Arsenic and Adobo by Mia P. Manansala is a cozy mystery with a mix of humor, food, and Filipino culture. The story follows Lila Macapagal, who moves back to her hometown after a rough breakup to help her family’s restaurant, Tita Rosie’s Kitchen. Just when things couldn't get more stressful, her ex-boyfriend, Derek, a food critic known for bad reviews, drops dead while eating at their restaurant. And guess what? Lila becomes the prime suspect. To prove her innocence, Lila turns into an amateur detective, trying to find the real killer while dealing with nosy relatives and family drama.
(Arsenic and Adobo oleh Mia P. Manansala adalah cozy mystery dengan perpaduan humor, makanan, dan budaya Filipina. Cerita ini mengikuti Lila Macapagal, yang pindah kembali ke kota asalnya setelah putus cinta untuk membantu restoran keluarganya yaitu Tita Rosie’s Kitchen. Tepat ketika keadaan tidak bisa lebih menegangkan lagi, mantan pacarnya, Derek, seorang kritikus makanan yang dikenal dengan ulasan buruknya, tewas saat makan di restoran mereka. Dan coba tebak? Lila menjadi tersangka utamanya. Untuk membuktikan ketidakbersalahannya, Lila berubah menjadi detektif amatir, mencoba menemukan pembunuh sebenarnya sambil berhadapan dengan kerabat yang kepo dan drama keluarga.)
BOOK INFORMATION
Title : Arsenic and Adobo
Series : Tita Rosie's Kitchen Mystery #1
Author : Mia P. Manansala
Publisher : Berkley
Language : English
Length : 336 pages
Released : May 4, 2021
Read : March 25 - 28, 2022
GR Rating : 3.54
My rating : 3.50
BOOK REVIEW
Arsenic and Adobo by Mia P. Manansala is a fun read that mixes mystery, humor, and Filipino culture. One thing I like about this book is how it explores the experience of Filipino-Americans, especially the challenges faced by first-generation immigrants and their families. Lila Macapagal, the main character, struggles with balancing her cultural heritage and the realities of living in the US, which makes her story feel relatable and real.
Lila’s family plays a huge role in this book, and I love how Manansala portrays their close bond. Her aunts, mom, and grandma are always involved in her life, sometimes in ways that help, sometimes in ways that make things more complicated. The "Calendar Crew" (a group of gossiping aunties) is both hilarious and frustrating, but it shows the importance of family in Filipino culture. No matter what happens, Lila’s family is always there for her.
One of my favorite things about this book is how it showcases Filipino food. The way Manansala describes the dishes made me hungry while reading! The food isn’t just there for the aesthetic, because it plays a big role in the story, by showing how meals bring people together and help preserve traditions. And the best part? This book even includes recipes at the end, so readers can try making some of the dishes themselves. I love that extra touch!
The "Calendar Crew" which is a group of Lila’s nosy, gossip-loving aunts, perfectly represents the tight-knit Filipino community. They mean well and genuinely care about Lila, but their constant meddling sometimes makes things more complicated for her. It’s a very relatable portrayal of how family can be both a source of support and a little too involved in your personal life.
At its core, Arsenic and Adobo is a murder mystery, with Lila desperately trying to prove she didn’t poison her ex-boyfriend, Derek. This book has all the classic cozy mystery elements which are an amateur detective, a small-town setting, and a cast of quirky characters. But what makes it interesting is how Lila starts to question the people around her. She thought she knew her community, but being accused of murder makes her realize not everyone has her back.
This book also touches on heavier themes like police corruption and prejudice. Lila’s case isn’t just about solving a murder, it also shows how quickly the system can turn against someone based on bias. The way the police treat Lila feels unfair, and it reflects real-world issues where marginalized communities often face discrimination. I like that this book doesn't just focus on the mystery but also highlights these bigger social issues.
(Arsenic and Adobo oleh Mia P. Manansala adalah bacaan seru yang memadukan misteri, humor, dan budaya Filipina. Satu hal yang aku suka dari buku ini adalah bagaimana buku ini mengeksplorasi pengalaman orang Filipina-Amerika, khususnya tantangan yang dihadapi oleh imigran generasi pertama dan keluarga mereka. Lila Macapagal, tokoh utamanya, berjuang menyeimbangkan warisan budayanya dan kenyataan hidup di AS, yang membuat ceritanya terasa relevan dan nyata.
Keluarga Lila memainkan peran besar dalam buku ini, dan aku suka bagaimana Manansala menggambarkan ikatan kuat mereka. Bibi, ibu, dan neneknya selalu terlibat dalam hidupnya, terkadang dengan cara yang membantu, terkadang dengan cara yang membuat segalanya lebih rumit. "Calendar Crew" (sekelompok bibi yang suka bergosip) lucu sekaligus menyebalkan, tetapi buku ini menunjukkan pentingnya keluarga dalam budaya Filipina. Apa pun yang terjadi, keluarga Lila selalu ada untuknya.
Salah satu hal favorit aku dari buku ini adalah bagaimana buku ini menampilkan makanan Filipina. Cara Manansala menggambarkan hidangan-hidangan itu membuat aku lapar saat membaca! Makanan tidak hanya ada di sana untuk estetika, karena makanan memainkan peran besar dalam cerita, dengan menunjukkan bagaimana makanan menyatukan orang-orang dan membantu melestarikan tradisi. Dan bagian terbaiknya? Buku ini menyertakan resep di bagian akhir, sehingga pembaca dapat mencoba membuat sendiri beberapa hidangan.
"Calendar Crew" yang merupakan sekelompok bibi Lila yang usil dan suka bergosip, dengan sempurna mewakili komunitas Filipina yang erat. Mereka bermaksud baik dan benar-benar peduli pada Lila, tetapi campur tangan mereka yang terus-menerus terkadang membuat segalanya lebih rumit baginya. Ini adalah penggambaran yang sangat relevan tentang bagaimana keluarga dapat menjadi sumber dukungan dan sedikit terlalu terlibat dalam kehidupan pribadi kita.
Pada intinya, Arsenic and Adobo adalah misteri pembunuhan, dengan Lila berusaha mati-matian untuk membuktikan bahwa dia tidak meracuni mantan pacarnya, Derek. Buku ini memiliki semua elemen misteri klasik yang nyaman yaitu detektif amatir, latar kota kecil, dan pemeran karakter yang unik. Namun yang membuatnya menarik adalah bagaimana Lila mulai mempertanyakan orang-orang di sekitarnya. Ia pikir ia mengenal komunitasnya, tetapi dituduh melakukan pembunuhan membuatnya sadar bahwa tidak semua orang mendukungnya.
Buku ini juga menyentuh tema-tema yang lebih berat seperti korupsi dan prasangka polisi. Kasus Lila bukan hanya tentang memecahkan pembunuhan, buku ini juga menunjukkan seberapa cepat sistem dapat berbalik melawan seseorang berdasarkan bias. Cara polisi memperlakukan Lila terasa tidak adil, dan hal itu mencerminkan masalah dunia nyata di mana komunitas yang terpinggirkan sering menghadapi diskriminasi. Aku suka bahwa buku ini tidak hanya berfokus pada misteri tetapi juga menyoroti masalah sosial yang lebih besar ini.)
THE STRENGTHS
■One of my favorite things about Arsenic and Adobo is how it brings Filipino food to life. The descriptions of the dishes are so vivid that I could almost taste them, and the fact that this book includes actual recipes at the end is such a nice touch! It reminds me of how special food is in my own culture, how it’s not just about eating but also about sharing and connecting with others. I love that this book doesn’t just talk about delicious food, it also invites us to try making it themselves.
■Food also plays a big role in bringing people together in this story. Tita Rosie’s Kitchen is a place where the community gathers, where people find comfort, and where family bonds grow stronger. The way the characters come together over meals really shows how food can be more than just sustenance, it can be a way to show love and hospitality. No matter where you’re from, food has a way of connecting people across cultures.
■Beyond the mystery, I really enjoy how the book focuses on relationships. Lila’s determination to clear her name isn’t just about proving her innocence, it’s also about protecting the people she loves. Her loyalty to her family and friends shows that it’s about the strength of community and how having the right people by your side can make all the difference.
(■Salah satu hal favorit aku tentang Arsenic and Adobo adalah bagaimana buku ini menghidupkan makanan Filipina. Deskripsi hidangannya begitu jelas sehingga aku hampir bisa mencicipinya, dan fakta bahwa buku ini menyertakan resep asli di bagian akhir adalah tambahan yang sangat bagus! Buku ini mengingatkan kita betapa istimewanya makanan dalam budaya kita sendiri, bagaimana makanan bukan hanya tentang makan tetapi juga tentang berbagi dan terhubung dengan orang lain. Aku suka bahwa buku ini tidak hanya berbicara tentang makanan lezat, tetapi juga mengajak kita untuk mencoba membuatnya sendiri.
■Makanan juga memainkan peran besar dalam menyatukan orang-orang dalam cerita ini. Tita Rosie's Kitchen adalah tempat berkumpulnya orang-orang, tempat orang-orang menemukan kenyamanan, dan tempat ikatan keluarga tumbuh lebih kuat. Cara para tokohnya berkumpul saat makan benar-benar menunjukkan bagaimana makanan bisa lebih dari sekadar makanan, makanan bisa menjadi cara untuk menunjukkan cinta dan keramahtamahan. Dari mana pun kita berasal, makanan memiliki cara untuk menghubungkan orang-orang dari budaya yang berbeda.
■Di luar misterinya, aku sangat menikmati bagaimana buku ini berfokus pada hubungan. Tekad Lila untuk membersihkan namanya bukan hanya untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah, tetapi juga untuk melindungi orang-orang yang dicintainya. Kesetiaannya kepada keluarga dan teman-temannya menunjukkan bahwa hal ini berkaitan dengan kekuatan komunitas dan bagaimana memiliki orang-orang yang tepat di sisi kita dapat membuat perbedaan.)
THE DRAWBACKS
■The mystery felt a bit predictable. The title itself hints at the murder weapon, and it was pretty easy to figure out one of the main suspects early on. That took away some of the suspense, which is usually what makes a mystery novel exciting. Plus, some characters got off too easily despite their shady actions, which made the resolution feel a little unsatisfying.
■Then there’s the romance. I don’t mind a good love story, but the love triangle in this book didn’t really add much to the plot. It felt more like a distraction from the mystery rather than something that truly mattered to Lila’s story. If you’re not a fan of love triangles, this part might feel unnecessary or even a little silly.
■Another thing is a scene where a character claims they understand a Japanese conversation just because they watch anime. That felt unrealistic and kind of stereotypical, which took away from the book’s strong cultural themes. Instead, it might be more believable if they said that they took a Japanese class before.
■There were also a lot of characters to keep track of. While I get that this helped make the mystery less obvious, it sometimes felt overwhelming. With so many side characters, it was easy to lose focus on the main plot, which made the mystery less gripping than it could have been.
■This book is marketed as a cozy mystery, but at times, it felt more like a contemporary novel with a mystery in the background. Lila didn’t do a lot of actual sleuthing, so if you’re looking for a more traditional detective-style mystery, you might find this aspect a bit lacking.
(■Misterinya terasa agak mudah ditebak. Judulnya sendiri mengisyaratkan alat pembunuhannya, dan cukup mudah untuk mengetahui salah satu tersangka utama di awal. Hal ini menghilangkan sebagian ketegangan, yang biasanya membuat novel misteri menjadi menarik. Ditambah lagi, beberapa karakter terlalu mudah bebas meskipun tindakan mereka mencurigakan, yang membuat penyelesaiannya terasa sedikit tidak memuaskan.
■Lalu ada romance. Aku tidak keberatan dengan aspek romance, tetapi cinta segitiga dalam buku ini tidak benar-benar berkontribusi banyak alur cerita. Rasanya lebih seperti pengalih perhatian dari misteri daripada sesuatu yang benar-benar penting bagi cerita Lila. Jika kalian bukan penggemar cinta segitiga, bagian ini mungkin terasa tidak perlu atau bahkan sedikit konyol.
■Hal lain adalah adegan di mana seorang karakter mengklaim bahwa dia memahami percakapan bahasa Jepang hanya karena dia menonton anime. Ini terasa tidak realistis dan agak stereotip, yang menghilangkan tema budaya yang kuat dalam buku ini. Sebaliknya, mungkin lebih masuk akal jika dia mengatakan bahwa dia pernah mengikuti kelas bahasa Jepang sebelumnya.
■Ada juga banyak karakter yang harus diingat. Meskipun hal ini membantu membuat misteri menjadi lebih kompleks, terkadang terasa berlebihan. Dengan begitu banyak karakter sampingan, mudah untuk kehilangan fokus pada alur utama, yang membuat misteri menjadi kurang menarik daripada yang seharusnya.
■Buku ini dipasarkan sebagai cozy mystery, tetapi terkadang terasa lebih seperti novel kontemporer dengan misteri sebagai latar belakang. Lila tidak melakukan banyak penyelidikan yang sebenarnya, jadi jika kalian mencari misteri bergaya penyelidikan yang lebih tradisional, kalian mungkin merasa aspek ini agak kurang dalam buku ini.)
CONCLUSION
Arsenic and Adobo by Mia P. Manansala is a fun mix of food, family, and mystery, all wrapped in a Filipino-American experience. One of the best things about this book is how it brings Filipino cuisine to life, the food descriptions are so vivid that they made me hungry, and I love that there are actual recipes at the end. The way food brings people together in the story also shows the strong family bonds and hospitality that are such a big part of Filipino culture. That said, the mystery itself wasn’t the strongest. It was a bit predictable, and there were some distractions especially the unnecessary love triangle. This book does explore deeper themes like cultural identity, family relationships, and even serious issues like police corruption and racism. If you’re looking for an intense whodunit, this might not fully satisfy you, but if you enjoy stories about food and community with a bit of mystery on the side, it’s definitely worth a read.
(Arsenic and Adobo oleh Mia P. Manansala adalah perpaduan seru antara makanan, keluarga, dan misteri, semuanya dikemas dalam pengalaman seorang Filipina-Amerika. Salah satu hal terbaik tentang buku ini adalah bagaimana ia menghidupkan masakan Filipina, deskripsi makanannya begitu jelas hingga membuat aku lapar, dan aku suka ada resep-resep makanan di bagian akhir buku. Cara makanan menyatukan orang-orang dalam cerita ini juga menunjukkan ikatan keluarga yang kuat dan keramahtamahan yang merupakan bagian besar dari budaya Filipina. Meski begitu, misterinya sendiri bukanlah yang terkuat. Misterinya agak dapat diprediksi, dan ada beberapa distraksi terutama cinta segitiga yang tidak perlu. Buku ini memang mengeksplorasi tema-tema yang lebih dalam seperti identitas budaya, hubungan keluarga, dan bahkan isu-isu serius seperti korupsi polisi dan rasisme. Jika kamu mencari kisah detektif yang intens, buku ini mungkin tidak sepenuhnya memuaskan, tetapi jika kamu menikmati cerita tentang makanan dan komunitas dengan sedikit misteri di dalamnya, buku ini pasti layak dibaca.)
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.