Mao-Mao & Berang-Berang: Penerbangan Ajaib ke Ujung Dunia by Clara Ng | Book Review



I chose Mao-Mao & Berang-Berang: Penerbangan Ajaib ke Ujung Dunia by Clara Ng for another prompt in the Wintery Hollow Readathon hosted by Neverland Bookclub. It fit the prompt to read a book with animal characters perfectly! This book was actually a gift I got last year, and I’d been saving it for a moment like this. The story is about Mao Mao, a duck who looks different from her siblings, not just in how she looks but also in her personality. She’s super curious and stubborn, and she decides to prove she can migrate early and on her own. 

(Aku memilih Mao-Mao & Berang-Berang: Penerbangan Ajaib ke Ujung Dunia oleh Clara Ng untuk Wintery Hollow Readathon yang diselenggarakan oleh Neverland Bookclub. Buku ini sangat cocok dengan prompt untuk membaca buku dengan karakter hewan! Buku ini sebenarnya adalah hadiah yang aku dapat tahun lalu, dan aku sudah menyimpan buku ini untuk momen readathon seperti ini. Ceritanya tentang Mao Mao, seekor bebek yang terlihat berbeda dari saudara-saudaranya, tidak hanya dalam penampilannya tetapi juga kepribadiannya. Dia sangat ingin tahu dan keras kepala, dan dia memutuskan untuk membuktikan bahwa dia bisa bermigrasi lebih awal sendirian.)


BOOK REVIEW

Mao-Mao & Berang-Berang: Penerbangan Ajaib ke Ujung Dunia by Clara Ng is a middle-grade book that really surprised me with how much it made me think. It’s a fun adventure packed with meaningful lessons about life. One of the main themes is that some things in life can’t just be explained to us, we have to experience them to truly understand. Mao Mao’s journey to Danau Tak Bertepi is a great example of this. Her adventure shows how going through something ourselves teaches us more than simply following what we’re told or what traditions say. I think it’s an important message, especially for younger readers, to be patient and open to learning from life as it happens.

This book also made me think about traditions and why we follow them. In Mao Mao’s village, the ducks migrate every year just because that’s how it’s always been done, without questioning why. It reminded me of how many of us stick to habits or traditions without really understanding their meaning. What I love about Mao Mao is that her curiosity pushes her to find answers for herself, not because she’s better than the other ducks, but because she’s willing to think differently. She’s not perfect, though. Her arrogance and stubbornness make her feel real and relatable. Through her journey, she doesn’t just figure out the mystery behind the migration, she also learns important lessons about humility, friendship, and growing as a person. 

This book really impressed me with how it brings up serious real-world issues in a way that’s easy for younger readers to understand. The book covers topics like war, environmental destruction, global warming, and inequality. It made me reflect on the challenges our world is facing today, but it does so without overwhelming us. What’s powerful is how the book contrasts these dark issues, like greed and pollution, with themes of kindness, hope, and friendship. It’s a reminder that even in difficult times, we can still act with compassion and try to make a positive difference. Mao Mao’s friendships with the animals she meets on her journey show how working together and caring for each other can make the world a better place, even when everything around us seems chaotic.

Another important theme in the book is how religion or belief systems can be misused to hide bad actions. This part of the story really made me think because it’s something that happens in real life, where people use sacred beliefs to cover up their own selfish behavior. By including this, this book encourages readers to think critically and be aware of when people or systems try to hide their wrongdoings behind claims of righteousness. It shows that actions matter more than words, and it’s especially important for younger readers to learn how to trust their own judgment and not just follow others blindly.

One of the things I really love about this book is how it shows different religions and beliefs among its animal characters in a way that teaches tolerance and acceptance. The story paints a world where each group practices their faith (or doesn’t) without conflict. This really stood out to me because it sends such an important message: harmony comes from respecting others’ differences, not forcing everyone to believe the same thing. Pak Luca and Ibu Maya’s family, made up of animals from different backgrounds, shows that people can live peacefully and happily even if they have different beliefs. It’s a valuable lesson for readers of any age about being open-minded and embracing diversity.

This book also explores diversity through its portrayal of a family made up of animals from different species, all united by love and compassion. These animals aren’t related by blood, but they care for each other deeply, which shows how understanding and kindness can create a happy, peaceful home. This is a sharp contrast to the oppressive, ruling species outside their family, who take advantage of other animals and resources because they think they’re superior. This contrast sends a message: true happiness and harmony come from mutual respect and acceptance, not power or control.

The behavior of the ruling species in the book reflects real-world issues like systemic oppression, colonization, and environmental exploitation. It reminded me how dangerous unchecked power can be and how harmful it is when some groups think they’re better than others. By showing both sides: compassion in a diverse family and greed-driven oppression, the book makes me think about the world around me. It teaches the importance of empathy and respecting others.

(Mao-Mao & Berang-Berang: Penerbangan Ajaib ke Ujung Dunia oleh Clara Ng adalah buku middle-grade yang benar-benar mengejutkan dengan betapa buku ini membuat kita berpikir. Buku ini adalah petualangan yang menyenangkan yang penuh dengan pelajaran hidup yang bermakna. Salah satu tema utamanya adalah bahwa beberapa hal dalam hidup tidak bisa dijelaskan begitu saja kepada kita, kita harus mengalaminya sendiri untuk benar-benar memahaminya. Perjalanan Mao Mao ke Danau Tak Bertepi adalah contoh yang bagus untuk hal ini. Petualangannya menunjukkan bagaimana mengalami sesuatu sendiri mengajarkan kita lebih dari sekadar mengikuti apa yang dikatakan orang atau apa yang dikatakan tradisi. Sepertinya ini adalah pesan penting, terutama bagi pembaca yang lebih muda, untuk bersabar dan terbuka untuk belajar dari kehidupan sebagaimana adanya.

Buku ini juga membuat kita berpikir tentang tradisi dan mengapa kita mengikutinya. Di desa Mao Mao, bebek bermigrasi setiap tahun hanya karena memang begitulah yang selalu dilakukan, tanpa mempertanyakan alasannya. Buku ini mengingatkanku tentang betapa banyak dari kita yang berpegang teguh pada kebiasaan atau tradisi tanpa benar-benar memahami maknanya. Yang aku sukai dari Mao Mao adalah rasa ingin tahunya mendorongnya untuk mencari jawaban sendiri, bukan karena dia lebih baik dari bebek lainnya, tetapi karena dia bersedia berpikir berbeda. Namun, dia tidak sempurna. Kesombongan dan kekeraskepalaannya membuatnya terasa nyata dan dapat diterima. Melalui perjalanannya, dia tidak hanya menemukan misteri di balik migrasi, dia juga mempelajari pelajaran penting tentang kerendahan hati, persahabatan, dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Buku ini benar-benar membuat aku terkesan dengan cara mengangkat isu-isu serius di dunia nyata dengan cara yang mudah dipahami oleh pembaca yang lebih muda. Buku ini membahas topik-topik seperti perang, kerusakan lingkungan, pemanasan global, dan kesenjangan. Buku ini membuat kita merenungkan tantangan yang dihadapi dunia kita saat ini, tetapi buku ini melakukannya tanpa membuat kita kewalahan. Yang hebat adalah bagaimana buku ini mengontraskan isu-isu gelap ini, seperti keserakahan dan polusi, dengan tema-tema kebaikan, harapan, dan persahabatan. Buku ini mengingatkan kita bahwa bahkan di masa-masa sulit, kita masih dapat memiliki belas kasih dan mencoba membuat perbedaan yang positif. Persahabatan Mao Mao dengan hewan-hewan yang ditemuinya dalam perjalanannya menunjukkan bagaimana bekerja sama dan saling peduli dapat membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, bahkan ketika segala sesuatu di sekitar kita tampak kacau.

Tema penting lainnya dalam buku ini adalah bagaimana agama atau sistem kepercayaan dapat disalahgunakan untuk menyembunyikan tindakan buruk. Bagian cerita ini benar-benar membuat aku berpikir karena ini adalah sesuatu yang terjadi dalam kehidupan nyata, di mana orang-orang menggunakan kepercayaan suci untuk menutupi perilaku egois mereka sendiri. Dengan menyertakan hal ini, buku ini mendorong para pembaca untuk berpikir kritis dan waspada saat orang atau sistem mencoba menyembunyikan kesalahan mereka di balik klaim kebenaran. Buku ini menunjukkan bahwa tindakan lebih penting daripada kata-kata, dan sangat penting bagi para pembaca yang lebih muda untuk belajar cara memercayai penilaian mereka sendiri dan tidak hanya mengikuti orang lain secara membabi buta.

Salah satu hal yang sangat aku sukai dari buku ini adalah bagaimana buku ini menunjukkan perbedaan agama dan kepercayaan di antara tokoh-tokoh hewannya dengan cara yang mengajarkan toleransi dan penerimaan. Cerita ini menggambarkan dunia di mana setiap kelompok menjalankan kepercayaan mereka (atau tidak) tanpa konflik. Hal ini benar-benar menarik perhatian karena menyampaikan pesan yang sangat penting: keharmonisan muncul dari rasa hormat terhadap perbedaan orang lain, bukan memaksa semua orang untuk mempercayai hal yang sama. Keluarga Pak Luca dan Ibu Maya, yang terdiri dari hewan-hewan dari latar belakang yang berbeda, menunjukkan bahwa orang dapat hidup damai dan bahagia meskipun mereka memiliki kepercayaan yang berbeda. Ini adalah pelajaran berharga bagi pembaca dari segala usia tentang bersikap terbuka dan merangkul keberagaman. 

Buku ini juga mengeksplorasi keberagaman melalui penggambaran keluarga yang terdiri dari hewan-hewan dari spesies yang berbeda, yang semuanya disatukan oleh cinta dan kasih sayang. Hewan-hewan ini tidak memiliki hubungan darah, tetapi mereka sangat peduli satu sama lain, yang menunjukkan bagaimana pengertian dan kebaikan dapat menciptakan rumah yang bahagia dan damai. Ini sangat kontras dengan spesies yang menindas dan berkuasa di luar keluarga mereka, yang memanfaatkan hewan dan sumber daya lain karena mereka pikir mereka lebih unggul. Kontras ini menyampaikan pesan: kebahagiaan dan keharmonisan sejati datang dari rasa saling menghormati dan menerima, bukan kekuasaan atau kendali.

Perilaku spesies penguasa dalam buku ini mencerminkan isu-isu dunia nyata seperti penindasan sistemik, penjajahan, dan eksploitasi lingkungan. Buku ini mengingatkan kita betapa berbahayanya kekuasaan yang tidak terkendali dan betapa merugikannya ketika beberapa kelompok merasa lebih baik daripada yang lain. Dengan menunjukkan kedua sisi: kasih sayang dalam keluarga yang beragam dan penindasan yang didorong oleh keserakahan, buku ini membuat aku berpikir tentang dunia di sekitar kita. Buku ini mengajarkan pentingnya empati dan menghormati orang lain.) 


THINGS I LOVE ABOUT THIS BOOK

■This book has cute illustrations that really help bring the story to life.

■ The chapters are short and to the point. It makes the book feel easy to read and approachable, especially for younger readers or anyone who doesn’t want to get bogged down in long, heavy sections.

■ This book brings up real-world issues like environmental damage, exploitation, inequality, and the importance of kindness. It’s cool how it encourages readers to think about these serious issues, but in a way that doesn’t feel too heavy or preachy.

■ Mao Mao is a really interesting character. She’s not perfect, she has flaws like arrogance and stubbornness, but she also has curiosity, bravery, and empathy. Her imperfections make her journey feel real and relatable, which shows that even someone who isn’t perfect can grow, learn, and make a positive impact.

(■Buku ini memiliki ilustrasi lucu yang benar-benar membantu menghidupkan cerita.

■ Bab-babnya pendek dan langsung ke intinya. Hal ini membuat buku ini terasa mudah dibaca dan mudah dipahami, terutama bagi pembaca yang lebih muda atau siapa pun yang tidak ingin terjebak dalam bagian yang panjang dan berat.

■ Buku ini mengangkat isu-isu dunia nyata seperti kerusakan lingkungan, eksploitasi, ketidaksetaraan, dan pentingnya kebaikan. Keren juga bagaimana buku ini mendorong pembaca untuk memikirkan isu-isu serius ini, tetapi dengan cara yang tidak terasa terlalu berat atau menggurui.

■ Mao Mao adalah karakter yang sangat menarik. Dia tidak sempurna, dia memiliki kekurangan seperti kesombongan dan keras kepala, tetapi dia juga memiliki rasa ingin tahu, keberanian, dan empati. Ketidaksempurnaannya membuat perjalanannya terasa nyata dan relevan, yang menunjukkan bahwa bahkan seseorang yang tidak sempurna dapat tumbuh, belajar, dan memberikan dampak positif.)


THINGS I DON’T LOVE ABOUT THIS BOOK

■ The title makes it seem like Mao Mao and Berang-Berang go on the adventure together, but Berang-Berang only shows up in the last few chapters. 

■ There are a few things in the story that aren’t fully explained, like who the mysterious deer is that helps Mao Mao and disappears into fireflies, and what really happened to Mao Mao’s birth mother.   

■ While I really enjoyed the illustrations, sometimes they’re placed in the middle of sentences, which is distracting.

■ This book brings up a lot of important issues like war, environmental problems, inequality, and religion, but it doesn’t really go deep into any of them. It feels like these topics are just mentioned and then moved on from, which makes some parts of the story feel rushed. 

(■ Judulnya membuatnya seolah-olah Mao Mao dan Berang-Berang berpetualang bersama, tetapi Berang-Berang hanya muncul di beberapa bab terakhir.

■ Ada beberapa hal dalam cerita yang tidak dijelaskan secara lengkap, seperti siapa rusa misterius yang menolong Mao Mao dan menghilang di antara kunang-kunang, dan apa yang sebenarnya terjadi pada ibu kandung Mao Mao.

■ Meskipun aku sangat suka ilustrasinya, terkadang ilustrasi tersebut ditempatkan di tengah kalimat, yang terasa mengganggu.

■ Buku ini mengangkat banyak isu penting seperti perang, masalah lingkungan, kesenjangan, dan agama, tetapi tidak benar-benar membahasnya secara mendalam. Rasanya topik-topik ini hanya disebutkan lalu diabaikan, yang membuat beberapa bagian cerita terasa terburu-buru.)


CONCLUSION

Mao-Mao & Berang-Berang: Penerbangan Ajaib ke Ujung Dunia by Clara Ng is a story that mixes adventure with important life lessons. The book teaches us about curiosity and the value of learning from experience, while also touching on real-world issues like environmental problems, inequality, and diversity. The characters, especially Mao Mao, feel real and inspiring, which shows that even with flaws, people can change and make a difference. While there are a few things that could have been better, like the misleading title, some unresolved mysteries, and the placement of illustrations, the book still offers an engaging and meaningful experience. Overall, it’s a story that entertains, educates, and encourages readers to think about their own lives and the world around them, which make it a great read for anyone.

(Mao-Mao & Berang-Berang: Penerbangan Ajaib ke Ujung Dunia oleh Clara Ng adalah sebuah cerita yang memadukan petualangan dengan pelajaran hidup yang penting. Buku ini mengajarkan kita tentang rasa ingin tahu dan belajar dari pengalaman, sembari juga menyentuh isu-isu dunia nyata seperti masalah lingkungan, kesenjangan, dan keberagaman. Tokoh-tokohnya, terutama Mao Mao, terasa nyata dan inspiratif, yang menunjukkan bahwa meskipun memiliki kekurangan, orang dapat berubah dan membuat perbedaan. Meskipun ada beberapa hal yang bisa diperbaiki, seperti judul yang kurang pas, beberapa misteri yang belum terpecahkan, dan penempatan ilustrasi, buku ini tetap menawarkan pengalaman yang menarik dan bermakna. Secara keseluruhan, ini adalah cerita yang menghibur, mendidik, dan mendorong pembaca untuk berpikir tentang kehidupan dan dunia di sekitarnya, yang menjadikannya bacaan yang bagus bagi siapa pun.)


0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.