“It was as if the people who lived in this town were themselves frozen in time.”
Cigarette Girl or Gadis Kretek is about Lebas, Karim, and Tegar, who inherit their family's famous clove cigarette business, Kretek Djagad Raja. They set out on a journey to find Jeng Yah, a woman their dying father kept talking about. Mixing history, romance, and business rivalries, the book dives into the lives of characters from different generations. It shows the twists and turns of love, family, and how the clove cigarette industry has changed over time in Indonesia.
(Cigarette Girl atau Gadis Kretek berkisah tentang Lebas, Karim, dan Tegar, yang mewarisi bisnis rokok kretek terkenal keluarga mereka, Kretek Djagad Raja. Mereka memulai perjalanan untuk menemukan Jeng Yah, wanita yang terus disebut oleh ayah mereka yang sekarat. Memadukan sejarah, romansa, dan persaingan bisnis, buku ini menyelami kehidupan beberapa karakter dari generasi berbeda. Buku ini menampilkan liku-liku cinta, keluarga, dan bagaimana industri rokok kretek di Indonesia berubah seiring berjalannya waktu.)
BOOK REVIEW
In the English version of Gadis Kretek or Cigarette Girl by Ratih Kumala, I learned a lot about Indonesia's clove cigarette industry. The book follows how the industry grew over time, facing challenges and changing along the way. It gives readers a good look at how society and innovation influenced the business. While a review I watched earlier mentioned about a lot of unexplained Javanese terms in the Indonesian edition, the English translation explained things well, except for one part with some unexplained Javanese conversations.
The story also includes important historical events, like the Japanese occupation and the 1965 anti-communist massacre. These events help us understand Indonesia's past and how they affected the characters.
Alongside the history, the book dives into relationships, love, competition, friendship, and loyalty. The characters deal with feelings that show deep connections between people.
One standout character is Jeng Yah, who shows strength and independence in a mostly male-dominated industry. Her leadership and bravery in the clove cigarette business, especially when women weren't expected to be leaders, teach us a powerful lesson about breaking stereotypes.
(Dalam Gadis Kretek versi bahasa Inggris karya Ratih Kumala, aku belajar banyak tentang industri rokok kretek di Indonesia. Buku ini menceritakan bagaimana industri ini tumbuh dari waktu ke waktu, menghadapi tantangan dan berubah seiring berjalannya waktu. Buku ini memberi pembaca gambaran yang baik tentang bagaimana masyarakat dan inovasi mempengaruhi bisnis. Meskipun review yang aku tonton sebelumnya menyebutkan banyak istilah bahasa Jawa yang tidak dijelaskan di edisi bahasa Indonesia, terjemahan bahasa Inggrisnya menjelaskan semuanya dengan baik, kecuali satu bagian dengan beberapa percakapan bahasa Jawa yang tidak dijelaskan.
Ceritanya juga mencakup peristiwa sejarah penting, seperti pendudukan Jepang dan pembantaian anti-komunis tahun 1965. Peristiwa-peristiwa ini membantu kita memahami masa lalu Indonesia dan bagaimana pengaruhnya terhadap karakter.
Bersamaan dengan sejarah, buku ini menyelami hubungan, cinta, persaingan, persahabatan, dan kesetiaan. Karakter berhubungan dengan perasaan yang menunjukkan hubungan mendalam antar manusia.
Salah satu karakter yang menonjol adalah Jeng Yah, yang menunjukkan kekuatan dan kemandirian dalam industri yang sebagian besar didominasi laki-laki. Kepemimpinan dan keberaniannya dalam bisnis rokok kretek, terutama ketika perempuan tidak diharapkan menjadi pemimpin, memberi kita pelajaran berharga tentang mematahkan stereotip yang ada.)
THE FAVORITES
■Cigarette Girl dives into the changing world of clove cigarettes, showing how the industry has evolved over time with competition, new ideas, and ways to sell. Learning about the history of clove cigarettes helps us see how things have changed.
■Jeng Yah is a standout character because she's a strong woman in a field mostly run by men. Her story shows how women can challenge what's expected of them, showing that they can be tough and determined too.
■The English version of the book is easy to understand and stays true to the original language. It's written in a simple way and organized well, so it's not hard to keep up with the story. The translation keeps the heart of the story alive, so even if you don't speak the original language, you can still get into the cultural and historical stuff in the book.
(■Gadis Kretek menyelami dunia rokok kretek yang terus berubah, menunjukkan bagaimana industri rokok kretek telah berkembang seiring waktu dengan persaingan, ide-ide baru, dan teknik penjualan. Mempelajari sejarah rokok kretek membantu kita melihat perubahan yang terjadi.
■Jeng Yah adalah karakter yang menonjol karena dia adalah wanita kuat di bidang yang sebagian besar dijalankan oleh pria. Kisahnya menunjukkan bagaimana perempuan dapat menantang apa yang diharapkan dari mereka, menunjukkan bahwa mereka juga tangguh dan penuh tekad.
■Versi bahasa Inggris dari buku ini mudah dipahami dan tetap sesuai dengan bahasa aslinya. Buku ini ditulis dengan cara yang sederhana dan terorganisir dengan baik, sehingga tidak sulit untuk mengikuti ceritanya. Terjemahannya membuat inti cerita tetap hidup, jadi meskipun kita tidak menguasai bahasa aslinya, kita tetap bisa mendalami hal-hal seputar budaya dan sejarah di dalam buku ini.)
CONCLUSION
Cigarette Girl by Ratih Kumala dives deep into the history of clove cigarettes, showing how they've changed over time. It mixes in historical events like the Japanese occupation and the 1965 anti-communist massacre. Alongside the challenges and new ideas in the clove cigarette world, the book gives us a peek into Indonesia's complicated past. It's not just about business, the story also focuses on love, competition, and friendship between the characters. Overall, the book does a great job of showing how the clove cigarette industry has evolved, all while reminding us of the importance of keeping traditions alive while moving forward with the times.
(Gadis Kretek karya Ratih Kumala mendalami sejarah rokok kretek, menunjukkan perubahannya seiring berjalannya waktu. Kisah ini dikombinasikan dengan peristiwa sejarah seperti pendudukan Jepang dan pembantaian anti-komunis tahun 1965. Selain tantangan dan ide-ide baru di dunia rokok kretek, buku ini juga memberikan kita gambaran tentang masa lalu Indonesia yang rumit. Tak hanya soal bisnis, ceritanya juga berfokus pada cinta, persaingan, dan persahabatan antar karakter. Secara keseluruhan, buku ini berhasil menunjukkan bagaimana industri rokok kretek telah berkembang, sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya menjaga tradisi tetap hidup sembari terus mengikuti perkembangan zaman.)
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.