If I Loved You Less by Aamna Qureshi | Book Review


"I am often struck by the duality that exists: the very things that pain me, nourish me. The very people who hurt me, bring me great joy. The things that make me cry, make me laugh and smile."


If I Loved You Less by Aamna Qureshi is a really fun and refreshing retelling of Jane Austen’s Emma. The story follows Humaira Mirza, a 23-year-old civil engineer from Long Island who’s obsessed with matchmaking. She loves helping her aunt, sister, and others find love, but her habit of meddling sometimes causes trouble. Things get even more complicated when she realizes she has feelings for Fawad Sheikh, a family friend who always seems to criticize her efforts.

(If I Loved You Less oleh Aamna Qureshi adalah retelling yang sangat menyenangkan dan menyegarkan dari Emma oleh Jane Austen. Kisah ini mengikuti Humaira Mirza, seorang insinyur sipil berusia 23 tahun dari Long Island yang terobsesi dengan perjodohan. Dia suka membantu bibinya, saudara perempuannya, dan orang lain menemukan cinta, tetapi kebiasaannya untuk ikut campur terkadang menimbulkan masalah. Segalanya menjadi lebih rumit ketika dia menyadari bahwa dia punya perasaan terhadap Fawad Sheikh, seorang relasi keluarganya yang tampaknya selalu mengkritik usahanya.)


BOOK REVIEW 

If I Loved You Less by Aamna Qureshi is such a relatable and heartfelt story about love in all its forms: romantic, family love, and even learning to love yourself. This book focuses on how love can’t be forced or planned. Through Humaira’s story, we see how important it is to let love happen naturally and to be okay with showing your true feelings.

I also love how Humaira and Fawad’s relationship grows in ways neither of them expected. Their connection is built on patience, respect, and understanding, and it’s not about big, dramatic gestures but the little moments that build trust and make you feel safe. It’s a reminder that love doesn’t work when you try to control it, it only works when you’re honest with yourself and the other person.

What stood out to me is how the book talks about being true to yourself in relationships. It’s not about trying to be perfect or meeting other people’s expectations, but about finding someone who accepts you for who you are and inspires you to be better. Humaira’s story shows that love is not just about comfort, it’s also about challenging each other to grow. 

This book includes Islamic values and shows what it’s like to be part of a Pakistani-Muslim-American family. Faith, family, and honor are such important parts of the characters' lives and relationships. I love how the romance between Humaira and Fawad stays within cultural and religious boundaries, which shows how faith can guide their decisions. It’s refreshing to see a love story that focuses on respect, patience, and growing together while staying true to traditions and values.

The way this book explores family life is also something I found interesting. Humaira’s relationships with her dad, aunt, and sister show how balancing your own dreams with family expectations can be complicated. Sometimes, the pressure from her family creates challenges, but it’s also clear that they’re her biggest source of love and support. Her dad’s advice, her aunt’s encouragement, and her sister’s friendship all help her grow and understand more about herself and her relationships.

What I really like is how the story shows how important family is in shaping who we are and the choices we make. Even when families don’t agree on everything, respecting and understanding each other can heal old issues and make relationships stronger. Humaira’s story reminds us how valuable it is to have a strong support system, whether it’s family, friends, or people who guide us. Those connections help us stay grounded and make better decisions as we figure out life and love.

(If I Loved You Less oleh Aamna Qureshi adalah kisah yang sangat relatable dan menyentuh hati tentang cinta dalam segala bentuknya: cinta romantis, cinta keluarga, dan bahkan belajar mencintai diri sendiri. Buku ini berfokus pada bagaimana cinta tidak dapat dipaksakan atau direncanakan. Melalui kisah Humaira, kita melihat betapa pentingnya membiarkan cinta terjadi secara alami dan merasa nyaman saat menunjukkan perasaan kita yang sebenarnya.

Aku juga menyukai bagaimana hubungan Humaira dan Fawad tumbuh dengan cara yang tidak mereka duga. Hubungan mereka dibangun atas kesabaran, rasa hormat, dan pengertian, dan ini bukan tentang hal-hal besar dan dramatis, tetapi momen-momen kecil yang membangun kepercayaan dan membuat kita merasa aman. Buku ini mengingatkan kita bahwa cinta tidak akan berhasil jika kita mencoba mengendalikannya, cinta hanya akan berhasil jika kita jujur pada diri sendiri dan orang lain.

Hal yang menarik buatku adalah bagaimana buku ini berbicara tentang menjadi jujur pada diri sendiri dalam hubungan. Ini bukan tentang mencoba menjadi sempurna atau memenuhi ekspektasi orang lain, tetapi tentang menemukan seseorang yang menerima kita apa adanya dan menginspirasi kita untuk menjadi lebih baik. Kisah Humaira menunjukkan bahwa cinta bukan hanya tentang kenyamanan, tetapi juga tentang menantang satu sama lain untuk berkembang.

Buku ini memuat nilai-nilai Islam dan menunjukkan bagaimana rasanya menjadi bagian dari keluarga muslim Pakistan-Amerika. Iman, keluarga, dan kehormatan merupakan bagian penting dari kehidupan dan hubungan para tokohnya. Aku suka bagaimana kisah cinta antara Humaira dan Fawad tetap berada dalam batasan budaya dan agama, yang menunjukkan bagaimana iman dapat membimbing keputusan mereka. Sungguh menyegarkan melihat kisah cinta yang berfokus pada rasa hormat, kesabaran, dan tumbuh bersama sambil tetap setia pada tradisi dan nilai-nilai yang dianut.

Cara buku ini mengeksplorasi kehidupan keluarga juga merupakan sesuatu yang menurutku menarik. Hubungan Humaira dengan ayah, bibi, dan saudara perempuannya menunjukkan bagaimana menyeimbangkan impian kita sendiri dengan ekspektasi keluarga bisa menjadi kompleks. Terkadang, tekanan dari keluarganya menciptakan tantangan, tetapi juga jelas bahwa mereka adalah sumber cinta dan dukungan terbesarnya. Nasihat ayahnya, dorongan bibinya, dan persahabatan dengan saudara perempuannya semuanya membantunya tumbuh dan lebih memahami dirinya sendiri dan hubungannya.

Hal lain yang aku sukai adalah bagaimana cerita ini menunjukkan betapa pentingnya keluarga dalam membentuk siapa kita dan pilihan yang kita buat. Bahkan ketika keluarga tidak sependapat dalam segala hal, saling menghormati dan memahami dapat menyembuhkan masalah lama dan memperkuat hubungan. Kisah Humaira mengingatkan kita betapa berharganya memiliki sistem pendukung yang kuat, baik itu keluarga, teman, atau orang yang membimbing kita. Hubungan tersebut membantu kita tetap bertindak masuk akal dan membuat keputusan yang lebih baik saat kita mencari tahu tentang kehidupan dan cinta.)


"No, this love is tailored specifically for him, I cannot re-gift it to another, nor do I wish to."


THINGS I LOVE

■ The characters in this book feel so real and relatable, especially Humaira. At first, she seems self-absorbed and meddles in everyone’s business, but as the story goes on, you see her insecurities and vulnerability, which make her so much more likable. She grows a lot as a person, and I could really connect with her journey. Fawad, on the other hand, is calm and caring, which makes him the perfect balance to Humaira. 

■ The romance between Humaira and Fawad is one of my favorite parts. Their relationship grows slowly and naturally, with little moments of tension and sweetness that keep you rooting for them. The friends to lovers trope is done so well, it doesn’t feel rushed or forced. I love watching them figure out their feelings, and the ending made it all feel worth it.

■ I enjoy how the book dives into Pakistani-Muslim-American culture. It shows what it’s like to balance family expectations, traditions, and your own personal goals. The details about celebration, food, language, and faith made everything feel so authentic.

■ This book has the perfect mix of funny moments and deeper emotional themes. The banter between Humaira and Fawad made me smile so much, but the book also didn’t shy away from serious topics like insecurity, grief, and figuring out who you are. I love how it could be lighthearted and meaningful at the same time.

■ At the end of the book, there are recipes, book recommendations, and a reading list, which I thought was such a fun touch. 

(■ Tokoh-tokoh dalam buku ini terasa begitu nyata dan relevan, terutama Humaira. Awalnya, ia tampak egois dan mencampuri urusan orang lain, tetapi seiring berjalannya cerita, kita melihat rasa tidak aman dan kelemahannya, yang membuatnya jauh lebih disukai. Ia tumbuh sebagai karakter, dan aku bisa memahami perjalanannya. Di sisi lain, Fawad tenang dan penuh perhatian, yang membuatnya menjadi penyeimbang sempurna bagi Humaira.

■ Kisah cinta antara Humaira dan Fawad adalah salah satu bagian favoritku. Hubungan mereka tumbuh perlahan dan alami, dengan sedikit momen adu argumen dan manis yang membuat kita terus mendukung mereka. Trope friends to lovers dieksekusi dengan sangat baik, tidak terasa terburu-buru atau dipaksakan. Aku suka melihat mereka memahami perasaan mereka, dan akhir cerita membuat semuanya terasa berharga.

■ Aku menikmati bagaimana buku ini menyelami budaya muslim Pakistan-Amerika. Buku ini menunjukkan bagaimana rasanya menyeimbangkan ekspektasi keluarga, tradisi, dan impian pribadi kita sendiri. Detail mengenai perayaan, makanan, bahasa, dan keyakinan membuat semuanya terasa begitu autentik.

■ Buku ini memiliki perpaduan sempurna antara momen-momen lucu dan tema-tema emosional yang lebih dalam. Candaan antara Humaira dan Fawad membuat aku tersenyum, tetapi buku ini juga tidak menghindar dari topik-topik serius seperti rasa tidak aman, kesedihan, dan mencari tahu siapa diri kita. Aku suka bagaimana buku ini bisa terasa ringan dan bermakna pada saat yang bersamaan.

■ Di akhir buku, terdapat resep, rekomendasi buku, dan daftar bacaan, yang menurutku merupakan sentuhan yang sangat menyenangkan.)


CONCLUSION 

If I Loved You Less by Aamna Qureshi is a really touching and unique take on Jane Austen’s Emma. It gives a fresh look at love, family, and personal growth. As we follow Humaira's journey of discovering more about herself and her growing relationship with Fawad, this book shows how important it is to be vulnerable, true to yourself, and patient when building strong connections with others. It also does a great job of portraying the life of Pakistani-Muslim-Americans, mixing culture and faith into the story in a really natural way. With its well-developed characters, emotional moments, and perfect balance of humor and romance, this book is not just fun to read but also makes you think about your own relationships and what really matters in them.

(If I Loved You Less karya Aamna Qureshi adalah retelling yang sangat menyentuh dan unik dari Emma karya Jane Austen. Buku ini memberikan pandangan baru tentang cinta, keluarga, dan pengembangan diri. Saat kita mengikuti perjalanan Humaira dalam menemukan lebih banyak tentang dirinya sendiri dan hubungannya yang semakin erat dengan Fawad, buku ini menunjukkan betapa pentingnya untuk menerima kelemahan kita, jujur pada diri sendiri, dan sabar saat membangun hubungan yang kuat dengan orang lain. Buku ini juga menggambarkan kehidupan muslim Pakistan-Amerika dengan sangat baik, memadukan budaya dan agama ke dalam cerita dengan cara yang sangat alami. Dengan karakter yang dikembangkan dengan baik, momen emosional, dan keseimbangan humor dan romance yang sempurna, buku ini tidak hanya menyenangkan untuk dibaca tetapi juga membuat kita berpikir tentang hubungan dan apa yang benar-benar penting di dalamnya.)

0 Comments

don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!

Note: only a member of this blog may post a comment.