiap orang mengalami pasang surut, dan perasaan kita dapat berubah dan berkembang seiring berjalannya waktu.
The Prophet juga memberi tahu kita tidak apa-apa untuk merasakan semua perasaan. Daripada menyingkirkan kesedihan, buku ini menunjukkan bahwa kita harus menganggapnya sebagai bagian dari perjalanan hidup. Dengan membiarkan diri kita benar-benar merasakan kesedihan, kita bisa lebih menghargai saat-saat indah yang datang. Jadi, kutipan ini mendorong kita untuk selalu hadir baik dalam suka maupun duka.
Lebih jauh lagi, ini menunjukkan betapa kuatnya kita sebagai manusia. Sama seperti bagaimana sebuah kejadian bisa berubah dari membuat kita mengeluarkan air mata menjadi membuat kita tertawa, kita bisa bangkit kembali dari masa-masa sulit dan menemukan kebahagiaan lagi. Ini menunjukkan bagaimana kita tumbuh dan pulih melalui perubahan hidup. Kutipan ini mengingatkan kita bahwa hidup adalah perjalanan yang penuh liku-liku, dan perasaan kita merupakan bagian integral darinya.)
CONCLUSION
In The Prophet by Kahlil Gibran, the chapter about Joy and Sorrow digs into how we feel these feelings. Gibran's beautiful writing encourages us to see how joy and sorrow are connected and embrace all our feelings. He reminds us that being able to feel joy, even after going through tough situation, shows how strong we are and how we can change for the better.
(Dalam The Prophet karya Kahlil Gibran, bab tentang Joy and Sorrow menggali bagaimana kita merasakan kedua perasaan ini. Tulisan indah Gibran mengajak kita untuk melihat bagaimana suka dan duka terhubung dan merangkul segala perasaan kita. Ia mengingatkan kita bahwa bisa merasakan kegembiraan, bahkan setelah melalui situasi sulit, menunjukkan betapa kuatnya kita dan bagaimana kita bisa berubah menjadi lebih baik.)
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.