15 Buku Fiksi yang Cocok Jadi Kado (Karena Temanmu Butuh Baca Ini, Literally or Sarcastically)
Pernah nggak sih kamu bingung mau kasih kado apa buat temanmu yang suka bilang "aku pengen mulai baca buku lagi deh" tapi ujung-ujungnya nonton drakor, atau yang tiap ulang tahun dikadoin buku motivasi tapi belum dibuka sampai sekarang? Nah, artikel ini bukan mau kasih saran buku yang itu-itu lagi. Bukan juga daftar buku yang muncul di 30 artikel rekomendasi buku terbaik untuk kado yang udah kamu baca sebelum menemukan artikel ini.
Ini adalah daftar buku-buku fiksi yang aku sendiri udah baca dan menurutku cocok banget (literally or sarcastically) buat tipe-tipe manusia tertentu. Mungkin cocok juga buat kamu sendiri. Buku-buku ini semuanya unik, dan mungkin belum pernah direkomendasikan sebagai kado sebelumnya. Jadi kalau kamu pengen kasih kado yang bikin penerimanya mikir "apaan nih? Katanya gue banget? Baca ah!" bukan cuma "Oh, buku lagi", yuk lanjut baca!
1. Babel, Or the Necessity of Violence - R. F. Kuang
Kado ideal untuk: teman yang sedang skripsi, tugas akhir, terjebak di semester tua, atau sedang menderita karena tugas bertubi-tubi.
Kenapa cocok? Karena Babel penuh dengan penderitaan akademik, begadang, idealisme, dan pengkhianatan. Temanmu akan merasa tidak sendirian karena murid-murid Oxford di buku ini juga hampir gila, bahkan sudah ada yang gila. Cocok banget buat channeling vibes R. F. Kuang saat nulis skripsi biar hasilnya mantap lolos revisi dosbing. Efek samping: bisa jadi temanmu jadi terlalu kritis dan mempertanyakan sistem pendidikan, dan mungkin malah bertanya balik ke dosen penguji.
2. The Poppy War - R. F. Kuang (trilogi)
Kado ideal untuk: teman yang ingin teriak dan marah tapi belum nemu alasan yang jelas, yang suka banget The Great War, atau orang yang mengira jadi dukun itu enak.
Kenapa cocok? Ini bukan bacaan santai, ga ada vibes minum teh di kebun pakai dress kotak kotak. Ini vibesnya my knuckles were bruised like violets, sampai akhirnya my hand was the one you reached for all throughout the great war. Bacaan yang akan bikin temanmu marah-marah, nangis, lalu berpikir keras tentang moralitas manusia dan keputusan-keputusan sulit. Bagus juga buat temanmu yang suka strategi perang, politik, atau yang pengen teriak karena dia bakal bisa teriak "YAALLAH SELAMATKAN TUAN MUDA KITAY?!" sambil baca ketiga bukunya. Bonus: bisa buat bahan refleksi bagi yang bingung antara nikah dengan pegawai pajak atau terima beasiswa sekolah militer top.
3. Yellowface - R. F. Kuang
Kado ideal untuk: teman julid, calon penulis, atau budak algoritma media sosial.
Kenapa cocok? Karena ini buku yang very julid dan sarkastik. Temanmu yang hobi ngomentarin drakor, idol, dan selebgram pasti menikmati narasi internal tokoh utamanya. Tapi juga cocok buat temanmu yang pengen nulis buku, karena akan belajar (dengan cara menyakitkan) soal etika, privilege, dan dunia penerbitan yang kejam. Selain itu, buat para budak media sosial, bakal bisa relate sama tokoh utamanya yang hampir gila karena kebanyakan twitteran. Efek samping: bisa bikin temanmu sadar kalau doi ternyata mirip karakter utamanya. Ya, pokoknya jangan ngemil bareng dia saat kamu lagi nulis skripsi atau laporan.
4. Progresnya Berapa Persen? - Soraya Nasution
Kado ideal untuk: fresh graduate, terutama teknik sipil, yang mengira dunia kerja itu kejam.
Kenapa cocok? Ya karena temanmu itu benar! Dunia kerja nyata itu keras dan penuh dengan deadline tanpa ampun. Kalau ada temanmu yang lain yang mengira lulus itu akhir dari penderitaan, kasih buku ini juga, karena penderitaan sesungguhnya baru dimulai. Cocok juga buat yang hobi baca office romance yang sangat tidak realistis sampai mengira kerja di dunia teknik itu isinya berbunga-bunga terus karena penuh cowok ganteng, dan bisa dinikahi bos muda tampan kaya raya. Oh tidak semudah itu. Mungkin banyak yang ganteng dan bosmu kaya raya, tapi apakah mereka semua naksir kamu?
5. Totto-chan - Tetsuko Kuroyanagi
Kado ideal untuk: teman yang ingin jadi guru, atau yang udah jadi guru tapi mulai kelelahan dan selalu disakiti kenyataan.
Kenapa cocok? Karena buku ini ngingetin kita kalau pendidikan bisa dilakukan dengan cara yang hangat, kreatif, dan menyenangkan. Pak Kobayashi adalah role model semua guru: kreatif, sabar, bijak, dan paham anak-anak. Kalau temanmu mulai merasa jadi guru itu cuma soal absensi dan silabus, kasih ini biar semangatnya balik lagi dan inget tujuan awal jadi guru itu apa. Kalau temanmu lagi sedih karena kenyataan jadi guru itu sangat melelahkan (bahkan menyakitkan), beri buku ini agar bisa terhibur dengan ulah Totto-chan dan teman-temannya. Efek samping: bisa bikin nangis terharu dan ingin memeluk seluruh murid, bahkan yang bandel.
6. AfterMath - Emily Barth Isler
Kado ideal untuk: korban guru matematika yang galak, atau orang yang merasa bahasa lisan itu overrated.
Kenapa cocok? Kalau dulu kamu pernah trauma karena nggak hafal perkalian 7×8 sampai digebuk penggaris sama your killer math teacher, buku ini bisa jadi buku yang mungkin healing tapi dengan sederet trigger warning, karena kamu bakal menemukan sosok matematika (dan guru matematika) yang asik. Ini kisah sedih tapi juga hangat, tentang kehilangan dan bagaimana matematika bisa bantu seseorang untuk memahami perasaan yang sulit dijelaskan pakai kata-kata biasa. Cocok buat yang merasa bahasa Indonesia terlalu sempit buat ngungkapin isi hati, karena ternyata konsep matematika bisa digunakan untuk mendeskripsikan hal-hal emosional.
7. Emily Wilde’s Encyclopaedia of Faeries - Heather Fawcett (trilogi)
Kado ideal untuk: temanmu yang paling rajin sekelas, korban contekan, dianggap gak gaul, dan merasa dirinya gak keren karena "mana ada tokoh utama kayak aku?"
Kenapa cocok? Karakter utama di sini seorang profesor Cambridge yang socially awkward alias ga suka manusia dan lebih memilih buku, suka penelitian, dan mungkin bakal disebut cupu oleh teman-teman sekelasmu yang gaul itu. Tapi dia tetep bisa jadi keren dan jadi tokoh utama dalam hidupnya sendiri, berpetualang, dan (sepertinya) jatuh cinta juga. Ini light academia yang beneran light, bukan yang isinya darah-darah dan drama plagiasi tesis. Cocok juga buat temanmu yang udah bosan sama karakter fae yang cakep tapi toxic. Yang ini lebih sehat, lebih adem, dan tetap berfaedah bagi dunia pendidikan.
8. A Study in Drowning - Ava Reid
Kado ideal untuk: teman yang terlalu ngefans sama idolanya sampai denial total.
Kenapa cocok? Kalau temanmu suka bela-belain tokoh favoritnya (idol, penulis, politisi, atau siapapun) walau sudah jelas problematic as hell, mungkin dia butuh buku ini. Di sini kita diajak mikir lagi tentang siapa yang kita idolakan, kenapa kita percaya sesuatu, dan gimana susahnya move on dari kenyataan pahit. Terus, cocok juga buat yang gampang percaya sama judul artikel click bait atau trending topic yang dibikin buzzer. Bacaan ini bisa jadi wake-up call, atau minimal bahan diskusi di grup chat. Dan serupa dengan Emily Wilde's series, buku ini juga bisa cocok buat temanmu yang lelah dengan karakter fae toksik yang diromantisasi, bedanya di sini beneran ditunjukkan aslinya gimana.
9. Legends & Lattes - Travis Baldree
Kado ideal untuk: teman yang punya mimpi buka kafe tapi takut gagal.
Kenapa cocok? Buku ini literally tentang orc pensiunan petarung yang memutuskan buka kedai kopi di sebuah kota yang penduduknya ga mengenal kopi. Gak ada drama besar, gak ada perang dunia, cuma ada latte, cinnamon roll, dan persahabatan yang hangat. Cocok buat temanmu yang lagi capek dengan hidup dan butuh cerita yang bisa dibaca sambil rebahan, tanpa bikin kepala pening, dan tiba-tiba bisa mencium bau roti yang lagi dioven dari dalam bukunya. Efek samping: bisa bikin lapar, dan order croissant jam 10 malam.
10. The Vanishing World - Sayaka Murata
Kado ideal untuk: temanmu yang marah-marah karena ditinggal idolnya nikah, yang terlibat perang fandom, atau masih kesal karena rebutan karakter fiksi dengan tetangganya.
Kenapa cocok? Buku ini awalnya menarik, bikin penasaran, tapi lama-lama jadi unsettling. Ceritanya tentang dunia di mana cinta itu nggak ada hubungannya dengan menikah, dan menikah nggak ada hubungannya sama hubungan seksual. Nggak ada kecemburuan, nggak ada rebutan, apalagi perselingkuhan. Semua orang hidup damai. Fandom adem, gak ada yang berantem gara-gara OTP atau teori ending anime. Bagi kalian yang marah dan kecewa karena ditinggal idol nikah, sebelum menulis that long thread why the spouse is toxic so that boycott is a must, read this book! You might either learn something from it or throw it out of your window.
11. 7 Tastes of Love - Toko Koyanagi
Kado buat: temanmu yang mengira makanan Jepang cuma ramen, sushi, dan onigiri.
Kenapa cocok? Buku ini akan memperluas wawasan kulinermu dan membuatmu lapar pada saat yang tidak tepat. Ceritanya tentang cewek cantik yang ternyata hidupnya gak se-aesthetic foto-foto di akun Instagram suaminya. Ada pernikahan toxic, age gap relationship, dan tekanan dari ekspektasi masyarakat. Tapi yang bikin spesial: banyak adegan masak dan makan yang super detail. Jadi, jangan dibaca pas puasa atau belum makan.
12. Twelfth Knight - Alexene Farol Follmuth
Kado buat: temanmu yang gamer, doyan cosplay, suka main DnD, tapi tiap nongkrong selalu ada aja cowok yang ngomong, "Kamu cewek, beneran ngerti game ini?"
Kenapa cocok? Tokoh utamanya udah capek banget sama omongan seksis dan misoginis (bahkan inappropriate) di dunia gaming, fandom dan hobi lainnya. Jadi kalau temanmu pernah istighfar 33x pasca diskusi game sama orang yang mikir "gamer sejati itu cowok" atau "cewek itu gak bisa bikin strategi", buku ini bisa banget jadi pelampiasan dan hiburan karena kemarahan temanmu itu sudah diwakilkan oleh kemarahan tokoh utamanya.
13. The Ogress and the Orphans - Kelly Barnhill
Kado buat: temanmu yang jadi pejabat, yang bercita-cita jadi pejabat, atau yang suka suudzon sama orang jelek.
Kenapa cocok? Buku ini punya pesan moral sekuat siraman rohani, tapi dibungkus dongeng yang terasa modern dan beda dari yang lainnya. Kalau kamu punya teman yang suka judge orang dari penampilan, buku ini bisa jadi reminder kalau orang jahat itu kadang justru yang kita puja-puja karena penampilannya yang mewah dan berkilauan. Dan bagi pejabat dan calon pejabat, buku ini semacam sinetron azab dalam bentuk dongeng yang menunjukkan azab pejabat yang korupsi dan suka menimbun uang rakyat.
14. Yeonnamdong’s Smiley Laundromat - Kim Jiyun
Kado buat: temanmu yang suka nyuci baju sambil nangis mikirin hidup.
Kenapa cocok? Buku ini kumpulan cerita pendek yang terhubung lewat sebuah laundry dan satu buku jurnal yang jadi tempat curhat bersama. Temanya deket banget sama kehidupan sehari-hari: kesepian, mantan toksik, masalah uang, dan karir. Cocok juga buat yang pengen buka usaha laundry tapi pengen yang ada konsep healingnya.
15. If I Loved You Less - Aamna Qureshi
Kado buat: temanmu yang mau baca Emma tapi mumet karena bahasanya ribet, atau temanmu yang hobi jadi mak comblang, atau yang nyari cowok yang sudah baca War and Peace.
Kenapa cocok? Retelling Emma versi Muslim Pakistani-American ini ringan, seru, dan penuh adegan partying and socializing at each other's house, dan drama mak comblang. Ada halal romance yang slow-burn, sedikit love triangle, dan cowok yang kalau kamu bilang, "Aku butuh rekomendasi buku klasik deh," dia langsung rekomedasiin kamu War and Peace. Langka, kan?
Itu dia 15 buku yang menurutku cocok banget dijadikan kado buat temanmu, buat keluargamu, atau buat dirimu sendiri yang kadang juga butuh dihadiahi sesuatu karena kenapa tidak, ya kan? Semuanya buku fiksi, tapi siapa tahu bisa bantu kamu memahami kenyataan (atau lari dari kenyataan) dengan cara yang menyenangkan, menyebalkan, atau menenangkan, tergantung siapa yang baca dan kenanya di bagian mana.
Kalau kamu merasa "duh, ini kok kayak temen aku banget," atau "aku jadi pengen baca juga deh," berarti misiku berhasil. Nanti pengennya ada batch kedua juga, karena list buku aneh tapi relatable-ku belum habis di sini. Sampai ketemu di daftar berikutnya yaa. Jangan lupa bungkus kadonya yang bagus, biar vibes-nya tetap niat walau isinya nyindir penerima kadonya.
0 Comments
don't use this comment form, use the embedded disqus comment section. No spam!
Note: only a member of this blog may post a comment.