Aku pernah ngalamin kejadian yang bikin aku bengong. Salah satu tamu di rumah nanya, "Mau pergi ke mana?" Aku jawab santai, "Minjem buku ke perpustakaan." Aku pikir reaksinya bakal biasa aja, tapi dia malah heran, "Lho, udah lulus kuliah kan kamu? Kok masih baca buku?" Belum sempat aku jawab, tamu satunya nyeletuk, "Siapa tau mau kuliah lagi, kan yaa."
Momen itu bikin aku flashback ke masa SD, waktu masih zamannya tuker-tukeran biodata di binder atau notebook gemes. Hampir semua temen sekelas menganggap membaca itu bukan hobi. "Membaca itu tugas sekolah," kata mereka. "Hobi tuh yang bikin seneng." Salah satu temen sekelas malah komen, "Gak keren ah, tulis yang lain dong hobinya."
Ternyata anggapan kayak gitu masih banyak dipercaya orang, bahkan setelah dewasa. Masih ada yang menganggap membaca itu cuma buat anak sekolah, gak keren, atau bahkan gak ada gunanya kalau bukan buku pelajaran. Makanya, di artikel ini, aku mau bahas mitos-mitos tentang membaca yang masih dipercaya banyak orang, sekaligus menyebutkan fakta sebenarnya dan kenapa mitos-mitos ini masih bertahan sampai sekarang.
A. Mitos dan Fakta tentang Membaca
Ada banyak anggapan keliru tentang membaca yang sampai sekarang masih dipercaya banyak orang. Mungkin kamu pernah dengar komentar seperti, "Ngapain baca buku terus?" atau "Baca buku itu gak ada gunanya kalau gak dipraktikkan." Padahal, kalau dipikir-pikir, benarkah semua anggapan itu? Yuk, kita bahas satu per satu mitos tentang membaca dan fakta di baliknya!
1. Baca buku bikin pusing
Pernah denger orang bilang kalau baca buku bikin kepala pening? Ini salah satu alasan kenapa banyak yang malas membaca.
✅ Fakta: Pusing saat baca buku biasanya bukan karena bukunya, tapi karena faktor lain seperti pencahayaan buruk, posisi baca yang salah, atau mata lelah.
Kalau kamu sering pusing setelah baca buku, coba cek dulu, bacanya sambil tiduran dengan lampu redup gak? Atau mungkin jaraknya terlalu dekat? Mata juga butuh istirahat, jadi jangan lupa untuk sesekali berhenti sejenak dan lihat ke arah lain biar gak tegang.
2. Baca buku itu nggak gaul
Dulu, ada stigma kalau orang yang suka baca itu kuper atau kurang pergaulan. Tapi beneran gitu?
✅ Fakta: Banyak komunitas baca, bookstagram, booktok, dan booktube yang bikin membaca jadi sesuatu yang jauh dari kata kurang pergaulan.
Jumlah komunitas baca dan anggotanya itu tidak sedikit, apalagi sekarang sudah bisa diskusi online, mau buddy read sama orang di luar negeri juga bisa. Jadi, kalau masih ada yang bilang membaca itu nggak gaul, mungkin dia yang kurang pergaulan *ups*
3. Hobi baca buku itu boros
Ini tergantung kondisi keuanganmu. Kalau kamu dapat gaji 4 milyar sebulan, mungkin kamu bakal mikir beli buku se-gramedia atau gonta-ganti Kobo tiap bulan itu nggak boros, ya kan?
✅Fakta: Ada banyak cara menikmati buku tanpa harus selalu beli, seperti perpustakaan, ebook gratis, atau pinjam teman. Langganan aplikasi baca juga jatuhnya lebih murah lho dibanding beli buku satuan.
Banyak yang berpikir kalau baca buku itu harus selalu beli, padahal enggak. Sekarang banyak aplikasi perpustakaan digital yang bisa diakses gratis, belum lagi diskusi bareng komunitas yang bikin membaca makin seru tanpa harus keluar biaya besar.
4. Baca buku oke, tapi yang bermanfaat aja kayak buku pelajaran
Sering denger orang bilang, "Mending baca buku yang ada manfaatnya, kayak buku bisnis atau self-improvement aja!" Tapi apa benar fiksi gak ada gunanya?
✅ Fakta: Fiksi juga punya banyak manfaat, dari meningkatkan kemampuan berpikir kritis sampai memicu kreativitas.
Banyak orang nganggep kalau buku yang "bermanfaat" itu harus yang non-fiksi, padahal novel fiksi juga bisa ngajarin banyak hal. Misalnya, membaca novel bisa bantu kita memahami perspektif orang lain, mengasah imajinasi, dan bahkan meningkatkan kemampuan komunikasi. Jadi, manfaat membaca gak melulu harus dari buku pelajaran aja.
5. Orang yang suka baca buku itu introvert
Banyak yang menganggap kalau suka baca buku berarti pendiam dan gak suka bersosialisasi.
✅Fakta: Introvert adalah orang yang cenderung mendapatkan energi dari waktu menyendiri, tapi bukan berarti tidak mau bersosialisasi.
✅ Fakta: Ada banyak alasan kenapa orang gak mau bersosialisasi, bisa karena anti sosial, social anxiety, misantrofi, atau hal lainnya. Bukan karena baca buku.
✅ Fakta: Ekstrovert dan introvert bisa punya hobi baca.
Memang, membaca itu sering jadi kegiatan yang dilakukan sendirian, tapi itu bukan berarti semua pembaca otomatis pendiam atau penyendiri. Bener sih, kalau orang lagi baca, mereka kebanyakan sambil diem. Kamu ajak mereka ngobrol, paling kamu dicuekin atau ditinggal pergi. Tapi apa dia introvert? Coba cek MBTI dia dulu deh.
6. Baca buku itu cuma buat pamer
Pernah lihat orang yang sering posting buku di media sosial, terus ada yang bilang, "Ah, cuma buat pamer!" Tapi beneran?
✅ Fakta: Menurut Pew Research Center (2012), alasan utama orang membaca adalah untuk hiburan (80%), sisanya adalah untuk menambah wawasan dan melepas stres.
✅ Fakta: Membuat postingan buku di media sosial biasanya untuk share pengalaman membaca, merekomendasikan buku bagus, sebagai arsip bacaan online yang bisa dilihat kapan saja, hingga karena pekerjaan.
✅ Fakta: Menurut KBBI, pamer adalah menunjukkan (mendemonstrasikan) sesuatu yang dimiliki kepada orang lain dengan maksud memperlihatkan kelebihan atau keunggulan untuk menyombongkan diri.
✅ Fakta: "Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati." (QS. Al-Hadid (57): 6). Hanya Allah yang tahu niat seseorang. Jadi, gak perlu buru-buru menghakimi apakah seseorang membaca buku buat pamer atau memang murni hobi dan ingin berbagi.
Sama aja kayak orang yang share makanan enak atau tempat liburan seru, mereka cuma mau berbagi hal yang mereka suka, atau karena mereka dituntut untuk bikin konten itu. Sama halnya dengan share buku bagus, apakah itu untuk menyombongkan diri?
7. Baca buku itu nggak ada gunanya kalau nggak dipraktikkan
Ada yang bilang kalau baca buku itu percuma kalau gak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi, apa benar harus selalu gitu?
✅Fakta: Buku bisa menginspirasi, memperluas wawasan, dan jadi hiburan, gak harus selalu diterapkan secara langsung.
Gak semua buku harus punya efek "langsung berguna" dalam kehidupan sehari-hari. Ada buku yang tujuannya menghibur, ada yang bikin kita mikir, ada yang sekadar ngajak kita masuk ke dunia lain sejenak. Dan itu semua tetap punya nilai, meskipun gak selalu langsung dipraktikkan.
8. Kalau udah sering baca, pasti bisa nulis buku juga
Banyak yang percaya kalau orang yang sering baca pasti jago nulis. Tapi kenyataannya gak selalu begitu.
✅ Fakta: Membaca memang membantu dalam menulis, tapi menulis juga butuh latihan khusus.
Baca buku emang bisa bikin kita lebih peka sama bahasa dan struktur cerita, tapi itu gak otomatis bikin seseorang jago nulis. Kayak nonton sepak bola terus berharap langsung bisa jadi pemain profesional, tetap butuh latihan dan pengalaman buat benar-benar menguasainya.
9. Membaca itu cuma buat anak sekolah
Banyak yang menganggap kalau membaca itu tugas sekolah, jadi kalau udah lulus, ya udah, gak perlu baca lagi.
✅ Fakta: Membaca bukan cuma buat belajar, tapi juga buat hiburan, eksplorasi, dan pengembangan diri.
Membaca itu bukan sekadar kewajiban akademik, tapi juga cara buat menikmati cerita, memperluas wawasan, dan bahkan melepas stres.
10. Hobi membaca itu gak seru
Ada yang mikir kalau membaca itu membosankan dan gak bisa dibandingin sama hobi lain yang lebih aktif atau sosial.
✅ Fakta: Membaca bisa jadi pengalaman yang seru, tergantung dari buku yang dibaca dan cara menikmatinya.
Banyak buku yang bikin ketawa, nangis, atau deg-degan kayak nonton film seru. Apalagi kalau baca buku fantasi atau thriller yang penuh plot twist, rasanya kayak masuk ke dunia lain.
11. Orang yang hobi baca pasti serius mulu orangnya
Itu stereotip klasik sih kalau suka baca, pasti anaknya serius, pendiam, dan gak suka bercanda. Ah masa?
✅ Fakta: Banyak orang yang hobi baca tetap asik, santai, dan punya selera humor tinggi.
Membaca gak bikin seseorang otomatis jadi serius atau kaku. Banyak pembaca yang justru suka humor cerdas, punya imajinasi kuat, dan bisa ngobrolin banyak topik seru karena wawasan mereka luas.
12. Membaca itu harus buku fisik, e-book atau audiobook nggak sah
Ada yang percaya kalau membaca itu cuma "asli" kalau pakai buku fisik.
✅ Fakta: Menurut KBBI, membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Bisa juga berarti memperhitungkan; memahami.
✅Fakta: Bentuk buku gak penting, yang penting isinya tetap bisa dinikmati dan dipahami.
Mau baca dari buku fisik, e-book, atau audiobook, semuanya tetap membaca. Yang penting adalah pengalaman menyerap isi buku, bukan formatnya. Apalagi buat yang sibuk, audiobook bisa jadi solusi buat tetap menikmati buku sambil beraktivitas.
13. Membaca itu buang-buang waktu
Pernah dibilangin, "Daripada baca buku mending lakuin sesuatu yang lebih produktif?"
✅ Fakta: Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad ﷺ adalah perintah membaca, meskipun beliau sendiri tidak bisa membaca. Sekarang, kalau ada yang bilang membaca itu buang-buang waktu, coba pikir lagi: kenapa Allah memulai wahyu pertama dengan perintah membaca? Kalau membaca tidak penting, kenapa justru ini yang pertama kali disampaikan?
✅ Fakta: Membaca itu investasi buat diri sendiri, bukan sekadar buang waktu.
Setiap buku yang kita baca bisa ngasih sesuatu, entah itu wawasan baru, hiburan, atau inspirasi. Bahkan, membaca bisa melatih fokus, meningkatkan kosakata, dan memperbaiki cara berpikir. Jadi, anggapan bahwa membaca itu buang-buang waktu bertolak belakang dengan ajaran Islam. Justru membaca adalah jalan untuk memperkaya diri, memahami lebih dalam, dan menjalani hidup dengan lebih bijak.
B. Kenapa Banyak Orang Masih Percaya Mitos Ini?
Setelah lihat mitos-mitos tadi, mungkin kita jadi bertanya-tanya, kok masih banyak yang percaya hal-hal kayak gitu? Padahal, bukti bahwa membaca itu bermanfaat dan menyenangkan udah ada di mana-mana. Nah, beberapa alasan ini bisa jadi penyebabnya:
1. Kebiasaan yang dibentuk dari sekolah
Banyak orang pertama kali mengenal membaca sebagai tugas sekolah, bukan sebagai hobi. Karena itu, mereka melihat membaca sebagai sesuatu yang harus dilakukan, bukan sesuatu yang bisa dinikmati. Kalau sejak kecil kita selalu dikasih bacaan yang berat dan harus diuji dengan soal-soal, ya wajar aja kalau kesannya jadi kurang menyenangkan.
2. Pengaruh lingkungan dan budaya populer
Di lingkungan kita, sering kali membaca gak dianggap sebagai aktivitas yang keren atau seru. Film dan media lebih sering menggambarkan orang yang suka baca sebagai orang yang pendiam atau kurang gaul, dan biasanya jadi korban perundungan. Sementara itu, kegiatan lain seperti olahraga, musik, atau traveling lebih sering dipromosikan sebagai hobi yang keren. Akibatnya, banyak yang tumbuh dengan anggapan bahwa membaca itu bukan sesuatu yang menarik, atau mungkin malah takut dibully kalau suka baca buku.
3. Kurangnya representasi dalam kehidupan sehari-hari
Coba deh perhatiin, di sekitar kita lebih banyak mana: orang yang baca buku di tempat umum atau yang main HP? Karena jarang lihat orang baca buku secara langsung, banyak yang berpikir kalau membaca itu bukan kebiasaan umum. Padahal, mungkin aja mereka baca e-book atau artikel di HP, tapi karena gak kelihatan bentuk fisiknya, jadinya dianggap gak membaca.
4. Anggapan bahwa waktu harus selalu produktif
Di zaman sekarang, banyak orang merasa harus melakukan sesuatu yang kelihatan produktif. Membaca sering kali dianggap sebagai sesuatu yang pasif dan gak menghasilkan apa-apa secara langsung, jadi dianggap buang-buang waktu. Padahal, membaca itu sama seperti investasi jangka panjang yang manfaatnya mungkin gak langsung terasa, tapi bisa membentuk pola pikir, memperluas wawasan, dan bahkan mengasah kreativitas.
5. Stereotip tentang orang yang suka membaca
Stereotip bahwa orang yang suka baca itu pendiam, serius, atau introvert juga bikin banyak orang ragu buat menjadikan membaca sebagai hobi. Mereka gak mau dianggap berbeda atau kurang gaul hanya karena menikmati buku. Akhirnya, mereka ikut-ikutan menganggap membaca sebagai aktivitas yang membosankan atau gak relevan buat kehidupan sehari-hari.
6. Gak ada kebiasaan membaca dalam keluarga
Kalau di rumah gak ada yang suka baca, wajar kalau kita juga gak terbiasa melihat membaca sebagai kegiatan sehari-hari. Banyak orang tumbuh di lingkungan di mana buku bukan bagian dari kehidupan keluarga. Kalau dari kecil gak pernah lihat orang tua atau saudara baca buku untuk kesenangan, ya wajar kalau mereka gak menganggap membaca sebagai hobi yang alami. Mereka mungkin cuma membaca saat belajar, jadi pikirannya langsung mengaitkan buku dengan tugas sekolah.
C. Saatnya Ubah Cara Pandang tentang Membaca
Ternyata, banyak banget ya mitos yang bikin membaca kelihatan gak seru, ribet, atau bahkan gak penting. Padahal, kalau kita lihat dari faktanya, membaca itu bisa jadi hobi yang menyenangkan, fleksibel, dan penuh manfaat. Masalahnya, banyak orang masih terjebak dalam cara pandang lama, mungkin karena kebiasaan sekolah, pengaruh lingkungan, atau karena mereka gak pernah lihat membaca sebagai sesuatu yang bisa dinikmati di luar tugas belajar.
Tapi, siapa bilang kita gak bisa mengubah hal itu? Kita bisa mulai dari diri sendiri. Mau baca novel fantasi, buku self-improvement, atau bahkan artikel ringan kayak gini, semua tetap membaca!
Sekarang, aku penasaran nih, pernah gak sih kalian ngalamin atau denger mitos-mitos tentang membaca yang bikin kalian bingung atau kesel? Atau justru ada mitos lain yang belum aku bahas? Tulis di kolom komentar ya, biar kita ngobrol bareng soal ini!
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.