Vera Wong’s Unsolicited Advice for Murderers by Jesse Q. Sutanto | Book Review

"People always say that your wedding day is the happiest day of your life, but honestly, people should try solving murders more often."

Vera Wong’s Unsolicited Advice for Murderers by Jesse Q. Sutanto tells the story of Vera Wong, a clever and caring older Chinese woman who runs a small teashop in San Francisco. When Vera finds a dead body in her shop, she decides to investigate, because she believes the death is not just an accident, even though the police think the opposite.

(Vera Wong’s Unsolicited Advice for Murderers oleh Jesse Q. Sutanto bercerita tentang Vera Wong, seorang wanita Tionghoa yang pintar dan peduli yang mengelola sebuah kedai teh kecil di San Francisco. Ketika Vera menemukan mayat di kedainya, ia memutuskan untuk menyelidikinya, karena ia yakin kematian itu bukan sekadar kecelakaan, meskipun polisi berpendapat sebaliknya.)

BOOK REVIEW 

"She’s very proud of her crime scene; it must surely be the most pleasant crime scene the cops have ever been to."

Vera Wong’s Unsolicited Advice for Murderers by Jesse Q. Sutanto is a cozy mystery that dives into the need for human connection and the complicated relationships we have, especially with family. The story follows Vera Wong, a 60-year-old Chinese woman who owns a teashop in San Francisco, and is feeling lonely. Her strained relationship with her son, Tilbert, only adds to her isolation. Tilbert lives a modern, independent life that’s very different from Vera’s traditional views and expectations. As Vera works to solve a murder, the story shows how, even when we feel alone and face generation gaps, reaching out to others and forming meaningful relationships can bring a sense of purpose.

Vera’s loneliness drives her need to "fix" others, whether it’s through food, tea, or giving advice, and this shows in how she interacts with the people around her. She wants to nurture and feel needed, especially because she feels she’s lost that role with her son. Vera is used to taking care of others, but as Tilbert becomes more independent, she starts to feel left out. Her attempts to interfere in the lives of her suspects might seem like she's just trying to solve the mystery, but in reality, she’s also trying to feel important again. By helping them with food, tea, and advice, Vera is looking for a way to connect and remind herself that she’s needed.

This book also touches on how everyone is imperfect, but growth and change are possible. Vera, like the other characters, can be stubborn, bossy, and overbearing, but these flaws make her more relatable. As she investigates the murder, she bonds with her suspects, each of whom has their own flaws. Through their interactions, the story shows that healing, growth, and redemption are possible for everyone, even those with imperfections.

The murder mystery itself brings up ideas of justice, right and wrong, and the search for truth. Vera believes she can solve the crime better than the police, which raises questions about whether it’s okay for one person to take justice into their own hands. Her determination to uncover the truth challenges the idea of what’s right and who should have the power to decide. This part of the story makes you think about trust, whether it’s better to trust the police or an amateur like Vera, and what happens when someone decides to take control of the situation themselves.

Food and tea often make appearances in the story and represent more than just things to eat or drink. They symbolize comfort, connection, and the small things that can bring people together. Vera uses her cooking to nurture and form bonds, to offer comfort to those around her while also trying to "fix" what she thinks is broken in their lives. This theme of using food and tea to connect fits into the bigger idea of finding joy in the little things. Whether it’s sharing a meal or enjoying a cup of tea, these simple acts of kindness play an important role in healing, building relationships, and bringing people together throughout the book.

(Vera Wong’s Unsolicited Advice for Murderers oleh Jesse Q. Sutanto adalah buku misteri yang menghibur yang membahas kebutuhan akan hubungan antarmanusia dan hubungan rumit yang kita miliki, khususnya dengan keluarga. Buku ini menceritakan Vera Wong, seorang wanita Tionghoa berusia 60 tahun yang memiliki kedai teh di San Francisco, dan dia merasa kesepian. Hubungannya yang tegang dengan putranya, Tilbert, hanya menambah kesepiannya. Tilbert menjalani kehidupan modern dan mandiri yang sangat berbeda dari pandangan dan ekspektasi tradisional Vera. Saat Vera berusaha memecahkan kasus pembunuhan, cerita ini menunjukkan bagaimana, bahkan saat kita merasa sendirian dan menghadapi perbedaan generasi, berkomunikasi orang lain dan membentuk hubungan yang bermakna dapat memberikan makna pada hidup.

Kesepian yang dirasakan Vera mendorongnya untuk "memperbaiki" orang lain, baik melalui makanan, teh, atau memberi nasihat, dan ini terlihat dari cara dia berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Dia ingin mengasuh dan dibutuhkan, terutama karena dia merasa kehilangan peran itu dengan putranya. Vera terbiasa mengurus orang lain, tetapi saat Tilbert menjadi lebih mandiri, ia mulai merasa tersisih. Upayanya untuk ikut campur dalam kehidupan para tersangka mungkin tampak seperti ia hanya mencoba memecahkan misteri, tetapi pada kenyataannya, ia juga mencoba untuk merasa dibutuhkan lagi. 

Dengan membantu mereka dengan makanan, teh, dan nasihat, Vera mencari cara untuk terhubung dan mengingatkan dirinya sendiri bahwa ia dibutuhkan. Buku ini juga menyentuh tentang bagaimana setiap orang tidak sempurna, tetapi pertumbuhan dan perubahan itu mungkin terjadi. Vera, seperti karakter lainnya, bisa keras kepala, suka memerintah, dan sombong, tetapi kekurangan ini membuatnya lebih mudah dipahami. Saat ia menyelidiki pembunuhan di buku ini, ia menjalin ikatan dengan para tersangkanya, yang masing-masing memiliki kekurangannya sendiri. Melalui interaksi mereka, cerita ini menunjukkan bahwa penyembuhan, pertumbuhan, dan penebusan mungkin terjadi bagi setiap orang, bahkan mereka yang memiliki ketidaksempurnaan.

Misteri pembunuhannya sendiri memunculkan ide tentang keadilan, benar dan salah, dan pencarian kebenaran. Vera yakin dia bisa memecahkan kejahatan lebih baik daripada polisi, yang menimbulkan pertanyaan tentang apakah boleh bagi satu orang untuk menegakkan keadilan dengan tangannya sendiri. Tekadnya untuk mengungkap kebenaran menantang gagasan tentang apa yang benar dan siapa yang seharusnya memiliki kekuatan untuk memutuskan. Bagian cerita ini membuat kita berpikir tentang kepercayaan, apakah lebih baik mempercayai polisi atau seorang amatir seperti Vera, dan apa yang terjadi ketika seseorang memutuskan untuk mengendalikan situasinya sendiri.

Makanan dan teh sering muncul dalam cerita ini dan mewakili lebih dari sekadar hal untuk dimakan atau diminum. Makanan dan teh melambangkan kenyamanan, koneksi, dan hal-hal kecil yang dapat menyatukan orang-orang. Vera menggunakan masakannya untuk membantu dan membentuk ikatan, untuk menawarkan kenyamanan kepada orang-orang di sekitarnya sambil juga mencoba untuk "memperbaiki" apa yang menurutnya rusak dalam hidup mereka. Tema menggunakan makanan dan teh untuk menjalin hubungan ini sesuai dengan gagasan yang lebih besar tentang menemukan kegembiraan dalam hal-hal kecil. Baik itu berbagi makanan atau menikmati secangkir teh, tindakan kebaikan yang sederhana ini memainkan peran penting dalam penyembuhan, membangun hubungan, dan menyatukan orang-orang di sepanjang buku.)

THINGS I LOVE

■Vera is easily my favorite part of this story. She’s so relatable with her quirky personality, wisdom, humor, and her mix of strength and vulnerability. Despite her tough, no-nonsense attitude, you can see how lonely she is and how much she just wants to connect with people. Her over-the-top ways are funny, but also show how much she cares, which makes her an incredibly lovable character.

■ I really enjoy how the book mixes humor with serious themes. Vera’s funny actions, her blunt opinions, and how she sees the world all add a lighthearted touch to the story. The humor really helps balance out the deeper themes of loneliness, which makes the book fun to read.

■What really stood out to me is the book’s focus on kindness and empathy. Vera’s way of helping others through food, tea, and just being there for them is so refreshing. It shows how even the smallest gestures can have a huge impact on people’s lives. It’s heartwarming to see how Vera’s simple acts of care bring people closer together and how they can completely change the way people feel.

■The characters in this book are so well developed, especially Vera, but also the people around her. I love how Vera builds relationships with the suspects, and how each one has their own unique story. 

■This book explores the theme of found family, which I always enjoy. Even though Vera’s relationship with her biological family is complicated, she forms a new family with the people around her. It’s a reminder that family isn’t always about blood, but about the connections you choose to build with others.

(■Vera adalah bagian favorit dari cerita ini. Dia sangat mudah dipahami dengan kepribadiannya yang unik, bijak, humor, dan perpaduan antara kekuatan dan kelemahannya. Meskipun sikapnya keras dan tanpa basa-basi, kita dapat melihat betapa kesepiannya dia dan betapa dia hanya ingin terhubung dengan orang lain. Caranya yang berlebihan memang lucu, tetapi juga menunjukkan betapa dia peduli, yang menjadikannya karakter yang sangat menyenangkan.

■ Aku sangat menikmati bagaimana buku ini memadukan humor dengan tema-tema serius. Tindakan Vera yang lucu, pendapatnya yang blak-blakan, dan cara dia melihat dunia semuanya menambahkan sentuhan ringan pada cerita. Humornya benar-benar membantu menyeimbangkan tema kesepian yang lebih dalam, yang membuat buku ini menyenangkan untuk dibaca.

■Hal yang benar-benar menarik buat aku adalah fokus buku ini pada kebaikan dan empati. Cara Vera membantu orang lain melalui makanan, teh, dan sekadar menemani mereka sangat menyegarkan. Ini menunjukkan bagaimana bahkan gerakan terkecil dapat berdampak besar pada kehidupan orang-orang. Sungguh heartwarming melihat bagaimana kepedulian Vera yang sederhana dapat mendekatkan orang-orang dan bagaimana tindakan tersebut dapat sepenuhnya mengubah perasaan mereka.

■Tokoh-tokoh dalam buku ini berkembang dengan sangat baik, terutama Vera, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Aku suka bagaimana Vera membangun hubungan dengan para tersangka, dan bagaimana masing-masing memiliki kisah unik mereka sendiri.

■Buku ini mengeksplorasi tema found family, yang selalu aku sukai. Meskipun hubungan Vera dengan keluarga kandungnya rumit, ia membentuk keluarga baru dengan orang-orang di sekitarnya. Buku ini mengingatkan kita bahwa keluarga tidak selalu tentang hubungan darah, tetapi tentang hubungan yang kita pilih untuk dibangun dengan orang lain.)

FAVORITE QUOTES

"So what if I think you might be a killer? That doesn’t mean I think you are a bad person."

"In her experience, it’s best to nod and agree with what people say before doing exactly what you wanted from the very beginning."

"Destiny, Vera thinks, is something to be hunted down and grabbed tightly with both hands and shaken until it gives her exactly what she wants."

"This is the problem with creative people; their self-image is divided into two parts—one thinks that they’re a genius who will one day create a masterpiece of such breathtaking brilliance that it will still be discussed with reverence hundreds of years later; the other part thinks they are trash raccoons rooting around in the dark and coming up with nothing but more trash. There is no in-between. It’s either “super genius” or “trash raccoon,” and somehow these parts coexist within the head of one very tortured artist."

"Maybe you do something slightly bad, so what? Now you learn from it. You have a better judgment now. Better morals, because you learn from your personal mistake."

"No one is perfect, making right decisions all the time. Only those who are so privileged can make right decision all the time. The rest of us, we have to struggle, keep afloat. Sometimes we do things we are not proud of. But now you know where your lines are."

CONCLUSION 

Vera Wong’s Unsolicited Advice for Murderers is a heartwarming and funny story that’s more than just your average cozy mystery. Through Vera’s journey, we get reminded of how important human connections are, the challenges within families, and the power of kindness. This book dives into themes like loneliness, generational gaps, and how unexpected friendships can form in difficult situations. While the mystery itself might not be the main focus, it’s the bonds Vera builds with others that make the story truly special. The mix of light humor and deeper topics leaves you feeling inspired and uplifted by the end.

(Vera Wong’s Unsolicited Advice for Murderers adalah kisah yang menyentuh hati dan lucu yang lebih dari sekadar misteri yang menghibur. Melalui perjalanan Vera, kita diingatkan tentang betapa pentingnya hubungan antarmanusia, tantangan dalam keluarga, dan kekuatan kebaikan. Buku ini membahas tema-tema seperti kesepian, kesenjangan antargenerasi, dan bagaimana persahabatan yang tak terduga dapat terbentuk dalam situasi sulit. Meskipun misterinya sendiri mungkin bukan fokus utama, ikatan yang dibangun Vera dengan orang lainlah yang membuat cerita ini benar-benar istimewa. Campuran humor ringan dan topik yang lebih mendalam membuat kita terinspirasi dan disemangati hingga akhir cerita.)