Parenting Styles: Are You a Regulator or a Facilitator?



When it comes to parenting, there are generally two main styles: regulators and facilitators. This concept is explored in Psychological Processes of Childbearing by Joan Raphael-Leff as quoted and discussed in The Book You Wish Your Parents Had Read by Philippa Perry.

(Dalam mengasuh anak, umumnya ada dua gaya utama: regulator dan fasilitator. Konsep ini dieksplorasi dalam Psychological Processes of Childbearing oleh Joan Raphael-Leff seperti dikutip dan dibahas dalam The Book You Wish Your Parents Had Read oleh Philippa Perry.)


Buy The Book You Wish Your Parents Had Read by Philippa Perry here:
Amazon Kindle | Paperback | Hardcover (English)
Shopee Rene Turos (paperback, Indonesian) | Periplus (paperback,  English)

Full book review: 

Buy Psychological Processes of Childbearing by Joan Raphael-Leff here: 

Amazon Kindle | Paperback (English)


Regulators: Structure and Routine

Regulators prefer a structured approach. They believe that children thrive on routine. When the same things happen at the same time every day, children feel safe because they know what to expect. This predictability is also helpful for parents and caregivers, because it provides a clear schedule to follow. People who are drawn to this style often feel supported by order. They find comfort in having a clear structure and knowing what will happen and when.

(Regulator lebih memilih pendekatan terstruktur. Mereka percaya bahwa anak-anak berkembang dengan rutinitas. Ketika hal yang sama terjadi pada waktu yang sama setiap hari, anak-anak merasa aman karena mereka tahu apa yang diharapkan. Prediktabilitas ini juga bermanfaat bagi orang tua dan pengasuh, karena memberikan jadwal yang jelas untuk diikuti. Orang yang tertarik dengan gaya ini sering kali merasa didukung oleh keteraturan. Mereka merasa nyaman karena memiliki struktur yang jelas dan mengetahui apa yang akan terjadi dan kapan.)


Facilitators: Flexibility and Responsiveness

Facilitators, on the other hand, are more flexible. They focus on responding to their baby's cues and needs as they arise, rather than sticking to a strict schedule. For facilitators, predictability comes from the consistent and responsive care they provide.

This style emphasizes the importance of making the baby feel secure by meeting their needs reliably. Facilitators believe that by responding to their child’s signals, they help the baby feel understood and safe in their world.

(Sebaliknya, fasilitator lebih fleksibel. Mereka fokus pada respons terhadap isyarat dan kebutuhan bayi yang muncul, dibandingkan mengikuti jadwal yang ketat. Bagi fasilitator, prediktabilitas berasal dari layanan yang mereka berikan secara konsisten dan responsif.

Gaya ini menekankan pentingnya membuat bayi merasa aman dengan memenuhi kebutuhannya secara pasti. Fasilitator percaya bahwa dengan merespons sinyal anak mereka, mereka membantu bayi merasa dipahami dan aman di dunianya.)


Impact on Identity and Experience

Interestingly, these styles also influence how parents experience pregnancy and birth. Facilitators might feel that their identity is enhanced by pregnancy, and they view it as a beautiful journey with their baby. Regulators, however, might see pregnancy as a challenge to their normal identity and may find it harder to adjust.

(Menariknya, gaya-gaya ini juga mempengaruhi cara orang tua menjalani kehamilan dan kelahiran. Fasilitator bisa merasa bahwa identitas mereka diperkuat dengan adanya kehamilan, dan mereka memandangnya sebagai perjalanan yang indah bersama bayi mereka. Namun, para regulator bisa melihat kehamilan sebagai tantangan terhadap identitas normal mereka dan mungkin akan lebih sulit untuk menyesuaikan diri.)


Which Style is Better?

There’s no point in arguing which style is better because each has its own strengths. Your preference might be influenced by your culture or how you were raised. The important thing is to recognize which approach feels more natural to you and to understand that both styles can be effective.

(Tidak ada gunanya memperdebatkan gaya mana yang lebih baik karena masing-masing memiliki kelebihannya masing-masing. Preferensi seseorang bisa dipengaruhi oleh budaya atau cara mereka dibesarkan. Yang penting adalah mengenali pendekatan mana yang terasa lebih alami dan memahami bahwa kedua gaya tersebut bisa efektif.)


The Bottom Line: Honesty and Kindness Matter Most

Regardless of whether you’re a regulator or a facilitator, the most important thing is to be honest with your child and yourself. Perry advices us to acknowledge our natural inclinations and feelings, and to understand that your parenting style is a blend of who you are and how you feel.

Remember, whatever your feelings are, they are normal.

In the end, acceptance, warmth, and kindness are what truly matter in parenting and in relationships. 

(Terlepas dari apakah kita seorang regulator atau fasilitator, hal yang paling penting adalah jujur terhadap anak dan diri sendiri. Perry menyarankan kita untuk mengakui kecenderungan dan perasaan alami kita, dan memahami bahwa gaya pengasuhan kita adalah perpaduan antara siapa diri kita dan bagaimana perasaan kita.

Ingat, apapun perasaan yang kita rasakan, itu normal.

Pada akhirnya, penerimaan, kehangatan, dan kelembutan adalah hal yang paling penting dalam mengasuh anak dan dalam hubungan.)

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.